Jika Online dan Manual Tidak Maksimal,Pelayanan Dukcapil Dilakukan Dengan Cara Lain

Kepala dinas Dukcapil ,Dr.Merlan S.Uloli.SE.MM saat memberikan arahan kepada warga yang sedang mengantri untuk mendapat pelayanan

Jayapura,Teraspapua.com – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Jayapura  di masa pandemi virus Covid-19 , intens memberikan pelayanan kepada masyarakat.Tentu dengan berbagai cara untuk memutus mata rantai virus Corona.

Berbagai cara di tempuh agar tidak membludaknya warga,karena harus memperhatikan protokoler Kesehatan ,terutama jaga jarak,pakai masker,cuci tangan pakai sabun.

banner 325x300banner 325x300

Kepala Dinas,Dr.Merlan S. Uloli,SE.MM terus memutar otak untuk mendapatkan cara yang pas agar stafnya bisa melayani warga dengan aman dan nyaman.

Karena masyarakat harus mengurus dokumen Kependudukan seperti e-KTP,Kartu Keluarga (KK) ,Akta Kelahiran,dan Kartu Identitas Anak (KIA).

Sejak staf Dukcapil yang hanya beberapa orang ditugaskan untuk melayani warga secara online.Warga diberikan kemudahan untuk mendaftar ,kemudian mencetak dokumen dan kantor Pos yang eksekusi ke rumah warga.Tapi cari ini tidak berjalan lama.

Cara ini di rubah dengan pendaftaran lewat WA untuk mendapatkan nomor antrian yang dibatasi satu hari hanya 150 orang.Tapi cara ini juga masih jadi kendala dan banyak warga yang mengeluh.

Sehingga dirubah lagi cara lain  yaitu warga datang ke kantor Dukcapil dan mendaftar untuk mendapat nomor antrian secara manual ,tapi juga dibatasi 150 orang per hari.Tapi nampak warga membludak.

Kepala dinas,Dr.Merlan S.Uloli.SE.MM ketika diminta keterangan mengatakan, pihaknya sementara mencari cara yang pas. Agar masyarakat menerima enak dan Dukcapil sebagai penyelenggara juga merasa nyaman.

“Jadi kita belum dapat cara yang pas, sehingga Dukcapil akan terus berinovasi sampai mendapat kesempatan yang pas”ujar Merlan Uloli kepada Teraspapua.com saat memantau di ruang pelayanan,Kamis ( 9/7/2020).

Untuk itu pendaftaran manual ini, Merlan mengaku akan dilihat sampai, Senin 13 Juli 2020, kalau tidak berjalan maksimal maka akan dirubah lagi.Pasalnya masyarakat merasa tidak puas karena dibatasi 150 orang per hari untuk mendapat pelayanan.

“ Jadi saya sudah ancang-ancang kalau metode ini tidak mencapai tingkat kepuasan yang baik dari masyarakat, maka kita akan mencari cara lain yaitu membagi dalam dua shift, “ungkapnya.

Untuk sesi pertama dari jam 09-00  sampai 12.00 Wit , sesi kedua dari jam 12.00 sampai jam 15.00 wit  atau 15.30 wit. Tapi saya harus menghitung kekuatan staf dan menyiapkan perangkat.Kemudian akan dikaji mereka mampu atau tidak.

Merlan Uloli menambahkan, membludaknya warga karena mereka membutuhkan KIA untuk mendaftar anak masuk sekolah.Karena itu persyaratan.

Jadi masyarakat selama masa Covid-19 sejak Maret lalu tertunda untuk mengurus dokumen kependudukan,sehingga saat ini membludak karena tidak bisa menunda  untuk mengurus dokumen di Dukcapil.

“Saat masyarakat mengelu, tentu hati saya juga sakit .Padahal saya tidak menginginkan hal ini terjadi”ungkapnya.

Bahkan itu tidak seiring dengan semboyan Dukcapil yaitu “ Pelayanannya Untuk Membahagiakan Rakyat. Jika masyarakat tidak bahagia maka tentu pelayanan kita tidak sampai di masyarakat”bebernya.

