Jayapura, Teraspapua.com – Badan Pekerja (BP) Sinode GKI di Tanah Papua melalui departemen pengembangan sumber daya manusia dan kebudayaan menggelar rapat koordinasi (Rakor) pendidikan. Yang berlangsung di Hotel Horison padang bulan Jayapura 25 hingga 26 Juli 2024.
Rapat Koordinasi dibuka secara resmi yang ditandai dengan penabuhan tifa dan penyematan tanda prserta oleh Ketua Sinode GKI di tanah Papua, Pdt Andrikus Mofu, MTh.
Rapat koordinasi pendidikan ini di bawah sorotan teman “Kasih Kristus Menggerakkan Kemandirian Gereja Mewujudkan Keadilan Perdamaian Dan Kesejahteraan”.
Sementara subtema “rapat koordinasi pendidikan GKI di tanah Papua menjadi media untuk bersinergi bagi kemajuan pendidikan yang berkualitas”.
Pdt Andrikus Mofu dalam sambutan mengatakan, rapat koordinasi yang akan dilaksanakan pada hari ini dan besok, tentu merupakan rapat yang penting dan sangat strategis.
“Selama dua hari, kita bersama-sama bukan hanya menggumuli, tetapi kita memastikan bersama hal-hal yang penting dan bermanfaat bagi pengembangan pendidikan Gereja Kristen injili di tanah Papua,” kata Mofu.
Dalam reflekasi Firman Tuhan, kita diingatkan bahwa GKI di tanah Papua sejak awal pada masa zending, pekerjaan pekabaran injil dan pendidikan, ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan,” kata Mofu.
“Sejarah mencatat bagi kita betapa perhatian bagi pendidikan dan dari pendidikan itu, sumber-sumber daya manusia bukan hanya untuk gereja tetapi juga bagi negara dan bangsa,” terangnya.
Dikatakan, penting kita hayati bersama, dalam perjalanan yang kita lewati bersama, kita juga harus menggumuli bawa sektor pendidikan ini dan kita mencatat ada keberhasilan, tetapi juga ada permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan kita.
Pasti kita semua punya harapan, kiranya pendidikan harus serius kita perhatikan. Kalau kita bandingkan bukan dengan lembaga-lembaga pendidikan milik pemerintah, tetapi lembaga pendidikan swasta lainnya begitu maju, namun mengapa kita yang semula berada dalam sejarah ini tidak melihat secara signifikan perkembangan dan perubahan pendidikan kita.
“Hari ini begitu terjalin kompetitif, persaingan di berbagai sektor termasuk di dunia pendidikan, contoh nyata hari ini ada pilihan untuk pergi dan makan di warung yang sangat baik, bukan hanya sehat, tapi juga punya sajian makanan yang sangat baik,” tuturnya.
Untuk itu kata Mofu, kalau kita korelasikan dengan pendidikan, hari ini ada pilihan orang mau memilih anak-anak di sekolahan di tempat pendidikan yang baik dan bermutu.
“Kalau kita melihat cerminan hari ini ada fakta yang membuktikan, mungkin saja bagi lembag-lembaga pendidikan kita mungkin pada pilihan kedua, ketiga atau pilihan yang terakhir,” akuinya.
Berkaitan dengan itu saya mencatat ketika Badan Pekerja Sinode periode 2017 – 2022, kami mulai bekerja salah satu dari sekian agenda yang digumuli adalah pendidikan.
“Ketika kami mulai bekerja kami kemudian berpikir, mencoba, mencari bagaimana menangani pendidikan kita,” imbuhnya.
Pdt Andrikus Mofu juga menambahkan, dengan mempelajari hasil kajian pendidikan, maka di tahun 2024 ini kita harus menyatukan semua Yayasan Pendidikan di dalam Yayasan Pendidikan Kristen injili di tanah Papua. Hanya satu Yayasan saja.
Berkaitan dengan itu, maka rapat koordinasi ini, Mofu meminta kepada peserta Rakor untuk membangun persepsi dan menyatukan kemauan bersama untuk menindaklanjuti apa yang telah dihasilkan dalam kajian pendidikan yang telah diterima dan ditetapkan pada sidang sinode dan badan pekerja sinode.
Dikatakan, banyak hal akan dikerjakan ke depan tetapi target kita adalah, pada Rakor hari kedua nanti akan dibentuk Pokja yang akan bekerja dengan target 3 bulan untuk mengurus dua hal yaitu berkaitan dengan regulasi penyatuan yayasan dan segera mempersiapkan kelembagaan, struktur dari Yayasan gabungan GKI di tanah Papua.
“Untuk pengurus yayasan akan dilantik pada tanggal 25 Oktober 2024. Menurutnya alasan dipilih tanggal ini, karena pada tahun ini tepatnya tanggal 25 Oktober tahun 2024 kita akan memperingati 99 tahun nubuat dari Dominee Izaak Semuel Kijne di di Aitumeri.
Pada waktu itu di batu peradaban Kijne mengatakan “di atas batu ini kuletakan peradaban orang Papua” walaupun orang berpendidikan tinggi, berakal budi dan berma’rifat tidak mungkin membangun bangsa ini, bangsa ini akan bangkit dan membangun dirinya sendiri,” pungkas Pdt Andrikus Mofu.