Bali,Teraspapua.com – Direktur Lembaga Bantuan Hukum Garuda Muda Nusantara (LBH GARDANUSA), Dr. Jeffry Yuliyanto Waisapi, ST., SH., MM., M.Eng., MH., PhD resmi dikukuhkan sebagai Profesor atau guru besar bidang Hukum di Bodhisastra University Florida, USA (BOU) for Indonesia.
Pengukuhan dilakukan oleh CEO & Chancellor of BOU Bodhisastra University Florida, USA (BOU), Prof. Dr. Sak Prasendee didampingi Assoc. Prof. Dr. Nathawut W, Assoc. Prof. Dr. Om Huvanandana, bertempat di Kuta Paradiso Hotel, Bali, Rabu (7/2/2024).
Terbilang masih dalam usia muda (33) Tahun, datang dari keluarga broken home & Sederhana, dibesarkan oleh ibunya seorang Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, Prof Jeffry Yuliyanto Waisapi dianggap sebagai tokoh penting di Papua yang telah berprestasi dan mendedikasikan dirinya dalam bidang hukum, Politik maupun bisnis.
Selain Prof. Dr.Ir. Jeffry Yuliyanto Waisapi, ada juga 4 orang lain yang dikukuhkan, seperti Prof. Dr. Drs. Made Sudjana, SH., MM., MBA., CPL., CPM, Prof. Dr. H. Amir Junaidi, SH., MH, Prof. Dr. H. Saifullah, SH., MH dan Prof. Dr. Sukino, SH., MH., MED., CPL., CPM dari aceh sampai Papua.
Pada universitas yang sama di tahun 2023 mantan Rektor Universitas Cendrwasih Prof. Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST., MT dianugerahan sebagai Profesor Kehormatan.
Atas prestasi yang dicapai itu Prof. Dr.Ir. Jeffry Yuliyanto Waisapi menaikan syukur kepada Tuhan, atas pertolongan-Nya sehingga dirinya bisa mencapai predikat dalam bidang hukum melalui unversitas ternama di USA itu.
Prof jeffry juga menghaturkan banyak terima kasih kepada , Prof. Dr. Sak Prasendee (CEO & Chancellor of BOU) dan Assoc. Prof. Dr. Nathawut W, Assoc. Prof. Dr. Om Huvanandana serta terimakasi kepada Promotor Nya Rektor Bodhisastra University Florida, USA (for Indonesia) Prof. Dr. H. Supari Muslim., Drs., MPd dan Terlebih Juga kepada istri dan anak-anak, serta orang tua yang membesarkan Saya.
“Secara pribadi tentu saya dan keluarga meras senang, karena universitas yang memberikan penghargaan ini adalah salah satu Universitas ternama di Florida Amerika Serikat,” kata Jeffry kepada Teraspapua.com.
Jeffry menyebutkan, hampir semua tokoh di Indonesia yang dikukuhkan di Bodhisastra University Florida, USA ini, rata-rata menjabat sebagai Rektor dan orang-orang yang yang secara akademisi mempunyai kemampuan yang cukup mumpuni.
Jadi, salah satu dari lima orang itu yang dianggap mampu sadalah saya,”akui Prof Jeffry.
Sosok yang juga sebagai Direktur Kantor Hukum Perisai Keadilan ini juga mengkisahkan, tiga bulan lalu, ketika dirinya mengikuti persyaratan Profesor, namun tidak menyangka kalau nanti persyaratan yang dimasukkan diterima.
“Kita juga melewati proses step by step, mengikuti Fit and proper test bahkan ada beberapa penilaian yang cukup tinggi, serta harus mempunya penelitian ilmiah,” tuturnya.
Selain itu kata Prof Jeffry, dirinya juga telah menghasilkan karya-karya lewat tulisan, dan sudah menciptakan 3 sampai 4 buku, serta jurnal internasional.
Menurutnya, hal-hal tersebut ternyata membantu dalam proses Fit and proper test atau seleksi oleh guru besar Bodhisastra University Florida tersebut,”
Selanjutnya Ketua DPD Partai Garuda Papua ini dikabarkan di bulan November tahun 2023 dan dinyatakan lolos, kemudian dijadwalkan tahun 2024 bulan Februari untuk dikukuhkan menjadi guru besar di bidang hukum.
Sebut Jeffry, dirinya dikukuhkan bersama dengan empat guru besar lainnya dan hampir semua profesor yang dikukuhkan rata-rata adalah Rektor dan juga dosen senior di Indonesia.
“Nah, kebetulan dari segi usia saya sendiri usia paling muda 33 tahun dan kalau di Papua saya termasuk Profesor kedua yang di kukuhkan setelah Prof DR. Ir. Apolo Safanpo, ST, MT pada Universitas ini yang dikukuhkan pada tahun 2023.
Pria kelahiran 21 Juli 1990 ini juga menyebutkan, awalnya dirinya tidak berfikir sampai guru besar, karena menurut dia predikat ini tentu bagi mereka yang usia 40 sampai 50 tahun.
Disebutkan, biasanya proses penilaian untuk Profesor kehormatan itu tidak mudah, beberapa tahun lalu di beberapa universitas untuk pengukuhan Prof kehormatan ada beberapa Tokoh Bangsa Seperti : Ibu Megawati Soekarno Putri dari Universitas Pertahanan, Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H. yang diangkat oleh Unhas Makassar.
“Jadi, rata-rata itu orang menempuh jenjang Profesor ada dua jalur yaitu akademik dan professional,” imbuhnya.
Puji Tuhan sebut Prof jeffry, ternyata apa yang dikerjakan selama ini lewat lembaga bantuan hukum, Kantor hukum, Partai Politik dan Kegiatan Pelatihan Profesi yang saya buat secara keilmuan.
Baik bergabung di organisasi profesi, organisasi badan hukum, badan usaha dan juga penulisan buku dan karya ilmiah jurnal internasional yang sudah saya urus selama ini ternyata tidak sia-sia.
Lanjut Prof Jeffry, ketika dimasukan ke dalam penilaian guru besar oleh Bodhisastra University, sastra ternyata bisa memenuhi penilaian mereka dengan indeks penilaian yang mereka sudah keluarkan.
“Puji Tuhan lolos, dan bisa mengikuti dengan para para senior yang ada di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Tentu ditambahkan, anak tunggal dari keluarga yang sederhana, dibesarkan oleh ibunya, Prof Jeffry terus berjuang, tapi juga sebagai anak muda Papua yang mungkin dianggap remeh oleh orang-orang di pulau Jawa dirinya menunjukan bisa prestasi dan keberhasilan yang sangat baik.
Sehingga kalau kita menempuh pendidik untuk meraih predikat Doktor itu sudah Puji Tuhan, tapi bisa sampai Profesor, tentu ini tidak mudah.
“Biasanya kalau Profesor hanya untuk orang-orang yang mungkin mempunyai jabatan tinggi dan lain sebagainya. Terus kalau anak-anak muda kayak kita pasti dipandang sebelah mata,” tandasnya.
Ketua DPD Partai Garuda Papua Papua ini juga mengakui, dirinya tidak menyelesaikan hukum saja, tapi smentara menempuh pendidikan di Philippine Women’s University dan juga menyelesaikan Doktor ilmu hukum di Untag Surabaya.
“Bahkan tahun ini Prof Jeffry menargetkan wisuda di Philippine Women’s University untuk Doktor Administrasi Bisnis di Tahun 2024dan Tahun 2025 wisuda di Untag Surabaya untuk Doktor ilmu hukum,” tutup alumni SMA Gabungan Jayapura itu.
(Ricko/Har)