Temu Raya Majelis Jemaat Wilayah D Klasis GKI Port Numbay Untuk Menyamakan Seluruh Peraturan Gereja

BPS Wilayah I, Pdt. Frans Mambrasar, S, Th, MM

Jayapura, Teraspapua.com – Ratusan majelis Jemaat, baik Penatua dan Syamas secara khusus di Wilayah “D” Kalsis GKI Port Numbay mengikuti Temu Raya Majelis Jemaat yang berlangsung di Jemaat GKI Pniel Kotaraja, Jumat (9/6/2023.

Pembukaan diawali dengan ibadah singkat, dimana barisan Majelis Jemaat wilayah D ini disuguhkan dengan Firman Tuhan yang di paparkan oleh Ketua Majelis Jemaat Pniel Kotaraja, Pdt. Fince Rumere, S, TH, MM.

Temu Raya ini berlangsung di bawah sorotan tema “Kasih Kristus yang Menggerakkan Kemandirian Gereja, Keadilan, Perdamaian dan Kesejahteraan”.

Ketua tim kerja Penatua (Pnt) Kristhina, R I Luluporo Mano,S, IP, M. AP kepada sejumlah wartawan mengemukakan hari ini kegiatan Temu Raya Majelis Jemaat yang melibatkan peserta dari 10 jemaat, namun yang mengikuti ada 8 Jemaat.

Dari 8 Jemaat itu peserta berjumlah 589 orang Majelis, tapi hari ini yang mengikuti sebanyak 420 orang.

“Materi Temu Raya akan disampaikan dari Sinode GKI di Tanah Papua, yang akan mensosialisasikan keputusan Sidang Sinode XVIII Waropen kepada bapak ibu majelis,” kata Pnt Kristhina.

Karena sambung Kristhina, ada aturan-aturan yang harus dilaksanakan tetapi juga ada yang dikurangi, bahkan ada yang ditambahkan. misalnya seperti liturgi-liturgi ditambah jumlahnya untuk 5 sampai 10 tahun ke depan.

Sebagai ketua tim, Kristhina berharap kepada teman-teman majelis untuk mengikutinya dengan baik, agar jika ada hal-hal yang kita belum mengerti dapat ditanyakan langsung kepada  Sinode.

Sehingga dalam pelaksanaan baik itu Liturgi maupun aturan dan tata Gereja GKI di Tanah Papua ini dapat kita lakukan dengan sebaik-baiknya di Jemaat kita masing-masing,” imbuhnya.

“Semua Jemaat GKI di tanah Papua, misalnya mempunyai aturan yang sama baik di dalam gereja, tetapi juga liturgi-liturgi ibadah yang diikuti dan dilakukan oleh seluruh Jemaat GKI di Tanah Papua,”tandasnya.

Sementara, BPS Wilayah I, Pdt. Frans Mambrasar, S, Th, MM mengajak seluruh peserta untuk bersyukur buat Tuhan agar Temu Raya ini berjalan dengan baik.

“Hal yang mendasar adalah kita mau menyamakan seluruh peraturan-peraturan gereja, baik tata gereja dan 9 peraturan amandemen tata gereja yang kemudian diputuskan dan ditetapkan pada Sidang Sinode XVIII di Waropen, dan ke depan penjabaran akan turun kepada Penatua dan Syamas,” ujar Mambrasar.

Mereka (Penatua dan Syamas ) adalah pemimpin di jemaat yang merupakan basis untuk memperkuat Klasis dan Sinode,”lanjut Mambrasar.

Oleh karena itu ujar Mambrasar, Penatua dan Syamas dapat memahami seluruh aturan, sehingga melangkah tidak salah.

Ketua tim kerja Penatu (Pnt) Kristhina, R I Luluporo Mano,S, IP, M. AP

“Kita juga berharap Penatua dan Syamas bisa menterjemahkan aturan ini ke seluruh warga jemaat GKI. Tetapi juga mereka mampu menyampaikan peraturan-peraturan gereja yang dasarnya adalah diambil dari Alkitab,”tandasnya.

Atau juga bisa mereka menterjemahkan maksud GKI ke pemerintah, adat tapi juga ke masyarakat umum TNI dan Polri dalam kaitan dengan seirama dalam melayani,” tambah Mambrasar.

Jadi pada dasarnya peraturan it kita semua bisa kerja bersama, seraya berharap Penatua dan Syamas, merasa bahwa mereka ini hamba Tuhan, yang dipanggil, dipilih, ditetapkan maka selaku hamba Tuhan harus bersama membangun kesehatian dan pikiran yang sama.

“Bahwa saya ini dipanggil oleh Tuhan untuk melayani Tuhan dan melayani GKI, tapi juga mereka membangun hubungan persaudaraan diantara sesama para pelayan,” jelasnya.

Lanjut harap Mambrasar, dampak dari Temu Raya ini Penatua dan Syamas temu kasih bersama, temu kenal bersama sebagai hamba Tuhan.

Pdt Frans Mambrasar juga menyebutkan, beberapa hal yang perlu diusulkan oleh para Penatua dan Syamas sebagai hamba Tuhan itu adalah usulan gereja yang kemudian akan kami pertimbangkan dan diskusikan.

Sehingga dalam perjalanan tata gereja dan aturan kita kalau ada yang perlu di perlengkapi pengkalimatan dengan yang lain sampai pada sidang sinode XIX di Wondama ada sedikit ketegasan tambahan,” pungkasnya.

(har)