Tinjau Pameran Kerajinan di Bali Art Center, Kristhina Mano Akui Kreativitas Dekranasda Bali

Denpasar, Teraspapua.com – Ketua TP PKK Kota Jayapura, Kristhina R. Luluporo Mano bersama rombongan studi tour melakukan kunjungan ke Bali Art Center Denpasar atau taman budaya Bali untuk melihat pameran kerajinan binaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Denpasar dan fashion warisan kain tradisonal tenun endek oleh pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM), setempat, Kamis (12/5/2022).

Pantauan Teraspapua.com rombongan meninjau fashion atau mode busana sambil melihat hasil kerajinan tenun endek yang merupakan warisan budaya leluhur Bali dengan berbagai motif.

Kristhina R. Luluporo Mano yang juga ketua Dekranasda kota Jayapura di sela-sela meninjau fashion tersebut mengungkapkan, Dekranasda provinsi Bali memfasilitasi para IKM untuk memameran hasil kerajinan warisan leluhur kain tradisonal tenun mereka.

“Tadi setelah kita sudah lihat, dimana selama satu tahun ada event yang tidak putus, sehingga ekonomi para pengrajin ini bisa tetap terjaga walaupun ditengah-temgah pandemi covid,” ujarnya.

Kristhina mengakui, Pemerintah ataupun Dekranasda provinsi Bali bahkan kota Denpasar begitu kreatif dengan menghadirkan seluruh IKM dari Kabupaten dan Kota datang untuk pameran.

Sebenarnya kita berharap di kota Jayapura atau di Provinsi Papua juga bisa memfasilitasi IKM seperti di Denpasar, sehingga mama – mama kita yang biasa membuat noken dan menjajakan di pinggiran jalan semuanya bisa ditampung.

“Jadi, semua terkumpul di satu tempat dan ketika orang mencari bagaimana atau di mana mendapatkan noken dan hasil kerajinan lainnya dari Papua bisa didapat di situ,” ujarnya.

Kita berharap ke depan untuk Dekranasda, baik kota mapun provinsi Papua harus ada tempat atau galeri yang sudah paten. “Jadi ketika pengunjung datang di kota Jayapura atau di Papua untuk mencari noken, souvenir khas Papua mereka bisa langsung diarahkan ke sana,” sambungnya.

Dan tentu mama – mama kita atau saudara – saudara kita yang punya usaha – usaha juga tidak memikirkan lagi bagaimana untuk menjualnya, tetapi Dekranasda bisa menampung dan menjualkannya.

Kita berharap, di kota Jayapura sendiri sebelum Bapak Wali Kota, Benhur Tomi Mano mengakhiri jabatan, dinas Perindagkop sudah membuatkan galeri khusus untuk Dekranasda kota.

Seraya berharap galeri itu nanti dimanfaatkan dengan baik dan harus mengambil kerajinan – kerajinan dari mama-mama orang asli Papua yang ada.

“Sehingga, mereka terbantukan dari sisi ekonomi karena selama ini semua kerajinan, seperti noken dan souvenir yang lain kita bisa buat,” jelasnya.

Tetapi kita tidak bisa memasarkan, dan ketika memasarkan kita selalu kalah dalam bersaing dengan teman-teman kita yang lain.

Menurutnya, Dekranasda kota dan Disperindagkop, kita sudah membuat galeri di Entrop yang akan diresmikan oleh bapak Wali Kota, seraya berharap galeri itu bisa menampung hasil kerajinan mama-mama OAP,” tandasnya.

Sementara sekretaris Dekranasda Provinsi Bali, Ana Agung Nuramani mengatakan, pihakya memfasilitasi antara pengrajin dengan konsumen, pasalnya di masa pandemi ini semua ekonomi terhenti.

“Jadi, kami membuka pameran tetap selama satu tahun dan setiap bulan selama satu minggu dihentikan untuk maintenance dan penataan hasil yang baru sebagian besar tetap dipamerkan, hanya satu dua yang diganti,” kata Ana Agung.

Disamping itu, kata Ana Agung, pameran yang cukup panjang ini kami juga ingin mengetahui apa masalah mereka, kami cari solusi dimana masalah dari sumber daya manusianya atau hasil kerajinannya.

Dikatakan, gedung yang berada dilahan seluas 5 hektar milik pemerintah provinsi Bali ini, dulunya ini sebagai salah satu pemasukan pendapatan asli daerah. Karena merupakan bangunan yang ditujukan sebagai tempat pelestarian budaya serta pengembangan pusat kesenian Bali.

Namun sejak Gubernur Wayan Koster merubah peraturan dan diberikan untuk IKM. Bahkan mereka berpameran secara gratis tidak dikenakan biaya, semua interior kami siapkan.

‘Jadi, mereka hanya membawa hasil kerajinan mereka untuk dipamerkan. Berapapun omset yang didapat semuanya untuk mereka,” ungkapnya.

Lanjut dikatakan Ana Agung, selama masa pandemi, masyarakat tidak bisa berbelanja dan setiap ada tamu negara maupun tamu VVIP yang berbelanja maka omset kami setiap bulan rata-rata Rp2 miliar.

Di samping Gubernur menggerakkan semua aparatur sipil negara untuk rutin mengunjungi tempat pameran ini dan diharapkan bisa membantu IKM.

Disamping itu, Gubernur mengeluarkan surat edaran setiap hari Selasa menggunakan baju asli tenun Bali, bahkan Peraturan Gubernur setiap hari Kamis menggunakan pakaian Bali. Sehingga kita wujudkan dan banyak ASN yang datang untuk berbelanja.

Dia juga menambahkan, semua yang ada di lokasi pameran ini melibatkan 70 IKM. Jadi yang kami ajak adalah industrinya langsung dan bukan UMKM.

“Jadi, kami membuat pameran untuk mengajak para pengrajin dari sembilan Kabupaten dan satu kota yang ada di provinsi Bali.,” jelasnya.

Kami kurasi setiap bulannya, sehingga kami mendaptkan IKM – IKM yang sudah terkurasi dan barang punya kwalitas premium dengan harga yang fantastis, bukan mahal tapi bukan juga murahan,” pungkasnya.

(tp-01)