Jayapura, Teraspapua.com – Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano mengajak seluruh masyarakat kota Jayapura untuk sama – sama menjaga alam di wilayah itu.
“Mari kita sama-sama berpartisipasi menjaga alam dimana kita tinggal,” kata Wali Kota disela sela aksi penanaman pohon dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dipusatkan di hutan Frembi, Sabtu (5/6/2021).
Hari ini kita menanam. Tapi sebelum – sebelumnya juga kita sudah lakukan hal yang sama di sini, akan tetapi ada oknum – oknum yang tidak menjaga tapi sebaliknya membakar hutan ini.
Tomi Mano berharap, seluruh masyarakat untuk bersahabat dan mencintai alam. Pasalnya kita hidup dan makan, minun air dari hasil tanah ini.
Untuk itu jika pemerintah yang turun tangan saja tidak bakalan bisa, sehingga perlu campur tangan TNI dan Polri.
“Seperti yang terjadi di hutan pasir 6. Kayu – kayu besar telah di terbang habis oleh oknum masyarakat yang tidak ingin memelihara hutan ini,” akuinya.
Untuk itu, nanti akan ada rapat koordinasi terkait dengan TNI dan Polri, karena ditakutkan musibah terjadi di wilayah ini.
“Kita harus cepat untuk menangani penebangan – peneangan liar di pasir 6. Pohon-pohon yang ada di wilayah itu sudah hampir habis,” pungkasnya.
Ditempat yang sama Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Jece Mano juga mengatakan, hutan frembi merupakan salah satu kawasan yang telah ditetapkan sebagai hutan kota sesuai peraturan daerah (Perda) Kota Jayapura nomor 1 tahun 2014 tentang perencanaan tata ruang. Yang fungsinya memelihara ekosistem lingkungan.
“Dalam rencana strategi kami ada program ruang terbuka hijau yang setiap tahun ada kegiatan pemeliharaan dan penanaman. Kami berharap hari ini tidak saja tanam tapi akan juga dipelihara dan diawasi,” ujarnya.
Dengan harapan, setelah bibit pohon ini ditanam dan dipelihara maka kawasan ini akan menjadi hutan yang rindam,” tukas Jece Mano.
Sementara Ketua Lembaga Independen WRI, Marta Karafir mengaku telah bekerjasama dengan Universitas Ottow Geisler dan Universitas Cendrawasih. Dalam bentuk of city for fores yang pendirinya kurang lebih 60 Kota besar yang ada di Dunia.
” Jadi untuk Indonesia yang bergabung yaitu Jakarta, Kota Jayapura dan Semarang,” ungkapnya.
Menurut peneliti WRI Indonesia ini, Kota Jayapura dipilih karena masuk dalam kategori koalisi city for forest yang telah memiliki tiga kategori hutan.
Yang jauh Cycklop, kemudian dekat adalah teluk Youtefa dan hutan kota frembi,” Marta.
“Jadi kami bekerjasama dengan universitas Otto Geisler. Setelah penanaman ini kami tetap merawat dan mendata,” pungkasnya.
(Let)