Jayapura,Teraspapua.com – Kelompok Cipayung Papua,HMI,PMKRI,GMKI,GMNI dan PMMI ,begitu juga M1R dan masyarakat Key melakukan aksi demonstrasi di Dinas Kesehatan Provinsi Papua.
Aksi demonstrasi dipicu,karena 5 rumah sakit di kota Jayapura,RSUD Jayapura ,Provita,Marthin Indey,Bhayangkara dan RS Abepura yang menolak korban laka lantas Hanafi Retoob di depan Bank Indonesia hingga meninggal dunia pada Selasa 22/06/2020.
Untuk itu mereka meminta penjelasan resmi dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua atas kasus itu.
Para pendemo sebelumnya telah menduduki kantor DPRD Kota Jayapura,dan diterimah langsung oleh pimpinan dan Anggota Dewan,serta ketua dan anggota Pansus Covid-19 DPRD setempat.
Setelah selesai melakukan orasi di depan pimpinan dan anggota DPRD Kota Jayapura,maka para pendemo,pimpinan dan anggota Dewan melakukan longmars ke Dinas Kesehatan Provinsi Papua.Untuk melanjutkan asksi di sana.
Dalam orasinya Hariyanto Rumagia, Ketua HMI Cabang Jayapura meminta kepada Dinas Kesehatan Provinsi Papua untuk memberikan penjelasan kepada publik atas kebijakan terhadap rumah sakit yang sudah menolak pasien laka lantas atau non covid -19,
” Satu saudara kita sudah meninggal dunia ,bukan soal dia dari Maluku, pendatang ,muslim ,Kristen tapi yang menjadi soal adalah nilai kemanusiaan telah diinjak-injak.” tegasnya.
Untuk itu kembali ditegaskan pihaknya meminta penjelasan dan klarifikasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua terhadap persoalan ini.
Dia mengatakan Rumah Sakit yang menolak almarhum Hanafi Retoob hingga meninggal dunia Padahal laka lantas yang terjadi tidak jauh dari rumah sakit Provita.
“Kami minta Dinas Kesehatan Provinsi Papua harus menindaklanjuti kasus ini, bahkan mereka memberikan deadline waktu 3 hari untuk dinas kesehatan mengumpulkan seluruh direktur rumah sakit untuk memberikan pertanggungjawaban” pintanya.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Kota Jayapura,Joni Y.Betaubun,SH,MH yang juga mantan senior GMKI Jayapura juga dalam orasinya meminta kepada Dinas Kesehatan Provinsi Papua untuk menyiapkan salah satu rumah sakit yang dikhususkan kepada pasien non Covid.
Hal ini dikatakan Joni Betaubun ,karena DPRD kota Jayapura dan Pansus covid -19 DPRD kota telah melakukan audensi dengan DPR Papua pekan kemarin.Untuk meminta harus ada satu RS untuk menangani pasien non Covid-19.
“ Inilah dinamika dari adik-adik kita terkait dengan nyawa yang tidak bisa dibeli, sehingga harus ada tindak lanjut dari pihak Dinkes dari apa yang mereka sampaikan”ujar mantan aktivis BEM UNCEN tahun 2005-2007 itu.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua .Roby Kayame,SKM,.M,Kes menyampaikan permohonan maaf atas kelalaian dan kekhilafan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit.
Menurut Kayame tindakan pihak RS tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat kota Jayapura atas kepuasan pelayanan kepada masyarakat kota maupun Provinsi Papua.
“Apa yang disampaikan oleh adik-adik akan menjadi masukan untuk Dinas Kesehatan selaku pengambil kebijakan dan hal ini akan dilaporkan kepada Gubernur dan sekda Provinsi Papua”ujarnya.
Selaku penanggung jawab bidang kesehatan provinsi Papua, Kadinkes janji akan mengecek dan mengontrol bagaimana tingkat pelayanan yang dijalankan oleh rumah sakit.
Menurut Ricky Kayame hal ini merupakan masukan yang cukup berharga bagi Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan ini merupakan kontrol masyarakat terhadap kami”imbuhnya.
Menurut Kayame,hal ini juga tentu untuk memperbaiki pembangunan kesehatan agar lebih baik ke depan, agar tidak akan terjadi korban -korban berikut.
“ Saya akan melakukan pengecekan dan memberikan teguran kepada staf saya di bawah” janjinya,
Roby Kayame berharap semua masyarakat terus menyampaikan tentang ketidakpuasan secara tertulis maupun tidak tertulis, agar kami melakukan tindakan ke depan yang lebih baik untuk kebaikan kesehatan penduduk di tanah Papua dan kota Jayapura “tandasnya.
Sementara Kader Efruan,keluarga korban dalam keterangan persnya menyebutkan mulai terjadinya lakalantas almarhum di bawa dengan mobil pick up ke rumah sakit provita.Pihak RS menolak korban tanpa ada alasan.Padahal menurut dia Provita sangat dekat dengan kejadian tersebut.
Provita menolak merekapun melanjutkan perjalanan untuk membawa korban ke rumah sakit umum daerah Jayapura dok II ,tapi diarahkan ke rumah sakit Marthen Indey.
Begitu juga tidak ada pertolongan pertama kepada korban sebaliknya korban diarahkan ke rumah sakit Bhayangkara, kemudian juga dilanjutkan ke RSUD Abepura juga tidak mendapat pertolongan apa-apa dari pihak rumah sakit itu.
Sehingga almarhum Hanafi Retoob diarahkan kembali ke rumah sakit Dian Harapan ,namun nyawa tidak tertolong.
“ Setelah dua jam kemudian saya mendapat telepon bahwa ponakan saya sudah meninggal dunia”kesalnya. (Ricko).