Buka Festival BTM,Minta Kampung Nelayan Jangan Dijadikan Tempat Mengkonsumsi Minol

Wali Kota Jayapura,Benhur Tomi Mano saat membuka Festival kampung nelayan, ditandai dengan pemukulan tifa (foto Harley)

Jayapura,Teraspapua.com – Pemerintah kota Jayapura melalui Dinas Pariwisata melaksanakan Festival kampung nelayan,dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) kota Jayapura ke – 110 dan Injil masuk di tanah Tabi.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Jayapura,Benhur Tomi Mano,Sabtu (22/2/2020),yang turut dihadiri ketua Komisi A DPRD Kota Jayapura,Mukri.M.Hamadi dan Ketua Komisi B,Giovano Pattipawae,Wakil Wali Kota Jayapura,Rustan Saru ,sejumlah pimpinan OPD dan ribuan masyarakat setempat.

Wali kota dalam sambutan meminta masyarakat tidak boleh mengotori kawasan Kampung Nelayan. Tempat ini harus tetap bersih dan tidak boleh mengkonsumsi Minuman beralkohol ( Minol ).

“ Saya minta kampung nelayan ini tetap bersih dan jangan dijadikan sebagai tempat mengkonsumsi minuman beralkohol”tegasnya

Festival Kampung Nelayan yang dilaksanakan hari ini ,untuk kita bersama-sama bisa menjaga tempat ini dengan baik agar tetap bersih dan indah “katanya.

“ Tempat-tempat wisata yang kita tata bersama masyarakat adat seperti pantai base’G dan Hamadi ,pantai holtekamp, Tanjung ciberi dan juga pantai Abe serta daerah perbatasan RI dan PNG. Kemudian kampung Nelayan “urai Benhur.

Wali kota juga mengaku akan bekerjasama dengan Kapolresta Jayapura kota ,Danramil dan Kapolsek Jayapura Selatan untuk melakukan patroli ,agar tempat wisata ini menjadi aman dan nyaman saat masyarakat berolahraga dan berwisata .

Pasalnya, tempat-tempat wisata yang ada di kota Jayapura,turut mendongkrat pendapatan asli daerah (PAD).

“ Saya bersama dinas Pariwisata rencana akan mendekati masyarakat adat,untuk mebicarakan supaya masyarakat sekali masuk sekali bayar dan tidak ada lagi pungutan susulan di kawasan –  kawasan wisata “janji BTM.

Lanjut Benhur,nantinya akan diatur secara baik berapa  untuk  PAD kota ,berapa untuk pemilik adat.Tentu akan dibicarakan dengan pemilik hak ulayat.

Benhur juga menambahkan,Pemerintah kota maupun pemerintah provinsi Papua terus membantu pembuatan pembuatan MCK,bahkan air bersih dari PDAM  ke pantai Hamadi.

Kepada seluruh masyarakat ,mari kita jaga kota ini aman damai dan terus kita tingkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama “pinta Benhur.

“ Sebagai ibu kota Provinsi Papua kota Jayapura merupakan wajahnya Papua bagi Indonesia” singkatnya.

Di tempat yang sama Kepala Dinas Pariwisata,Mathias B,Mano,Mengatakan Festival Kampung nelayan kita laksanakan selama 2 hari dari tanggal 22 sampai tanggal 23 Februari.

“ Ini merupakan upaya yang dilakukan untuk menghidupkan kembali area kampung nelayan ini. Pasalnya selama ini tempat ini hanya terlihat biasa-biasa saja karena hanya digunakan untuk masyarakat  berswafoto”ungkap Bentar.

Namun pemerintah kota melalui Dinas Pariwisata mempunyai ide untuk membuat sesuatu yang agak berbeda, tentu dengan mengundang masyarakat untuk hadir dengan jualan kuliner mereka.

Selain itu ada juga grup-grup musik yang ikut memeriahkan acara ini begitu juga lomba dance yang membuat suasana menjadi hidup dari pada biasanya .

Pihaknya mengharapkan agar masyarakat tidak hanya datang untuk berfoto saja tetapi juga mereka bisa membeli sesuatu untuk dibawa pulang.

 “ Kita tidak hanya melakukan event saja, tapi ada edukasi kepada masyarakat, untuk tetap menjaga kebersihan dan keindahan teluk ini dengan tidak membuang sampah ke laut “pungkas Bentar.

Dari pantauan media ini,sepanjang kampung nelayan dipadati masyarakat ,bahkan sajian kuliner-kuliner ,penjualan souvenir-souvenir dan aksesoris Port Numba serta stand kopi mewarnai momen ini.

Wali kota Jayapura pada kesempatan tersebut didampingi ketua komisi A dan B DPRD ,Wakil Wali Kota Jayapura ,Kepala Dinas Pariwisata dan para pimpinan OPD melakukan peninjauan ke stan pameran,bahkan berselvi bersama masyarakat.

(Arch).