Jelang Nataru Stok BBM dan LPG Dalam Kondisi Aman

Oplus_131072

Jayapura,Teraspapua.com – Stok BBM jelang Natal dan Tahun Baru (Naru) wilayah Papua Maluku aman, PT Pertamina Niaga Regional Papua Maluku,  siap melayani masyarakat.

Demikian pernyataan tersebut disampaikan oleh Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Sunardi saat press conference, di Jayapura Papua, Senin (23/12/2024).

banner 325x300banner 325x300

Dijelaskan Sunardi, stok BBM dan stok LPG saat ini dalam kondisi aman serta seluruh Infrastruktur telah disiagakan yang meliputi 21 Terminal BBM (termasuk 2 Terminal LPG), 70 SPBU Reguler, 391 SPBU Non Reguler, 202 Pertashop, 2 SPBE NPSO, 20 Agen LPO NPSO, 114 Agen Minyak Tanah dan 12 AFT.

“Selain itu, guna memastikan layanan terhadap masyarakat, Pertamina juga menyediakan layanan energi pendukung di jalur potensial meliputi jalur wisata, dan jalur lintas utama, berupa SPBU Siaga, Agen dan Outlet LPO NPSO slaga, Kiosk Pemeriksaan Kesehatan, Serambi MyPertamina di bandara (Sentani & Pattimura) serta layanan lainnya (Extra Drooping Mitan dan Pasar Murah Brightgas),” terangnya.

Ditambahkan Sunardi, wilayah Papua Maluku terdiri dari kepulauan dan daratan yang sebagian besar infrastruktur jalan antar kota belum bagus. Kondisi ini mengakibatkan arus mudik didominasi dengan menggunakan moda transportasi udara dan laut. Moda transportasi darat digunakan untuk mudik lokal di dalam cluster wilayah tertentu,

Adapun prediksi puncak arus mudik libur Natal terjadi pada 19-23 Desember 2024, sedangkan puncak arus libur Tahun Baru terjadi pada 30-31 Desember 2024. Prediksi puncak arus balik terjadi pada 03-05 Januari 2025,”

Sedangkan proyeksi kenaikan Demand Gasoline selama periode Satgas ini meningkat sekitar 6,2 persen vs normal dan Gasoil (transportasi darat) turun sekitar 11,9 persen vs normal. Sedangkan demand LPG meningkat 18,9 persen vs normal dan demand Mitan meningkat 1,5 persen vs normal serta demand Avtur meningkat sekitar 8,9 persen vs normal dan ada penambahan penerbangan, sedangkan demand sektor Industri menurun sekitar 5,4 persen vs Normal, pungkasnya.