Ketua Sinode GPM Resmi Gereja Hitaupu, Ini Kado Natal Bagi Jemaat GPM Porto

Saparua, Teraspapua.com – Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Pendeta (Pdt) Elifas Tomix Maspaitella, M.Si meresmikan gedung gereja GPM Hitaupu Porto, Kecamatan Saparua, Maluku Tengah, Provisi Maluku,Minggu (24/12/2023).

Ibadah minggu pagi sebagai rangkaian prosesi pentabisan dan peresmian. Sebelum peresmian gedung gereja baru, alat-alat sakramen dipindahkan dengan iring-iringan ketua dan majelis jemaat dari gereja Irene Porto dan jemaat diarahkan ke gereja Hitaupu dengan berjalan kaki sejauh 2 kilo meter.

Selanjutnya pembacaan naskah serah terimah, penandatanganan berita acara peresmian, kemudian pengguntingan pitah oleh Pendeta Desy Maspaitela Aipassa.

Prosesi selanjutnya, penyerahan kunci gereja dari kepala tukang Bapak Melianus Tetelepta kepada ketua panitia, Matheos Nanlohy dan selanjutnya diserahkan kepada ketua sinode GPM untuk membukakan pintu, dan usai ibadah, ketua Sinode GPM menyerahkan kunci kepada Ketua Klasis, dan selanjutnya diserahkan kepada Ketua Majelis Jemaat GPM Porto.

Peresmian gedung gereja yang menghabiskan anggaran Rp2 miliar lebih dan waktu pembangunan dua tahun enam bulan ini, tentu sebagai kado Natal bagi masyarakat dan jemaat Porto.

Pdt. Elifas Maspaitela dalam khotbahnya yang terambil dari Mikha 5 : 1 – 15, mengatakan, kita memilih atau berpegang kepada yang hidup di dalam iman demi Kristus, dan damai menjadi bagian milik yang tidak akan pernah lagi bisa diambil dari hidup kita.

Dikatakan Hitaupu adalah tempat berkumpul untuk menyelesaikan perkara, selesaikan masalah, orang-orang melepaskan amarah, sakit hati dan dendam.

“Orang-orang datang ke situ untuk membangun suasana hidup yang berbeda dari hari kemarin,” cetus Maspaitela.

Dikatakan, Hitaupu ini bukan sekedar kita datang begitu saja, tapi kita datang untuk menyelesaikan segala perkara. Oleh karena itu kita berjanji untuk membangun hidup baru, hidup yang penuh cinta dan damai.

“Ketika Hitaupu menjadi rumah Allah, sebab Tuhan ada dan berkumpul bersama-sama dari segala perkara. Bukan kita menyelesaikan antara kita dengan kita saja, tapi janji itu kita selesaikan dengan melibatkan Tuhan di dalamnya,” ujar Maspaitela.

Sementara dalam sambutan Pdt. Elifas Maspaitela berharap kita masuki Natal tahun 2023 dengan tetap membangun komitmen untuk terus datang menyembah Allah.

“Karena itu alangkah indahnya kita meramaikan ibadah-ibadah, baik di gereja tetapi juga ibadah setiap waktu, sebab kehadiran anggota jemaat dalam ibadah-ibadah menyatakan bertumbuhnya iman,” tegas Maspaitela.

Rekan-rekan pendeta juga Maspaitela ingatkan untuk tidak jenu-jenu memberikan bimbingan, nasehat melalui pemberitaan Firman dan percakapan penggembalaan dengan seluruh Jemaat.

Datanglah dan ramaikanlah ibadah-ibadah kita termasuk di rumah masing-masing, sebab itu cara kita untuk menyembah Allah,” imbuhnya.

“Tingkatkanlah ibadah, dan pahamilah diakonia sebagai cara kita memberikan persembahan syukur, persembahan kasih yang terbaik kepada mereka yabg memerlukan,” tandas Maspaitela.

Di tempat yang sama Ketua Majelis Jemaat GPM Porto. Pendeta Roy Maail mengaku berterima kasih atas terselesainya pembangunan gedung gereja Hitaupu, 2 tahun 6 bulan.

“Terima kasih semua itu, karena campur tangan Tuhan yang sangat luar biasa untuk Jemaat dan Negeri Porto,” uajrnya.

Hari ini lanjut Maail, lewat jemaat dan negeri Porto kita sudah bisa mempersembahkan segala sesuatu untuk Tuhan lewat gedung gereja Hitaupu yang baru ditabis dan diresmikan oleh Ketua Sinode GPM.

Terima kasih banyak untuk Tuhan, Karena pembangunan gereja Hitaupu oleh Jemaat dan Negeri Porto dengan suadaya sendiri. Pengorbanan anak-anak negeri Porto maupun anak-anak Porto yang ada di rantau, Papua, Jakarta, Ambon, Masohi dan Belanda.

“Terima kasih banyak karena gereja Hitaupu adalah saksi untuk kita memuliakan hidup sebagai orang saudara di Porto,” jelas Maail.

Pendeta Roy Maail juga menyebutkan, selain bantuan yang merupakan swadaya masyarakat, pihaknya juga mendapatkan bantuan lewat aspirasi anggota dewan anak negeri Porto baik Lucky Wattimuri, Demi Hatu dan Inyo Pattipeiluhu.

Sementara Ketua Panitia Matheos Nanlohy dalam laporan menyebutkan, gedung gereja seluas 960 m2 ini di bangun di atas lahan seluas 966 m2.

“Pelaksanaan pembangunan gedung gereja dilakukan secara swakelola, panitia dalam bekerja selalu melibatkan semua pihak terutama warga Jemaat GPM Porto pada 10 sektor pelayanan yang diawali dengan pengukuran dan pembersihan lahan pada tanggal 23 Mei 2021, dan pada tanggal 20 juni 2021 merupakan angkat kerja pertama,” papar Nanlohi.

Dikatakan walau dalam proses pekerjaan ada kendala terkait kehadiran anggota jemaat untuk pekerjaan seiring dengan waktu panen dan waktu buka kebun baru, Namun demikian dengan iman dan harapan yang tinggi kepada Tuhan Yesus Kristus kepala gereja maka sedikit demi sedikit pekerjaan pembangunan dapat diselesaikan.

Nanlohy merincikan sumber-sumber perdanaan yaitu ulu hasil jemaat, panitia pembangunan jemaat, usaha penggalangan dana panitia, sumbangan anak negeri di Jemaat maupun di rantau berupa dana dan sumbangan bahan-bahan bangunan,” pungkasnya.

(Har/Ricko)