Dijelaskan,awalnya pelayanan dicoba melalui online agar masyarakat tidak  datang ke kantor .Tapi masyarakat masih mengeluh tapi juga ada yang puas .

Namun kebanyakan dari mereka yang mengeluh karena ada yang tidak akrab dengan WA atau tidak memiliki paket data ataupun Android ,sehingga kembali ke pola awal ,masyarakat datang ke kantor Dukcapil untuk mengambil nomor antrian agar bisa mendapat pelayanan yang maksimal.

Hanya saja ungkap Merlan ,kedatangan warga membludak yang seharusnya hanya 150 ternyata yang datang mencapai 300 orang , setengah disuruh kembali ke rumah tentu dengan marah-marah.

Padahal selaku Kepala Dinas ,Merlan Uloli tidak menginginkan warga yang sudah datang tapi tidak bisa terlayani.

Menyikapi banyak warga yang datang,maka Satpol PP juga harus ditempatkan di Dukcapil yang tugasnya untuk mengarahkan warga agar mentaati protokoler kesehatan.

Namun Dukcapil kewalahan jika Satpol di waktu bersamaan melakukan tugas lain.Sehingga staf harus terbagi pekerjaan untuk mengarahkan warga.Karena mendapat tugas tambahan untuk mengatur warga maka waktu mencetak dokumen terhambat.

“ Jadi staf saya harus mengarahkan warga untuk mentaati protokoler kesehatan sehingga dokumen kependudukan terlambat dicetak”cetusnya.

Untuk itu Melan berharap kepada tim gugus tugas Cofid – 19 kota Jayapura, khususnya Pokja penanganan untuk membantu Dukcapil.Jadi ada Satpol PP juga yang ditugaskan di Dukcapil.

Karena yang kami tekankan untuk staf harus jaga jarak ,jangan kontak langsung dengan warga.Tapi itu sangat sulit karena berkas yang dipegang warga nantinya juga akan dipegang oleh staf dukcapil.Walaupun sudah dilengkapi dengan APD.

Lebih jauh Merlan mengatakan, untuk sarung tangan sangat terbatas karena untuk satu dus per hari masih kurang.Staf Dukcapil yang melayani masyarakat kurang lebih 60 orang dan tidak seimbang dengan sarung tangan yang ada.

Karena jika mereka istirahat untuk makan sarung tangan tersebut dibuka dan tidak mungkin digunakan lagi ,sehingga harus membutuhkan sarung tangan baru untuk itu juga harus menjadi perhatian dari Gugus Tugas.

“ Memang pelayanan di Dispendukcapil harus menjadi perhatian Gugus Tugas karena mereka juga rentan terhadap Covid – 19 ini. Karena tingkat kedatangan masyarakat cukup banyak”tukasnya.

Kurang lebih 5 bulan Merlan memeras otak untuk mendapatkan car baru dalam memberikan pelayanan karena harus menjaga protokoler kesehatan .Kendati begitu ia tidak putus asa tapi ini merupakan suatu tantangan.

“Jadi ini satu tantangan untuk saya dan nantinya kita benar-benar menemukan cara yang pas tentu kita mendapatkan kepuasan yang sangat luar biasa. Semua cara saya akan coba mana yang lebih nyaman.

Para staf di Dukcapil sangat rentang juga terhadap Covid-19 sehingga Gugus Tugas diminta untuk memperhatikan APD dan Hand sanitizer, sabun ,tisu dan air.

Kemudian hand sanitizer juga harus ada setiap meja pelayanan dan harus dipergunakan setiap saat usai memegang dokumen, begitu juga cairan desinfektan.

Menurut Merlan ,sebelum melakukan pelayanan sudah dilakukan penyemprotan dan setelah sore selesai melakukan pelayanan juga dilakukan penyemprotan.

Sehingga saya sangat membutuhkan dukungan dari Gugus Tugas dan juga sarung tangan karena mereka sangat rentan terhadap dokumen yang dipegang”pungkas pimpinan OPD berparas cantik itu.

(Ricko).