DAERAH  

Bimtek Bahasa Ibu, Sentani Untuk Pengembangan Masyarakat Adat di Kabupaten Jayapura

Sentani, Teraspapua.com – Sekolah Adat Negeri Papua bekerja sama dengan Samdhana Institute Indonesia menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) penggunaan modul bahan ajar perangkat pembelajaran bahasa ibu pada satuan pendidikan, SD, SMP, SMA.SMK sederajat di wilayah dewan adat suku Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (24/10/2023)

Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura, Drs. Eqbert Clemens Kopeuw, M.Pd. Dalam Kadis dorong agar Bimtek itu harus menjadi rutinnitas dalam penjadwalan supaya kita dapat memberdayakan para guru kita di Sentani untuk mengajarkan adat istiadat.

banner 325x300banner 325x300

Sementara Direktur Sekolah adat negeri Papua, Orgenes Monim, memberikan apresiasi kepada pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan kabupaten Jayapura, atas terselenggaranya kegiatan bimtek ini.

“Kami dari pihak Sekolah Adat Negeri Papua juga mengucapkan terima kasih kepada pihak mitra Shandana Institute yang mengsuport kami dalam pembiayaan sehingga Bimtek dapat terlaksana,”ujarnya.

Orgenes Monim menambahkan, Bimtek Bahasa ibu bahasa Sentani ini merupakan sebuah hal dalam pengembangan masyarakat adat di kabupaten Jayapura, kami ikut menyumbangkan pikiran dan memperjuangkan

Lanjut dia, kami juga memberikan kontribusi terhadap pengembangan sumber daya manusia SDM melalui pendidikan adat di kabupaten jayapura.

“Secara umum di tanah Papua ini merupakan sebuah trobosan baru untuk merdeka belajar part 17 yang sedang bergulir di Papua, Kabupaten Jayapura, Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” jelasnya.

Ditempat yang sama Bidang Manajemen Kurikulum sekolah adat negeri Papua, Daud Taime menjabarkan bahwa Bimtek ini sendiri menggunakan bahan modul ajar tentang bahan pembelajaran bahasa ibu bahasa Sentani yang di mulai dari pendidikan sekolah dasar SD, SMP, SMA/SMK sederajat di wilayah adat suku Sentani.

Dikatakan, kegiatan Bimtek sendiri di di hadiri oleh paserta sekiranya 50 orang dan boleh di katakan ini merupakan kegiatan yang strategis dalam rangka memelihara peradaban.

“Jika peradaban adalah hal lisan-lisan dan ini upaya yang kami lakukan untuk belajar pelajaran adat istiadat,” tandasnya.

Dikatakan, peradaban ini kita lihat sudah mulai berkurang dan punah sehingga jangan sampai kita kehilangan peradaban, Oleh sebab itu peradaban ini kita lembagakan dan di tulis dalam sebuah buku atau kertas dan di jabarkan kepada orang lain.

Jelas Itu merupakan salah satu bagian yang kita akan lakukan dalam seminar dan loka karya (Semi Loka) karena tidak ada cara lain untuk mewariskan peradaban, Tetapi hanya dengan sekolah,” imbuhnya.

Dan kami belajar bahasa ibu bahasa Sentani hanya dengan lisan saja. Orang bisa melihat, mendengar ceritanya dan berhenti.

Tetapi, jika sekolah itu di wariskan secara terus menerus ke generasi hingga di sekolahkan dari satu jenjang pendidikan SD, SMP, SMA sampai ke perguruan tinggi, maka begitulah cara kita mewariskan peradaban dengan melembagakannya melalui pendidikan sekolah adat negeri Papua oleh kita sendiri.

(Yan Mofu)