Merauke, Teraspapua.com – Gedung Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Program khusus Merauke mulai dibangun di Jalan Biak, Kelurahan Bambu Pemali, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Sabtu (17/12/2022).
Ditandai peletakan batu pertama pembangunan sekolah oleh Pj Gubernur Papua Selatan yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Papua Selatan, Aloysius Jopeng, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Merauke, Jufri Thamrin, Wakil Ketua MUI Papua,l Umar Bauw, PMD Merauke Benny Malik, ahli waris pewakaf tanah, donatur, orangtua siswa dan lain-lain.
Pj Gubernur Papua Selatan diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Selatan, Aloysius Jopeng dalam sambutannya mengatakan, pembangunan gedung SD Muhammadiyah Program Khusus Merauke menjadi tanggungjawab semua baik pemerintah, masyarakat dan orangtua siswa.
“Inisiatif yang luarbiasa dari Yayasan Muhammadiyah yang sudah berkiprah ke seluruh penjuru termasuk Papua. Terima kasih yayasan Muhammadiyah ikut berpartisipasj membina kader-kader anak bangsa Papua,” tuturnya.
Aloysius Jopeng mengakui, Muhammadiyah terus terlibat dalam pembangunan bangsa Indonesia di Papua lewat bidang pendidikan.
“Saya berbahagia hari ini bisa hadir didampingi teman-teman guru yang luarbiasa. Saya yakin gagasan program Muhammadiyah punya nilai yang lebih mengenai pendidikan karakter,” lugas Kadisdikbud Provinsi Papua Selatan.
Aloysius Jopeng mengajak orangtua berperan aktif turut mendidik putera-puterinya dalam keluarga karena waktu disekolah hanya terbatas.
Bahkan, pendidikan karakter anak harus dimulai saat masih berada dalam kandungan ibu. Sentuhan seorang ayah juga sangat penting.
“Keluarga memegang peranan pentung karena waktu anak dirumah lebuh banyak dibanding beberapa jam disekolah. Sederhana tapi dampaknya luarbiasa saat kita mendidik anak betul-betul berilmu dan berakhlak mulia,” tandas Alysius Jopeng.
Sementara ketua panitia pembangunan SD Muhammadiyah Program Khusus Merauke, Iwan Nauli kepada wartawan menjelaskan, pembangunan gedung sekolah 2 lantai untuk 14 ruang kelas permanen membutuhkan dana senilai Rp 15 milyar.
“Targetnya mudah-mudahan 2 tahun sudah selesai karena membutuhkan anggaran yang besar untuk RAB bangunan permanen. Namun kita sudah mencanangkan pembangunan tahap pertama 3 ruang kelas gazebo dari kayu senilai Rp 278 juta untuk tahun ajaran baru ini sudah jadi,” rincinya.
Pria berdarah Jawa kelahiran Merauke 1987 ini mengungkapkan, keunggulan SD Muhammadiyah Program Khusus Merauke yakni memberikan pembelajaran umum tingkat SD namun tidak menekankan setiap siswa menguasai dibidang tertentu. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan dibidang pelajaran tertentu terus digenjot dan apabila memiliki kelemahan dibidang lain tidak dipaksakan.
“Misak, siswa yang senang bermain bisa menuadi atlet. Siswa yang senang main game bisa menjadi pemenang olimpiade robotik tingkat nasional. Jadi, siswa tidak mengarah ke satu juara saja tapi semua juara sesuai dengan bakatnya,” ucap Iwan Nauli.
Dikatakan, tahun ajaran lalu SD Muhammadiyah Program Khusus sempat sempat menolak siswa karena ruang kelas di Masjid Al-Hikmah Bampel terbatas.
Dari kuota 30 siswa yang disediakan sekolah, justru membludak hingga 60 pendaftar sehingga kini Muhammadiyah Merauke mendorong segera memiliki ruang kelas yang memadai.
“Antusias murid yang masuk sangat tinggi setelah muncul kualitas siswa yang ada kelas 2-4 SD Muhammadiyah Porgram Khusus Merauke cukup bagus,” imbuh Ketua Komite SD Muhammadiyah Program Khsuus Merauke.
Iwan Nauli mengucap syukur karena dalam peletakan batu pertama sekolah sudah tergalang dana sebesar Rp 110 juta diantaranya Rp 8 juta tunai dan Rp 102 juta non tunai dari para donatur yang hadir.
“Harapannya menjadi sekolah favorit, berkualitas dan unggulan. Satu-satunya program khusus tingoat SD di Merauke. Mudah-mudahan diberikan kelancaran. Dari keluarga ahli waris pewakaf menyampaikan, apabila bangunan ini sudah selesai dan masih kekurangan lahan maka akan memberikan sampai ke Jalan Raya Mandala,” pungkasnya.
Dikesempatan yang sama, Kepala SD Muhammadiyah Program Khusus Merauke, Abdul Rasyid dalam laporannya mengatakan, total jumlah murid SD Muhammadiyah Program Khusus Merauke sekarang sebanyak 122 siswa.
“Sekolah ini sudah berjalan tahun keempat. Minimal harus dibangun 3 ruang kelas baru. Harapan besar kami pihak sekolah kepada Pemda dan masyarakat untuk membantu menyelesaikan pembangunan ini demi anak bangsa Bumi Anim Ha, Papua Selatan,” ujarnya.
Kehadiran SD Muhammadiyah Program Khusus Merauke, sambung pria berdarah Sulawesi ini, memunculkan kreatifitas anak, berfikir kritis, komunikasi, berkolaborasi dan mandiri yang didukung sebanyak 6 guru.
Adapun tanah wakaf dari keluarga Ladamay yang diletakkan batu pertama pembangunan sekolah tersebut senilai Rp 5 milyar.
Sementara itu, Harianto mewakili ahli waris pewakaf tanah SD Muhammadiyah Program Khusus Merauke saat dikonfirmasi Teraspapua.com menyampaikan niatan mulya pewakaf.
“Ini tanah keluarga, kakak beradik atas nama 1 orang yaitu Ode Muhammad Man Arfa Ladamay. Adik-kakak semua sepakat tanahnya diwakafkan. Semata-mata untuk ibadah karena Allah,” ungkap ipar pewakaf tanah, Hariyanto didampingi anak pertama pewakaf. (Hidayatillah)