Biak,Teraspapua.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Biak numfor turut serta dalam kegiatan rapat dengar pendapat tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam rangka masa reses IV di Kabupaten Biak numfor yang digelar oleh Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua, di Kampung Anggaduber Distrik Oridek Biak, Senin (17/12/2019).
Kegiatan ini mengusung thema besar “Penyelamatan Manusia dan Tanah Papua”, dihadiri oleh masyarakat setempat, Kepala desa setempat, perwakilan polres Biak numfor, Kepala Distrik Oridek serta Anggota MRP Provinsi Papua Pokja Perempuan.
Plt Kepala Dinas DP3AKB Biak numfor, Laurens Patipeilohy mengatakan bahwa MRP khususnya Pokja perempuan merupakan Mitra yang tidak bisa lepas dengan DP3AKB, untuk itu keterlibatan DP3AKB dalam kegiatan ini yakni bagaimana bisa memberdayakan perempuan Papua khususnya di Biak numfor dan kegiatan yang sama sebelumnya telah dilakukan di Distrik Biak utara.
“Tema dari MRP ini yaitu penyelamatan manusia di tanah Papua oleh sebab itu materi yang diberikan berhubungan dengan menyelamatkan orang Papua serta meningkatkan kesejahteraan mereka itu sendiri,” Tuturnya.
Laurens menjelaskan bahwa dengan adanya rapat dengar pendapat ini, masyarakat bisa menyampaikan masalah yang telah terjadi kepada narasumber seperti terjadi kematian karena miras kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap anak dan lain sebagainya, kemudian bersama sama mencari solusi untuk memutus mata rantai masalah masalah ini.
“Untuk Menindaklanjuti kegiatan ini, kedepan, kami bersama stakeholder terikat akan membuat tim untuk turun langsung sampai ke kampung-kampung terpencil sekalipun untuk berupaya memutus maa rantai permasalahan-pemasalahan seperti itu,” Ujarnya.
Menurutnya, semua permasalahan yang terjadi di masyarakat Papua ini menjadi tanggung jawab bersama, baik perintah, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta TNI /Polri yang ada untuk bersama bergandeng tangan mengatasi segala permasalahan permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Sementara itu Anggota MRP Pokja Perempuan, Yuliana Wambrau menjelaskan teman besar kegiatan ini yaitu penyelamatan manusia dan tanah papua dan rapat dengar pendapat dengan 237 suku di 7 wilayah adat ini bisa terjadi dari hasil dengar pendapat dengan semua Dewan Adat masyarakat adat melalui kepala suku.
“Tema ini lahir karena kepedulian, tema ini tema Sentral, tidak hanya pada kekerasan secara umum tetapi kekerasan pada bidang pendidikan, ekonomi maupun kesehatan bagi seluruh orang asli Papu” Katanya.
Yuliana menambahkan, tulang punggung orang papua untuk bertahan ada di Gereja, untuk itu ia berharap tokoh agama maupun jemaat harus kuat dan bekerjasama dalam mendidik dan berupaya menyelamatkan keberadaan orang papua dan tanah Papua.
“Kedepan kita akan buat tim untuk bekerja sampai ke pelosok pelosok kabupaten Biak nunfor untuk memberantas segala kekerasan yang ada di amsyarakat, saya harap kerja sama seluruh masyarakat bersama tokoh agama maupun tokoh masyarakat untuk kita sama-sama berupaya menyelamakan masyarakat dan tanah papua,” Pungkasnya.
(Hend-DK).
