Teraspapua.com – Jemaat GKI I.S Kijne Sborhoinyi, menggelar Rapat Evaluasi Program Kerja Ke XIX, Sabtu (5/12/2020). Rapat evaluasi ini di bawah sorotan tema ” Datanglah Kerajaan-Mu “
Mengawali rangkaian itu, di laksanakan ibadah singkat yang di pimpin oleh Pdt. Absalon Takayeitou,S.Th, M.Th.
Ketua Klasis GKI Port Numbay, Pdt. Hein Carlos Mano, STh, Msi hadir sekaligus membuka rapat evaluasi.
“Sidang-sidang Jemaat di tahun 2020 ini berubah menjadi rapat evaluasi, pasalnya kita berada dalam era new normal, sesuai dengan surat edaran Menteri Agama Nomor 15 tahun 2020,” ungkap Pdt. Hein Carlos Mano mengawali sambutannya.
Kendati demikian, mantan Pdt Jemaat GKI I.S Kijne Sborhoinyi berharap, semua jemaat di lingkup Klasis Port Numbay tidak perlu takut dengan situasi pandemi Covid- 19, lalu pelayanan berhenti.
Menurut Hein Carlos Mano, jumlah orang dalam pertemuan ataupun ibadah juga dibatasi, bahkan lamanya pertemuan hanya 4 jam. Dan kami harus menyesuaikan dengan situasi itu.
“Ada beberapa Jemaat menunda rapat evaluasi, karena sekretaris majelis jemaat dirawat di RS Provita, ada bendahara juga yang dirawat di RS Dian Harapan karena terpapar Covid- 19,” terangnya.
Bahkan kata lain Carlos mano ada dua macam tidak bisa melaksanakan ibadah termasuk salah satu jemaat besar karena majelis Jemaat nya meninggal dunia dan sekretaris Camat nya positif covid 19.
Untuk itu ditegaska, pelayanan yang berhasil bukan karena ada orang pintar atau yang banyak mengetahui aturan. Tapi pelayanan yang berhasil adalah kita dapat beradaptasi dengan situasi, harus kontekstual sesuai dengan situasi.
“Covid- 19 tidak boleh menyurutkan semangat kita untuk melayani, hal yang penting adalah melakukan protokol kesehatan, jaga jarak, sering cuci tangan pakai sabun dan pakai masker,” pesannya.
Kembali ditegaskan, jika Covid- 19 masih tetap ada maka kita harus menghadapinya dengan protokol kesehatan yang sudah diatur oleh pemerintah.
Pdt. Hein Carlos Mano juga mengungkapkan, harapan Klasis kedepan, pelayanan yang diwujudkan dalam Jemaat harus sesuai dengan konteks, situasi pandemi Covid 19.
“Kalau memang kita tidak bisa berkumpul dalam jumlah banyak di gereja, maka bisa membagi dalam ibadah yang lebih kecil, di rumah warga Jemaat atau di tempat tertentu,” imbuhnya.
Sementara lanjut Ketua Klasis, kelompok rentan seperti lansia dan anak muda, maka pelayanan juga kita harus menyentuh mereka. Entah pelayanan itu dilakukan via daring, telepon sehingga mereka tidak terabaikan dalam jemaat ini.
Ditempat yang sama Ketua Majelis jemaat I.S.Kijne Jhon.Y.Betaubun.SH.MH melaporkan, ada program yang dilakukan di tahun 2020, tapi juga ada yang tidak bisa dilakukan, berhubung dengan merebaknya pandemi Covid- 19 di kota Jayapura.
Untuk itu diharapkan dalam rapat evaluasi ini, Ketua Klasis GKI Port Numbay dapat memberikan arahan dalam pelaksanaan tugas pelayanan ke depan.
“Sesungguhnya di tahun 2020 kegiatan yang banyak kami lakukan adalah Diakonia. Yang merupakan partisipasi Jemaat, tapi Tuhan juga menolong orang-orang yang meringankan tangan untuk memberikan secara cuma-cuma sehingga kita tidak mengeluarkan kas jemaat untuk belanja diakonia.
Atas nama majelis Jemaat, John mengharapkan, bawah dalam evaluasi ini kita melihat mana yang menjadi urgensi pelayanan program pada tahun 2021.
“Kita semua tetap setia untuk mengikuti pelayanan dalam Jemaat,bekerjalah bertanggung jawab untuk tugas dan pelayanan,” ucapnya.
Menurut pria yang menjabat Wakil Ketua I DPRD Kota Jayapura itu, agenda Jemaat yang paling besar di tahun depan adalah pembangunan gedung gereja baru. Sembari bersyukur karena sebagian besar warga Jemaat sudah mengambil bagian dalam pembangunan ini.
Ditambahkan, dengan kondisi Covid- 19 maka kami tidak melaksanakan ibadah wick dan unsur. Tapi hari minggu semua ibadahnya berlangsung dengan baik, bahkan ibadah kunci bulan juga,” tukasnya.
(Ricko)