Jayapura, Teraspapua.com – Pulau Metu Debi menjadi saksi sejarah injil masuk di tanah Tabi, tabir kegelapan dibuka, terang injil itu memancarkan cahaya kekudusannya ke seluruh pelosok tanah Tabi negeri matahari terbit ,sejak 111 tahun yang lalu.
Olehnya itu setiap tanggal 10 Maret , Pemerintah dan masyarakat se-tanah Tabi melakukan ibadah syukur guna merayakan peristiwa masuknya Injil di atas daratan tersebut.
Namun di tahun 2021 ini masih dalam suasana covid – 19 sehinggah, ibadah syukur digelar di gedung Gereja Jemaat Pniel Kotaraja, Distrik Abepura, Rabu ( 10/03/2021).
Untuk mengenangkan sebuah peradaban baru yang masuk melalui teluk Youtefa. Pada 10 Maret 1910 Injil pertama kali masuk ke Tanah Tabi, dibawa oleh Pdt. FDS Van Hassel, seorang misionaris (zending) asal negara Jerman.
Untuk itu HUT PI ke – 111 tema yang diusung ” Satu Hati Tingkatkan Iman, Jaga Imun, Kotaku Aman”
Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano saat memberikan sambutan mengangkat sebuah konsep pemikiran, bagaimana membangun tamah Tabi ke depan. Melalui konsep dengan terang Injil, kita membangun tanah Tabi yang modern dan humaunis.
Kita harus berkomitmen untuk memprogramkan membangun sumber daya manusia generasi manusia Tabi ke depan.
” Melalui pendidikan yang modern, ditunjang dengan infrastruktur yang berkualitas tinggi, membangun infrastruktur kesehatan yang modern yang menjangkau sampai ke masyarakat lapisan terbawah, merata di daerah tanah Tabi,” ujarnya.
Kemudian lanjut BTM, memperbaiki gizi anak – anak Tabi, menekan angka mortalitas dan stunting, memperbaiki lulusan dokter dan tenaga kesehatan anak Tabi.
Juga tidak kalah penting membangun infrastruktur perkotaan, Kampung dan Desa serta pemberdayaan masyarakat melalui penggarapan potensi ekonomi dan pariwisata di setiap kawasan Tabi,” imbuhnya.
“.Mari kita membangun tanah Tabi dengan humanis. Injil telah mewartakan kepada kita bahwa kita hidup harus saling mengasihi,” ajaknya.
Hidup dalam kedamaian dan memperluas persahabatan yang hakiki tanpa melihat latar belakang suku ras dan agama.
Wali Kota juga menambahkan, implementasi Injil menghendaki agar kita terus melayani dan pemerintah daerah sebagai pelayanan masyarakat public service” tukasnya.
BTM mengkisahkan, perjalanan misi berita Firman memakan jarak tempuh yang sangat jauh. Waktu yang cukup lama, tenaga yang melelahkan, biaya yang minim, melibatkan bangsa-bangsa, suku-suku ras dan agama.
” Perjalanan panjang itu menghabiskan waktu 55 tahun, sejak Rasul Ottow dan Geissler berangkat dari Jerman berjalan kaki ke Belanda Rotterdam karena menghemat biaya” kata BTM.
Ketika itu lanjut BTM, pada tahun 1852 kedua sending ini berangkat dari Rotterdam menuju Tanah Papua melalui kerajaan Batavia dan kesultanan Ternate Tidore yang mayoritas muslim.
Atas izin Sultan Tidore, mengantarkan Ottow dan Geissler dengan menggunakan perahu layar Sultan Nuku berlayar dari Tidore bulan Januari 1855. Selama 1 bulan lebih baru tiba di pulau Mansinam Manokwari Papua Barat pada tanggal 5 Februari 1855.
Kemudian, perlahan cahaya Injil itu hasa hasa selama 55 Tahun barulah tiba menyeberangi ke pulau Metu Deby, tanah Tabi, negeri matahari terbit tepatnya tanggal 10 Maret 1910.
” Hari ini kita memperingatinya dalam usia ke 111 tahun. Sejarah ini perlu diungkap untuk membuat kita semakin bijak dan terbuka menerima perbedaan,” terangnya.
Karena sesungguhnya, kehadiran Injil di tanah Tabi ini bukannya jatuh sendiri dari langit, melainkan kehadiran yang melibatkan kepelbagaian potensi purelisme kebangsaan, keagamaan dan kemanusiaan.
Atas dasar kuadrat penciptaan, bahwa dimata Tuhan semua adalah sama. Tidak ada perbedaan, apa yang Tuhan mau pasti terjadi. Begitulah cara kerja Tuhan bahwa agama-agama itu adalah identitas dan entitas lembaga keduniawan.
Dikatakan juga, dasar logika berpikir Iman seperti ini yang harus kita miliki dan sebarluaskan untuk menangkal kebencian diri, dengki, pembunuhan yang keji tindakan brutal dan radikalisme.
Bertolak dari pemikiran ini, maka Pemerintah Kota Jayapura menghimbau masyarakat untuk menjaga kesamaan hidup dan membangun tanah Port Numbay ini.
Dengan moto ” Satu Hati Membangun Kota Untuk Kemuliaan Tuhan”.
Dalam arti, kegiatan apa saja dikerjakan harus atas nama Tuhan dan bermuara pada kemuliaan Tuhan. Bekerja bukan saja bertanggung jawab kepada masyarakat, tetapi juga kepada Tuhan, menyenangkan masyarakat juga menyenangkan Tuhan,” sambungnya.
Sebab kata Wali Kota, agama yang diturunkan Allah itu untuk menyelamatkan jiwa manusia dan makhluk hidup serta lingkungan alam sekitar kita.
Sehingga, manusia sebagai aset ciptaan Tuhan mesti harus berjanji pada dirinya untuk mencintai dirinya, tetangganya, sesama manusia dan berjanji untuk menjaga kebersihan alam sekitarnya serta tentu tetap berjanji untuk meneguhkan Iman percaya kepada Tuhan, sumber segala berkat kehidupan,” tandasnya.
Ditempat yang sama Ketua Klasis GKI Port Numbay. Pdt, Hein Carlos Mano juga mengatakan, Pekabaran Injil itu usaha Allah sendiri, dia mau datang mencari berubah dan menyelamatkan.
Perayaan HUT ke – 111 tahun baik Kota Jayapura maupun Pekabaran Injil di tanah Tabi kita laksanakan dalam situasi pandemi covid 19.
“Kita berjuang, agar pandemi ini cepat berlalu, sehingga kita bisa melaksanakan semeriah sebagaimana sebelumnya,” ujarnya.
Tema kita tahun ini yaitu ” Satu Hati Tingkatkan Iman, Jaga Imun, Kotaku Aman”. Karena realitas tanah Tabi dan kota Jayapura adalah wilayah yang sangat majemuk dan flularisme.
” Dalam perbedaan itu maka Katong samua harus basudara sama dengan yang lain,” pungkasnya.
(Let)