Unurum Guay, Teraspapua.com – Selama 32 Tahun Jemaat GKI Paulus Buasum Klasis Nawa Wirway, Distrik Unurum Guay, Kabupaten Jayapura beribada dan memuji Tuhan di gedung gereja yang berbeda dengan gereja-gereja lain yang begitu megah dengan fasilitas yang memadai.
Para hamba Tuhan dan jemaat selama kurun waktu 32 tahun, terus bergumul, sehingga pembangunan gedung gereja yang refresenratif dapat mereka miliki untuk beribadah.
Pembangunan gedung gereja baru pun dimulai sejak tahun 2015, dan penyelesaian pun dilakukan selama 10 tahun hingga 2024 ini baru diresmikan, jemaat bergembira dan bersuka cita,karena gedung bereja baru mereka sudah boleh ditempati setelah diresmikan dalam ibadah Minggu (15/9/2024).
Wakil Ketua II BP AM Sinode Gereja Kristen injili (GKI) di tanah Papua Pdt G.M Wutoy, MTh bersama Penjabat Bupati Kabupaten Jayapura, Ir. Samuel Siriwa, M,Si disaksikan ratusan jemaat dan tamu undangan sama-sama mengguntingkan pita dan penandatanganan prasasti sebagai tanda gedung gereja mulai digunakan.
Sementara pentahbisan dilakukan oleh para hamba Tuhan baik Sinode, KLasis maupun para ham Tuhan yang pernah bertugas di jemaat ini.
Ibadah minggu sebagai rangkaian prosesi peresmian dan pentahbisan. Sebelumnya alat-alat sakramen dan perlengkapan ibadah dipindahkan dari gereja lama ke gereja baru.
Prosesi selanjutnya, penyerahan kunci dari pihak ketiga atau kontraktor kepada ketua panitia pembangunan, Penatua Kristian Maware dan dilanjutkan kepada ketua PHMJ, Pdt Daud Okonerotow dan PMJ menyerahkan kepada BP Klasis dilanjutkan kepada BP AM Sinode.
Ibadah peresmian dan pentahbisan dipimpin oleh Badan Pekerja Sinode Wilayah I GKI di Tanah Papua, Pdt. Frans Mambrasar, S.Th., M.M.
Pembacaan Firman Tuhan dari Kisah Para Rasul 8;26-40 “ Sida-sida dari tanah Etiopia, dibawah sorotan tema “Orang Beriman Diutus Untuk Bersaksi” sebagai nats khotbah.
“Kita bertemu di hari sabat itu sesuatu yang luar biasa, kita bersyukur karena kita tidak berdosa terhadap hari sabat, yang tidak hadir di ibadah hari sabat hari Minggu itu berdosa terhadap hari sahabat. Maka kita ini orang yang patut bersyukur buat Tuhan,” ujar Pdt. Frans Mambrasar.
Dikatakan, dalam kitab Yakobus, iman itu dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat, ini orang beriman itu diutus untuk bersaksi.
Bersaksi itu bagian dari panggilan gereja, kita punya tiga panggilan gereja, koinonia yaitu persekutuan, marturia yang hari ini kita baca, kesaksian atau dalam bahasa Yunani marturia, bersaksi dan diakonia adalah pelayanan kasih.
“Jadi tiga ini diperintah oleh Gereja maka disebut panggilan gereja, siapa itu gereja, gereja itu kita dan gereja yang kedua yaitu fisik. Justru kita gereja yang dinamis yang tidak santai, gereja harus berinovasi, berkreasi, berkembang, melayani,’ kata Mambrasar.
Mambrasar mengatakan, gereja melayani gereja, artinya diri kita melayani diri kita, kalau diri gereja kita ada yang salah harus dibaharui, hari ini gereja Paulus Buasum diresmikan sebagai bagian dari bangunan fisik yang nanti gereja hidupnya masuk dan bersekutu.
di sinilah umat datang untuk mendengar firman-Mu, di sinilah firman Tuhan akan disampaikan dan umat-Mu akan menerima sakramen, hal khusus dalam gereja, baptis, perjamuan.
“Jadi kalau kita tidak datang ke gereja fisik yang ditaruh khusus kepada kita, kita lemah,” cetusnya.
Menurutnya, orang beriman itu diutus untuk bersaksi, bagian Alkitab ini bicara soal Filipus yang adalah murid Tuhan Yesus. Tuhan Yesus naik ke surga murid-murid-murid terpencar, dan tersebar untuk melayani. Terpenting ditekankan Mambrasar, kesetiaan mengikuti Tuhan Allah.
Orang beriman diberi kuasa,, jadi orang beriman itu harus jadi berkat. Jangan sampai tidak jadi berkat, karena Kuasa doa itu besar.
Mambrasar minta kepada pendeta yang ada di jemaat Paulus Buasum untuk meperhatikan supaya gereja ini anak-anak harus banyak yang dibaptis, jangan sampai pengasuh yang mengasuh tapi anak-anak tidak dibaptis.
Ditekankan, di gereja Paulus Buasum, jangan sampai ada Pemuda banyak yang sudah berkeluarga tapi belum menikah, mereka sudah hidup sama-sama tapi belum sidi dan belum menikah.
Untuk itu Mambrasar ingatkan kepada majelis dan warga Jemaat GKI Paulus Buasum, bahwa gereja adalah kita sebenarnya. jadi jangan sampai gereja Paulus ini ditabiskan lalu umat berkurang atau PKB, bapak-bapak kurang kunjungi, PW kurang kunjungi yang bernazar siapa yang datang siapa.
“Jemaat Paulus Buasum harus bersaksi, dengan kepala distrik, kepala kampung, dengan pemerintah Kabupaten, harus bersaksi bahwa gereja ini ada karena ada bantuan dari kampung dengan dana kampung, ada bantuan dari warga Jemaat, berarti pemerintah sudah menterjemahkan yang dimaksudkan oleh Tuhan,” tuturnya.
Jadi hari ini jemaat Paulus Buasum mulai bersaksi bahwa saya adalah gereja hidup dan gereja ini kami bangun. Saya percaya jemaat Paulus Buasum hari ini bersaksi buat Tuhan, bahwa ini iman kami. Bangunan fisik ini ini bukti iman kami,’ imbuhnya.
Para tukang mengatakan, Tuhan terima kasih, tangan saya bisa bisa pasang plafon, pintu, tegel saya sudah diberkati dari buah tagan saya.
“Harus bersaksi, roh Tuhan ada pada kita memberkati kita semua, seluruh warga Jerman yang datang hari ini menginjakan kaki di jemaat Paulus Buasum akan pulang dengan berkat dari Tuhan, dirimu pribadimu keluargamu,” tutupnya.
Sementara ketua panitia pembangunan Penatua Kristian Maware mengatakan, untuk menyelesaikan pembangunan gedung gereja ini, ada tiga kali pembentukan panitia, yang pertama belum selesai yang kedua menyelesaikan fisik sampai di bagian atap, kemudian yang ketiga saya sendiri sebagai ketua panitia dari tahun 2022 sampai 2024 hari ini.
“Selesaianya pembanguna gedung egreja ini, tidak terlepas dari bantuan dari orang-orang samaria yang baik hati yang telah memberikan sumbangan dana, maupun pikiran sehingga hari ini gedung gereja Paulus Buasum dapat diresmikan,” pungkasnya.
(Har/rick)