Jayapura, Teraspapua.com – Hanya berselang sehari, kasus Covid-19 di Kota Jayapura bertambah 61 orang pada Selasa 20 Juli 2021.
Berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Kota Jayapura, kasus Covid-19 kini telah menyentuh angka 1.033 kasus dari sebelumnya 972 kasus.
Angka sembuh dari 9. 278 menjadi 9.292 atau bertambah 14 orang yang sembuh dalam sehari. Sementara angka kematian bertambah menjadi 203 orang.
PPKM berbasis mikro ditingkat kelurahan untuk pengendalian penyebaran coronavirus disease 2019 di Kota Jayapura juga sudah berlaku. Walau begitu namun angka kasus Covid di kota Jayapura terus naik.
Ketua Pansus DPRD Kota Jayapura, Yuli Rahman mengatakan, kalau PPKM sudah diterapkan tapi kasus terus naik. Pansus dewan meminta kepada Satgas Covid Kota Jayapura untuk melakukan penyekatan di tiap-tiap Kelurahan.
“Jadi, jika ada indikasi masyarakat terpapar Covid di di salah satu RT, maka PPKM Kelurahan harus jalan. Jam 8 malam aktivitas masyarakat sudah selesai maka portal ditutup sehingga tidak ada masyarakat yang keluar masuk,” kata Yuli Rahman usai memimpin rapat bersama PKL dan TIK Papua, Rabu ( 21/7/2021)
Namun dipertanyakan, Posko PPKM di Kelurahan Jalan ataukah tidak. Karena tugas mereka untuk bisa memberikan sosialisasi terkait dengan aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Atau juga memberikan pengawasan kepada pasien Covid yang isolasi mandiri di rumah masing-masing.
“Sebagai ketua Pansus DPRD kota Jayapura. Saya meminta pengawasan yang ketat dari Satgas Covid terhadap PPKM mikro di Kelurahan dan Distrik,” tegasnya.
Pak Wali Kota sebagai ketua Satgas harus memberikan ultimatum kepada kelurahan – kelurahan agar PPKM mikro di Kelurahan harus jalan.
Tepat jam 8 malam, aktivitas masyarakat berakhir, Wali Kota harus memberikan ultimatum agar portal di setiap Kelurahan harus ditutup.
“Karena ketika kita melalaikan semua instruksi Wali Kota atau aturan lain, maka di saat itu tingkat kesadaran masyarakat sudah tidak ada sehingga kita tekankan semua portal di Kelurahan harus. Pak Wali Kota harus tegas terhadap hal ini,” ujarnya.
Sementara untuk Mal, Pasar, pusat – pusat perbelanjaan, tokoh dan swalayan, perkantoran melakukan jam aktivitas tidak seperti kita tapi diberikan kelonggaran artinya dibuka 100%.
Tapi, semuanya bisa ditutup jangan sampai larut malam, karena untuk mengantisipasi berkerumunnya banyak orang.
Bahkan saya melihat, banyaknya pasar – pasar pusat perbelanjaan yang tidak menyediakan hand sanitizer atau tempat cuci tangan.
Ada tempat tapi tidak ada air dan sabun. Ini memperlihatkan bahwa tingkat kesadaran terhadap fasilitas tersebut sudah mulai berkurang.
Tapi yang terutama ditekankan politisi berparas cantik Golkar Kota Jayapura ini, yang utama adalah menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun dan menjauhi kermunan,” pungkas Yuli Rahman.
(Let)