Jayapura, Teraspapua.com – Pemilihan Putra Putri Pariwisata Kota Jayapura, Tan dan Monj Port Numbay 2022 ini sebagai wadah untuk menampung anak muda yang mau merubah dirinya menjadi pemuda dan Pemudi yang berani berbicara dan tampil di depan semua orang, dan bisa harus menjadi seorang pemimpin, inilah wadah yang kita siapkan.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Jayapura, Matias Benoni Mano, S, Par, M, KP mengatakan, pada malam granf final,Sabtu ( 26/2) di Hotel Horison Ultima Entrop hari ini, kita sudah mendapatkan para juara-juara terbaik dari yang terbaik. 20 kontestan selama penjurian dan penilaian pada malam grand fina ini, semuanya dari juri-juri hebat Nasional yang kita datangkan seperti putra Indonesia 2019, dan Putri Indonesia Pariwisata 2018, kemudian juga pendiri Yayasan Putra Putri Indonesia.
“Mereka memberikan penilaian yang objektif kepada masing-masing kontestan, dan murni tidak ada campur tangan dari pemerintah kota maupun dinas, tapi para juri menilai langsung apa yang mereka lihat malam ini,” terang Matias usai acara grand final.
Inilah hasil yang sudah kita dapatkan, tapi bukan merupakan akhir dari segala-galanya, bagi mereka yang belum mendapatkan juara, tapi ini adalah merupakan awal baru adalah salah satu jalan yang kami sediakan bagaimana mereka bisa mencapai masa depan yang jauh lebih baik,” kata Matias.
Menurut Matias, Proses pemilihan Putra dan Putri Pariwisata ini kami menemui banyak kendala dan kesulitan, terutama putra dan putri di kota Jayapura yang mau berpartisipasi ini dilihat dari angka pendaftaran yang kita lihat sangat minim rata-rata di atas 100 tapi menurutnya itu sangat sedikit.
“Karena, dari 100 pendaftar tentu kami seleksi dan kami melihat dari postur tubuh seperti, tinggi badan, berat yang proporsional, berkas- berkas administrasi lalu masuk proses selanjutnya adalah tes tertulis dan wawancara,” jelasnya.
Ketika itu dilakukan lanjut Matias, banyak dari mereka yang gugur karena secara proporsional tubuh memiliki tinggi badan dan berat yang bagus namun tidak bisa menjawab pertanyaan tertulis dengan baik ketika di wawancara juga tidak bisa berbicara dengan baik dan maka secara otomatis sudah gugur.
DIkatakan Matias, Selama 10 tahun ini, banyak yang memberikan masukan dan kritikan kepada kita, kenapa Putra dan Putrinya ada yang pendek, gemuk bahkan tidak sesuai dengan harapan dan ekspektasi masyarakat.
Tapi, kita harus memenuhi 20 kuota atau 10 pasangan Putra dan Putri yang ada. Dan pada akhirnya kita pilih mereka-mereka yang proposional punya pemikiran dan visi yang bagus kedepan
Selanjutnya, hasil yang ada kita akan kirim ke tingkat Provinsi maupun Nasional, bahkan ke Internasional. Dikatakannya, selama beberapa tahun terakhir ini mulai dari 2012 tentunya, dan yang terakhir dari 2000, 2017 hingga 2021 ada beberapa diantara mereka yang sudah lolos ke tingkat Nasional.
“Ada yang masuk menjadi putri ekowisata bahkan sampai ada yang menjadi finalis Putri Indonesia, ini merupakan satu kebanggaan, sehingga bapa Wali Kota minta agar kualitas dari acara ini kita terus tingkatkan maka di tahun ke-10 ini kita memakai juri nasional,” jelasnya.
Selama ini kita hanya memanfaatkan juri lokal hingga ke-9 tapi yang ke-10 ini kita memakai3 juri Nasional, bahkan nilai hadiah kita tingkatkan, sponsor juga kita perbanyak ini untuk menarik minat anak mudah.
Untuk itu pada kesempatan tersebut kapal dinas mengajak anak-anak muda untuk meninggalkan hal-hal yang negatif seperti pergaulan bebas, narkoba, minuman keras dan seks bebas. Ini menjadi wadah yang baik bagi anak muda,” tutup Matias.
(har)