HUT R.A Kartini ke – 142, KDRT di Kota Jayapura Masih Tinggi, Pemicunya Miras

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Jayapura, Ny. Kristhina Luluporo Mano

Jayapura, Teraspapua.com – Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Jayapura menggelar resepsi peringatan Hari RA Kartini ke- 142 Tahun. Tema yang diusung ” Tetap Hebat di Masa Pandemi ”

Resepsi berlangsung di gedung Sian Soor kantor Wali Kota Jayapura sekaligus buka puasa bersama, Rabu ( 21/4/2021). Diawali dengan pembacaan sejarah singkat riwayat R.A Kartini.

Raden Ajeng Kartini melahirkan emansipasi wanita, yang artinya pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial, ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan maju

Kendati begitu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Jayapura, Ny. Kristhina Luluporo Mano mengakui kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT) di Kota Jayapura masih saja terjadi. Ini dipicu dari minuman keras ( Miras).

“Kebanyakan terindikasi karena suami pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. Istri mungkin saja tidak terima keadaan demikian, maka mengalami pemukulan atau siksaan,” kata Ny. Kristhina usai menghadiri resepsi peringatan hari R.A Kartini, Rabu ( 21/4/2021).

Lanjut Ny. Kristhina, menjadi seorang perempuan ataupun istri, tentunya berbagai cara bisa dilakukan untuk mengambil hati suami dalam keadaan mdipengaruhi mira. Dilayani dulu dengan baik,” imbuhnya.

Nantinya, saran Ny. Kristhina, kalau sudah sadar baru kita sampaikan , walaupun itu butuh waktu, disamping ada payung hukum untuk melindungi kaum perempuan (ibu – ibu) dari kekerasan.

Dikatakannya, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana kota Jayapura sudah ada kerjasama dengan pihak kepolisian.

“Jadi perempuan bisa melaporkan suaminya ke Polisi atas tindakan kekerasan dalam rumah tangga,” dorongnya.

Tapi menurutnya, itu tergantung keberanian perempuan, kalau suami dilaporkan ke Polisi, tapi kembali pikir panjang bagaimana dengan anak dan keluarga.

Tapi, jika dia berani untuk kebenaran ditegakkan, tapi juga harus diakui sebagai insan manusia yang juga butuh penghargaan, ada juga perempuan yang berani untuk melakukannya .

Oleh sebab itu, Ny. Kristhina menghimbau kepada para perempuan, ketika mengalami ketidakadilan atau kekerasan dalam rumah tangga, mari beritahu kepada instansi terkait yang bisa membantu mengatasi masalah KDRT.

Di Kota Jayapura lanjutnya , kekerasan masih cukup tinggi, sembari menghimbau kepada kaum laki-laki bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki.

“Kalau kami yang orang Kristen. Seperti kata Firman Tuhan, perempuan adalah penolong perempuan diciptakan dari tulang rusuk adalah penolong, berarti perempuan itu wajib dilindungi dan disayangi,” tuturnya.

Kalau kita menyadari hal itu, tentu saja seorang laki-laki tidak akan bisa bertindak semena-mena dan tidak akan melakukan kekerasan terhadap istri dan anak,” imbuhnya.

Tapi sebaliknya, ada perempuan juga yang melakukan tindak kekerasan pada suaminya, ini juga kita harus perhatikan, oleh sebab itu di dalam rumah tangga perlu keseimbangan.

“Saling membagi tugas satu dengan yang lain. Kita punya 8 fungsi keluarga kalau dilakukan di dalam keluarga saya percaya, kekerasan dalam rumah tangga itu tidak akan terjadi,” ujarnya.

Yang terutama lanjutnya, kalau kita takut Tuhan. Tidak mungkin melakukan KDRT, sekalipun dipicu minuman keras yang saat ini dijual sana-sini.

Saya pikir minuman keras, sudah banyak regulasi yang dibuat oleh pemerintah. Kalau minuman itu tidak dibeli, miras itu tidak bakal datang ke rumah sendiri.

“Sekarang yang kita mau adalah perubahan di dalam diri baik laki-laki maupun perempuan,” cetus anggota DPR Papua dari fraksi PDI Perjuangan itu.

Pasalnya, yang mengkonsumsi minuman keras ini juga bukan hanya laki-laki tapi perempuan juga. Jadi semua kembali kepada iman dan taqwa kita masing-masing, takut Tuhan kita tidak mungkin melakukan hal-hal yang tidak baik.

Dari 8 fungsi keluarga, salah satu adalah takwa kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dengan takut Tuhan tentu semua hal-hal yang bersifat negatif kita akan meminimalisir,” tukasnya.

(arc)