Jayapura, Teraspapua.com – Pencari kerja (Pencaker) sesuai data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Jayapura Januari hinggah Juni 2023 agak sediki menurun, jika dibandingkan dengan dua, tiga tahun lalu sangat banyak.
“Data Pencaker ini turun, karena penambahan 3 Provinsi Daerah Otonom Baru (DOB), Tahun 2022, sebanyak 11 ribu Pencaker, tapi untuk tahun 2023 sampai dengan bulan Mei-Juni baru mencapai 5.530 Pencaker,” terang Kadisnaker, Djoni Naa, kepada Teraspapua.com di ruang kerjannya, Senin (26/6/2023).
Menurutnya, tahun lalu banyak Pencaker berbondong-bondong ke Dinas Tenaga Kerja untuk mengurus kartu kuning, sehingga staf Disnaker pulang kantor sampai sore karena melayani mereka.
“Ada juga CPNS Provinsi yang mengurus kartu kuning, tapi untuk kota Jayapura belum, jika tahun ini ada pengangkatan maka tentu sudah ada pengurangan Pencaker,” imbuhnya.
Djoni merincikan, data pengangguran Tahun 2022 sebanyak 10 ribu lebih. Khusus tahun 2023 sampai bulan Mei baru 5000 lebih.
Dia mengaku yakin angka pengangguran di kota Jayapura pasti akan berkurang, karena penambahan 3 DOB. Kemudian banyak binaan-binaan yang dilakukan oleh OPD-OPD teknis.
“Seperti Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung, Perindagkop terkait dengan UMKM, kemudian Dinas Pariwisata yang melakukan pembinaan kepada pelaku ekonomi kreatif,” paparnya.
Hal ini tentu merupakan tugas kita bersama, karena untuk menurunkan angka pengangguran di kota Jayapura tidak hanya tugas Disnaker, tapi semua stakeholder termasuk swasta baik, nasional maupun daerah, perusahaan-perusahaan daerah,” tambah dia.
Dikatakan, dalam program pembangunan lima tahun ke depan, kota Jayapura akan dijadikan sebagai Kota dagang dan jasa, sehingga semua kegiatan yang dilakukan oleh OPD teknis bermuara kepada perdagangan.
“Berbicara perdagangan tentu semua orang berorientasi pada pasar, dan mereka tidak lagi berpikir untuk menjadi pegawai negeri sipil,” tandasnya.
Untuk itu diharapkan, semua OPD untuk bergandengan tangan membuat pelatihan, tapi tujuan yaitu mengurangi pengangguran.
Lebih lanjut dikatakan, jika OPD teknis membuat suatu pelatihan, jangan berpikir untuk mengejar program saja. Tapi bagaimana tanggung jawab kita untuk membina, membimbing, mendampingi sampai mereka sukses dan mandiri.
“Artinya apa yang dijual hari ini, dapat uang langsung selesai. Tapi bagaimana usahanya berkelanjutan dan akan menjadi pekerjaan rutin sehari-hari yang tentu mendatangkan penghasilan secara pribadi maupun keluarga agar bisa Sejahtera,” ujarnya lagi.
Bagi yang sudah ada usaha-usaha sampingan, UMKM harus bertahan dengan pekerjaan itu, karena lapangan kerja saat ini sangat terbatas.
“Banyak pengangguran, penduduk semakin bertambah, lulusan lulusan SMA, SMK dan juga perguruan tinggi semakin bertambah, sehingga jika kita tidak berorientasi pada pekerjaan yang lain, hanya mengharapkan pekerjaan-pekerjaan formal saja maka tentu tidak bisa dan pengangguran masih bertambah,” pungkasnya.
(Har)