Mukri Hamadi Serahkan 4 Unit Oven Kepada Kelompok Penjual Ikan Asar

Ketua komisi A DPRD Kota Jayapura, Mukri M. Hamadi, S.IP saat menyerahkan oven asar ikan didampingi Kepala Distrik Japsel dan Lurah Hamadi

Jayapura, Teraspapua.com – Ketua komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Jayapura, Mukri M. Hamadi, S.IP meninjau pelatihan proses pembuatan ikan asar dan penyerahan empat unit oven kepada penjual ikan asar Kelurahan Hamadi, Jumat ( 3/12).

Pelatihan ikan asar menggunakan oven ini dilakukan langsung oleh Drs. I Made Mulya Asih di jalan raya Sentani, Kelurahan Waena, Distrik Heram.

Mukri M. Hamadi mengatakan, pembangunan ekonomi kerakyatan adalah cara negara untuk membangun ketahanan perekonomian.

“Jadi, di semua sektor harus turun sampai level masyarakat dan harus mempunyai kemampuan perekonomian yang baik, terhitung dari tingkat pendapatan,” terang Mukri kepada media ini usai penyerahan oven kepada mama-mama di Kelurahan Hamadi.

Untuk itu, pemerintah kota tahun di 2021 sudah mengusulkan kepada DPR untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya pemberdayaan ekonomi di tingkat Kelurahan.

Di Kelurahan Hamadi telah menyerahkan empat unit alat asar ikan (oven) bagi kelompok mama – mama Papua yang berjualan ikan asar.

“Memang selama ini masih konvensional, tapi proses pengasapan sudah dilakukan lebih moderen dengan menggunakan oven,” kata Mukri.

Menurut kader PDI Perjuangan Kota ini, cara itu lebih baik, mutu ikan asar terjamin, tahan lama. Jadi akui Mukri, langka yang dilakukan oleh Kepala Kelurahan Hamadi sudah dibahas dan tadi kita cek dan hadir untuk menyerahkan bantuan.

“Stimulan – stimulan seperti itulah yang dilakukan oleh pemerintah daerah di tahun – tahun berikut. Sehingga apa yang dikerjakan masyarakat kita terus diberikan dorongan,” harapnya.

Dia menambahkan, penjualan ikan asar cukup primadona di kota Jayapura. Ketersediaan bahan baku, ikan cakalang dan ekor kuning cukup banyak. Tapi pengelolaan belum maksimal baik tahap satu maupun pengelola lebih lanjut. Mau abon ikan, bakso ikan belum sampai ke situ.

Politisi PDI Perjuangan kota Jayapura ini juga telah menyampaikan kepada kelompok pengelola ikan asar, bahwa bantuan ini adalah dorongan.

Bukan berarti setiap tahun kita bantu, sekarang dibantu satu kalian kelola dengan baik dijaga sistem pendapatan, mana yang dikonsumsi, yang disimpan untuk perawatan dan mana yang dipakai untuk pengadaan alat lagi.

“Harga satu oven berkisar Rp15 juta, jadi kalau mereka menyimpan pendapatan dengan baik maka bisa juga membeli alat yang baru,” ujarnya.

Kendati seperti itu, Mukri mendorong agar harus ada pendampingan bahkanan staf Kelurahan juga mulai diasah ke ara-ara itu.

Lebih jauh disebutkan, kita bukan penyedia bahan bakunya tetapi kita mengelola bahan baku dari seluruh Papua.

Jadi kita sudah harus berpikir ke arah situ, harus membangun home industry tapi tidak bisa tanpa ada kebijakan yang berpihak dari pemerintah, dinas – dinas terkait maupun Kelurahan dan Distrik,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala Kelurahan Hamadi, Raymond Kareth, SSTP menambahkan, penjual dan produksi ikan asar di Kelurahan Hamadi sangat banyak. Sehingga untuk proses ini kita harus mencari dari tradisional ke modern.

Ketua komisi A DPRD Kota Jayapura, Mukri M. Hamadi, S.IP saat menyaksikan proses asar ikan dalam oven

“Hari ini kami memberikan empat unit oven untuk mama Papua di Kelurahan Hamadi yang berjualan di pasar Cigombong. Tahun ini kita anggarkan untuk 4 unit dan di tahun 2022 kami menganggarkan enam,” ujar Raymond.

Raymond juga meminta kepada para penerima untuk bisa menjaga alat ini dengan baik dan harus mengembangkan diri, sehingga pemerintah berharap mama-mama ini bisa berkembang dan kedepan bisa lebih Mandiri.

Ditempat yang sama, I Made Mulya Asih juga mengemukakan, proses pembuatan oven ini beda dengan yang lain.

“Kita buat teknologi khusus yaitu teori terbalik, kepala dibawah ekor di atas dengan tekanan dua derajat dengan waktu dua jam air dan darah ikan keluar,” tuturnya.

Menurut dia, dari sisi aroma, keamanan rasanya akan lebih unggul jika dibandingkan dengan pengelolaan secara tradisional,” tandasnya.

(Rck)