Jayapura, Teraspapua.com – Kota Jayapura, Provinsi Papua ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan Konsultasi Nasional (Konas) Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) pada bulan Agustus mendatang.
Bahkan panitia penyelenggara melibatkan para Senior GMKI Jayapura, dimana Benyamin Arisoi, SE, M, Si dipercayakan sebagai ketua umum panitia, dibantu oleh ketua harian Jhon Y. Betaubun SH, MH, dan Sekertaris Christian Sohilat.
Benyamin Arisoi dan seluruh panitia sudah mulai bekerja, dengan berbagai agenda, seperti melakukan audiens dengan para pemangku kepentingan seperti Wali Kota Jayapura, Kapolda Papua, Ketua DPR Papua, Gubernur Papua, Sekda Papua dan Pangdam XVII/Cendrwasih.
Benyamin Arisoi dalam keterangan Pers di salah satu café di Kota Jayapura mengungkapkan, agenda nasional Konas GMKI akan berlangsung di Papua, dan kota Jayapura ditetpakan sebagai tuan rumah.
“Konsultasi Nasional GMKI akan dilaksanakan di kota Jayapura dari tanggal 23 hingga 27 Agustus 2022 dan panitia telah terbentuk,” ujar Benyamin Arisoi usai melakukan audiens dengan Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM.
Peserta yang akan hadir adalah pengurus-pengurus dari 110 cabang di seluruh Indonesia dan 3 calon cabang yang diperkirakan sekitar 600 sampai 700 orang peserta.
Benyamin Arisoi mengakui, panitia telah terbentuk dan sedang bekerja untuk mepersiapkan program kegiatan yang salah satunya yaitu melakukan audensi dengan para pejabat terkait.
“Hari ini kami melakukan pertemuan dengan Wali Kota Jayapura, untuk melaporkan akan ada kegiatan Konsultasi Nasional GMKI di kota Jayapura pada bulan Agustus 2022,” terang Arisoi.
Menurunya, Wali Kota sangat merespon, mendukung penuh kegiatan Konas GMKI tersebut. “Panitia harus bekerja secara sungguh-sungguh, melaksanakan tugas-tugas mempersiapkan pelaksanaan Konas dengan baik,” pesan Tomi Mano dikutip Arisoi.
Menurut Legislator Papua tersebut, Papua ditunjuk sebagai tuan rumah karena sudah punya pengalaman sebagai tuan rumah PON, sehinggah diberikan kesempatan untuk kegiatan Nasional, yaitu Konas.
Jadi, melalui kegiatan seperti ini kita bisa tunjukkan, bahwa di Papua khususnya kota Jayapura dan kabupaten-kabupaten lain daerahnya aman.
Karena itu menurut Arisoi, kita memanfaatkan momentum Konsultasi Nasional ini untuk memperkenalkan daerah ini aman.
Panitia juga diharapkan, kegiatan-kegiatan positif seperti ini harus dilakukan, karena merupakan kegiatan nasional sehingga pemuda-pemuda dan mahasiswa-mahasiswa Kristen mengambil bagian dalam kegiatan ini.
Menurut ketua Komisi III DPR Papua itu, Wali Kota memberikan dukungan kepada panitia, dan akan mentiapkan akomodasi dan trasportasi.
GOR Waringin akan dijadikan sebagai sekretariat untuk panitia bekerja, sebagai tempat untuk mempersiapkan konsultasi nasional.
“Kegiatan ini juga untuk menjaga kesatuan, persatuan dan kebersamaan, mengingat akan hadir seluruh mahasiswa Kristen, cabang GMKI dari seluruh Indonesia akan hadir,” jelasnya.
Karena itu, diharapkan momentum ini digunakan untuk memperkenalkan seluruh potensi yang ada di Kabupaten dan Kota Jayapura kepada seluruh mahasiswa Kristen sehingga mereka punya persepsi bahwa kota dan kabupaten Jayapura dan sekitarnya adalah daerah aman.
Ada saran Wali Kota yang cukup baik yaitu, seluruh peserta yang datang kalau boleh mereka mengambil satuan akan pohon dan saat pelaksanaan Konas ada penanaman pohon. Untuk mendukung kelestarian lingkungan.
“Papua ini adalah bagian dari NKRI, sehingga kita wajib menjaga kebersamaan menjaga persatuan dan kesatuan sehingga seluruh orang yang datang dari luar, mereka kita yakinkan bahwa Papua adalah bagian dari integral Indonesia yang tidak terpisahkan,” ujarnya.
Dikatakannya, kegiatan konsultasi nasional, untuk melakukan studi-studi terhadap isu-isu, persoalan-persoalan bangsa yang sedang berkembang di lokal, regional maupun secara nasional.
Untuk diharapkan, anak-anak muda ini melihat, mengetahui dan memberikan pikiran-pikiran terhadap fenomena-fenomena, isu-isu yang muncul dan menjadi masalah yang digumuli oleh rakyat.
“Kita di Papua, misalnya persoalan HAM yang terjadi ini juga harus dibicarakan dan mencari jalan keluar. Semua orang harus berpikir agar masalah HAM di Papua tidak terjadi lagi,” jelas Arisoi.
Sementara lanjut Benyamin Arisoi, terkait dengan lingkungan hidup terjadi pemanfaatan hutan yang tidak bertanggung jawab.
Kemudian, isu pro dan kontra tentang daerah otonom baru (DOB), semuanya harus dibicarakan dan apa manfaat bagi rakyat kita, apa dampaknya, itu yang harus dibicarakan.
“Secara nasional, saya kira ada banyak hal yang menjadi pergumulan juga perlu dibicarakan selain terkait HAM, kondisi nasional yang belum terlalu stabil dengan kehidupan berbangsa dan bernegara,” tandasnya.
Jadi yang digumuli oleh Konas ini untuk menjadi rekomendasi yang akan disampaikan kepada pemerintah dalam hal ini Presiden untuk menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.
“Kita harapkan, yang bisa hadir sebagai pembicara adalah para Menteri, para pimpinan lembaga tinggi negara, DPR maupun MPR,” tutup Legislator Papua itu.
(Har)