Rapat Pansus, Dana Otsus Harus Menyentuh Perempuan Port Numbay

Jayapura, Teraspapua.com – Panitia Khusus (Pansus) Otonomi Khusus (Otsus) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD) Kota Jayapura kembali mengundang Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Tokoh Adat, Kepala Pemerintahan Kampung (KPK) untuk memberikan tanggapan, masukan dan kritikan terhadap penggunaan dan Otonomi Khusus (Otsus) dan pikiran-pikiran untuk penggunaan dana Otsus jilid dua.

Legislator Kota Jayapura yang juga Anak Asli Port Numbay, Mukri Maurits Hamadi dipercayakan sebagai Ketua Pansus untuk kemudian bekerja bersama anggotanya dari berbagai Fraksi di DPRD untuk sama-sama mengawal peruntukan dana Otsus jilid dua di tahun 2023 nanti.

Pansus mengundang tokoh Pemuda dan Perempuan dari 14 Kampung adat yang ada di Port Numbay, kemudian 14 Kepala Kampung dan juga Ondoafi.

Menarik dari rapat kerja Pansus Otsus yang digelar pada hari ke tiga, dimana berbagai tanggapan, kritikan dan masukan menghujani forum tersebut.

Ketua Pansus, Mukri Maurits Hamadi (MMH) berharap ada masukan dari para Kepala Kampung, tokoh Pemuda dan tokoh Perempuan untuk menjadi rekomendasi Dewan terhadap penggunaan dana Otsus di tahun 2023.

Tokoh perempuan Port Numbay, Ema Hamadi mewakili perempuan minta, apa yang telah dibicarakan mulai dari siang hingga malam adalah bagaimana dana Otsus harus menyentuh langsung kepada perempuan Port Numbay.

“Karena selama ini, dana Otsus jilid satu kami tidak pernah tahu. Tapi puji Tuhan, hari ini kami diundang ternyata memang ada untuk perempuan Port Nubay,” terangnya.

Dana yang sudah ditransfer ke Pemkot sebesar Rp169 Milyar, itu yang kami mau mempertanyakan adalah untuk orang Port Numbay itu berapa.

Dengan segala programnya, baik untuk kesehatan, pendidikan, ekonomi kerakyatan bahkan untuk Keondoafian. Apa yang kami bicarakan Bappeda harus mencatat dan tidak boleh ada alasan apapun untuk tidak mengcover masukan kami.

“Jangan sampai yang kami usulkan ini kemudian hanya mubazir di sini, tapi bisa dikawal dibuat kembali laporan kepada Gubernur dan pemerintah pusat,” tekannya.

Supaya dijawab, berapa persen yang turun untuk masyarakat Papua yang ada di kota Jayapura kemudian khusus untuk orang Port Numbay,” imbuhnya.

Lanjut Ema, tokoh perempuan berharap untuk Pansus mengawal apa yang menjadi pembicaraan kami hari ini, bersama untuk mengawal Bappeda untuk langsung ke pemerintah provinsi dan pusat untuk mengawal apa yang menjadi keinginan kami,” ujarnya.

Ditempat yang sama, Ondoafi Kayu Pulo, Nikolas Youwe mengaku sepakat, karena rapat ini sifatnya dengar pendapat, jadi memang tugas dan kewajiban kita sama-sama untuk terus mengawal kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah kota Jayapura untuk terus memperbaiki, meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memperhatikan semua sendi-sendi kehidupan yang ada dalam kota Jayapura.

“Saya sepakat bahwa kita akan terus bersama-sama mengawal amanat dari pada Otsus yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di kota Jayapura, secara khusus orang asli Port Numbay,” kata Niko.

Ondoafi Kayu Pulo ini melihat dana Otsus jilid satu belum begitu memihak untuk mengangkat taraf hidup orang Port Numbay.

“Saya harus jujur mengatakan masih banyak hal yang kurang, dan harapan kami ke depan lewat dengar pendapat ini kedepan dana Otsus yang disiapkan untuk kota Jayapura lebih dapat dimaksimalkan,” jelasnya.

Kita dapat memaksimalkan untuk meningkatkan seluruh kebutuhan-kebutuhan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di kota Jayapura, masyarakat harus menerima manfaat sebesar-besarnya untuk untuk kehidupannya.

Ditempat yang sama. Kepala Kampung Holtekamp, Abraham Merauje mengatakan rapat dengan Pansus Otsus kami sudah berbicara banyak.

“Kami mohon supaya apa yang dibicarakan hari ini menjadi satu pertimbangan untuk pemerintah kota Jayapura dan provinsi Papua supaya prioritas orang Papua dengan dana Otsus jilid dua,” ucapnya.

Lanjut Abraham, apa yang kami sampaikan dan usulkan terkait dana Otsus jilid dua, benar-benar dirasakan manfaat oleh masyarakat asli Port Numbay.

Supaya Otsus jilid dua ini tidak sia-sia dan tidak seperti jilid satu, kami hanya bisa dengar dan kami tidak tahu kemana arah dana itu,” tanyanya heran.

Abraham janji akan sama-sama mengawal bersama tim Pansus DPRD. Seraya meminta pemerintah kota Jayapura supaya dana yang besar yang akan dikucurkan dari pemerintah pusat ke Papua ini betul-betul menjadi berkat bagi banyak orang.

Dia juga menegaskan dana Otsus tahun 2023 jangan untuk kesehatan saja, tapi yang diutamakan adalah untuk pendidikan,” ujarnya.

Sementara Anggota Pansus, Mathelda Yakadewa mengatakan, terkait dana Otsus jilid dua ini dengan aturan-aturan kita semua sudah tahu peruntukannya.

“Secara khusus untuk masyarakat Papua, non Papua dan juga kami orang asli Port Numbay tuntuk kembali ditetapkan bahwa peruntukannya sudah jelas,” kata Yakadewa.

Maka menurut Mathelda, tidak perlu lagi untuk kita perdebatkan dan persoalkan, tinggal kita gunakan sesuai dengan mekanisme.

Masalah pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi rakyat dan lain-lain, ini yang kami harapkan. Sebagai wakil rakyat kami mengharpakan kepada pemerintah kota dalam hal ini Bappeda. “Mari kita sama-sama melihat dana ini sesuai dengan aturan yang berlaku,” tukas mama Yaka.

(Har)