Gereja Peduli Lingkungan: Penanaman Pohon Cemara Warnai HUT PGI ke-75

Jayapura, Teraspapua.com – Sebanyak 750 pohon cemara ditanam di sepanjang sisi kanan jalan menuju Pantai Holtekamp, Jayapura. Aksi ini menjadi bagian dari bakti sosial menjelang perayaan Hari Ulang Tahun ke-75 Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) yang diperingati pada 25 Mei mendatang.

Kegiatan ini melibatkan Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Papua, sejumlah Satuan Karya (Saka), Kwartir Ranting (Kwaran), serta berbagai denominasi gereja. Turut mendukung kegiatan ini adalah PGI, Sicakab, dan Socakab, PAM GKI Pniel Kota Raja, PAM GPI Elim Abepura.

Meski sempat diguyur hujan deras, semangat para peserta tak surut. Penanaman dilakukan di kawasan Teluk Yotefa yang menjadi salah satu paru-paru kota Jayapura.

Wakil Ketua Panitia HUT ke-75 PGI, Constant Karma, turut menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan berbagai pihak dalam kegiatan ini. Ia juga menyoroti pentingnya peran gereja tidak hanya dalam bidang spiritual, tetapi juga dalam pembangunan sosial-politik dan pelestarian lingkungan.

“Gereja-gereja harus menyadari bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari mandat Tuhan. Hutan bukan untuk dimusnahkan, tapi dikelola dengan bijak,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa di banyak kampung di Papua, gereja adalah simbol kehadiran Tuhan. Karena itu, gereja harus menjadi motor penggerak kesadaran lingkungan hingga ke pelosok.

Melalui kegiatan penanaman pohon ini, PGI ingin mengajak seluruh gereja dan umat untuk peduli terhadap krisis lingkungan yang nyata. Gereja memiliki peran penting dalam mengedukasi, membela hak masyarakat adat, dan melestarikan alam Papua sebagai anugerah Tuhan yang tak ternilai.

Mewakili PGI, Pdt. Ronald Tapilatu menyampaikan bahwa penanaman pohon menjadi bagian penting dari agenda HUT PGI karena krisis ekologi saat ini merupakan salah satu isu serius yang dihadapi gereja.

“Kita melihat bagaimana hutan-hutan di Papua, terutama bagian selatan, mulai dirusak oleh berbagai proyek besar, termasuk proyek strategis nasional,” ujarnya.

Ia juga menyinggung pentingnya perlindungan Taman Nasional Lorentz yang saat ini dilirik karena kandungan sumber daya alamnya.

“Penanaman pohon ini bukan hanya simbol, tetapi pengingat bahwa kita sedang menghadapi ancaman serius terhadap hutan dan ekosistem Papua,” tegasnya.

Tapilatu menyebut, berdasarkan hasil konferensi perubahan iklim internasional seperti COP-13 di Kopenhagen dan Bali Action Plan, Papua dan Aceh ditetapkan sebagai wilayah yang perlu diselamatkan demi menyelamatkan paru-paru dunia.

Koordinator Bakti Sosial, Pdt. Morets Belwawin, menyampaikan bahwa aksi ini tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi juga wujud nyata tanggung jawab gereja
terhadap kelestarian alam.

“Kegiatan ini sudah dimulai sejak 20 Mei kemarin. Kami bekerja sama dengan Dinas PUPR Kota Jayapura untuk menentukan lokasi yang tepat,” ujarnya.

“Jenis pohon yang ditanam adalah cemara pantai, sebanyak 750 pohon,” tambahnya.

Ia menegaskan bahwa selain penanaman pohon, kegiatan bakti sosial ini juga mencakup aksi donor darah.

“Kita berharap pohon-pohon ini akan tumbuh dan menjadi warisan hijau bagi anak cucu kita. Mari jaga Papua agar tetap hijau dan lestari,” pungkas Pdt. Belawawin.

(Har)