Jayapura, Teraspapua.com – Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap kondisi darurat yang membahayakan keselamatan jiwa, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kota Jayapura menggelar kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Mitigasi serta Kesiapsiagaan terhadap Kondisi Membahayakan Manusia (KMM).
Kegiatan ini secara khusus difokuskan pada upaya penanganan kasus orang tenggelam di wilayah perairan Kota Jayapura. Acara tersebut resmi dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Asisten I Sekretariat Daerah Kota Jayapura, Ni Yoman Sri Antari, pada Rabu (8/10/2025).
Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat pesisir terhadap risiko tenggelam yang sering terjadi di kawasan perairan kota.
“Kota Jayapura merupakan wilayah pesisir dengan aktivitas masyarakat yang sangat erat kaitannya dengan laut. Baik wisata pantai maupun kegiatan bahari sudah menjadi bagian dari keseharian warga. Namun, di balik keindahan dan potensi alam ini, terdapat risiko tinggi yang perlu kita waspadai bersama, terutama terkait peristiwa orang tenggelam,” ujar Ni Yoman Sri Antari.
Menurutnya, kasus tenggelam kerap terjadi secara tiba-tiba dan membutuhkan penanganan yang cepat, tepat, serta terkoordinasi. Salah satu penyebab utama kejadian ini adalah arus balik pantai atau rip current, yaitu arus laut yang kuat dan bergerak menjauh dari pantai, yang sering kali tidak disadari oleh masyarakat awam.
Beberapa lokasi di Kota Jayapura yang tercatat sebagai titik rawan tenggelam antara lain Pantai Holtekamp, Hamadi, dan Base-G. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, Pemerintah Kota Jayapura bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga penyelamat dan komunitas lokal, memberikan edukasi serta pelatihan keterampilan dasar kepada masyarakat dalam menghadapi situasi darurat di air.
Ni Yoman Sri Antari menegaskan bahwa pelatihan ini bertujuan agar peserta mampu, mengenali tanda-tanda kondisi berbahaya di perairan, menguasai teknik dasar penyelamatan diri dan korban tenggelam dan menjadi pelapor serta penggerak keselamatan di lingkungan masing-masing, baik di kawasan wisata, tempat kerja, maupun di kampung halaman.
Lebih jauh, Pemerintah Kota Jayapura menyatakan komitmennya untuk terus mendorong peningkatan kapasitas penanggulangan bencana, tidak hanya melalui pelatihan seperti ini, tetapi juga dengan memperkuat edukasi publik serta penyediaan sarana dan prasarana keselamatan.
“Sinergi antara pemerintah, lembaga penyelamat, masyarakat adat, lembaga pendidikan, dan komunitas relawan sangat penting. Tujuannya adalah menjadikan keselamatan sebagai bagian dari budaya hidup masyarakat Kota Jayapura,” tegasnya.
Ia juga berpesan agar seluruh peserta mengikuti pelatihan dengan penuh kesungguhan, menyerap setiap pengetahuan yang disampaikan, dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Jadilah agen keselamatan di lingkungan masing-masing. Ingat, satu tindakan cepat dan benar dapat membuat perbedaan antara hidup dan mati. Jaga diri, jaga sesama, dan jaga alam,” pungkasnya.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari peserta yang berasal dari berbagai kalangan, termasuk aparat kelurahan, tokoh masyarakat, pelaku wisata, serta relawan kebencanaan. Diharapkan, melalui pelatihan ini, akan tumbuh lebih banyak individu yang memiliki kepedulian dan keterampilan dalam mencegah serta menangani kasus tenggelam di wilayah pesisir Kota Jayapura.