Jayapura, Teraspapua.com – Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo, memberikan apresiasi yang tinggi kepada Badan Pelaksana Yayasan Pendidikan Kristen (BP YPK) Tanah Papua atas terselenggaranya Workshop Penyusunan Modul Ajar Bilingual di SMA YPK Diaspora Kotaraja.
Dalam sambutannya, yang disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Rocky Bebena menyampaikan rasa syukur dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah berkomitmen melaksanakan kegiatan tersebut.
Menurutnya, langkah BP YPK Tanah Papua merupakan bentuk inovasi nyata dalam menjawab tantangan dunia pendidikan di era global.
“Dengan rasa syukur, saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada BP YPK Tanah Papua, SMA YPK Diaspora Kotaraja, serta seluruh pihak yang telah berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan ini,” ujar pada acara pembukaan di Hotel Horison Padang Bulan, Senin (6/10/2025).
Ia menekankan bahwa dunia pendidikan saat ini berkembang sangat cepat, terutama dalam menghadapi era globalisasi, digitalisasi, dan persaingan antarbangsa.
Karena itu, sekolah-sekolah di Papua, khususnya di Kota Jayapura, dituntut untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan agar mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.¹
Wali Kota menilai, inisiatif BP YPK Tanah Papua untuk membuka kelas bilingual di SMA YPK Diaspora Kotaraja merupakan terobosan luar biasa.
Program ini, menurutnya, tidak hanya mempersiapkan siswa agar mampu menguasai bahasa asing, tetapi juga membangun daya saing global, meningkatkan kepercayaan diri, dan memperluas wawasan anak-anak Papua di kancah internasional.
“Program bilingual bukan hanya tentang bahasa, tetapi tentang menyiapkan generasi muda Papua yang siap menghadapi dunia global tanpa kehilangan identitasnya,” kata Abisai.
Ia menjelaskan, workshop penyusunan modul ajar bilingual menjadi fondasi penting bagi keberhasilan program tersebut.
Modul ajar, lanjutnya, bukan sekadar bahan pelajaran, melainkan panduan komprehensif yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar berjalan dengan efektif, relevan, dan berkualitas.
Wali Kota berharap para guru dan peserta workshop dapat bekerja dengan serius, kreatif, dan inovatif dalam menyusun modul ajar bilingual.
Ia menegaskan pentingnya memasukkan nilai-nilai budaya Papua dalam setiap materi pembelajaran agar siswa tetap berakar pada identitasnya, namun tetap terbuka terhadap ilmu pengetahuan global.
Menurutnya, SMA YPK Diaspora Kotaraja diharapkan menjadi model sekolah unggulan di Papua, yang mampu memadukan kearifan lokal dengan standar pendidikan internasional.
“Modul ajar bilingual harus berakar pada nilai-nilai budaya Papua agar siswa tidak kehilangan identitas, tetapi tetap adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan global,” tutur Abisai.
Pemerintah Kota Jayapura, lanjut Abisai, melalui visinya “Terwujudnya Kota Jayapura sebagai Kota Jasa yang Berbudaya, Religius, Maju, Mandiri, dan Sejahtera menuju Jayapura Emas”, siap bersinergi dan mendukung seluruh program peningkatan mutu pendidikan di wilayahnya.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan merupakan keberhasilan bersama antara pemerintah, sekolah, guru, dan masyarakat.
“Guru adalah kunci utama keberhasilan pendidikan. Modul ajar bilingual hanyalah alat, tetapi yang membuatnya hidup adalah dedikasi, ketulusan, dan semangat para pendidik di ruang kelas,” tegasnya.
Abisai juga menyadari bahwa mengajar dengan sistem bilingual bukanlah hal mudah. Diperlukan kemampuan bahasa, kreativitas, serta kesabaran dalam mendampingi siswa. Namun, ia yakin para guru SMA YPK Diaspora Kotaraja memiliki kemampuan dan semangat untuk melaksanakan tugas mulia tersebut.
“Setiap kata yang diajarkan, setiap ilmu yang ditanamkan, dan setiap motivasi yang diberikan kepada siswa akan menjadi benih masa depan Papua. Dari ruang kelas kecil inilah akan lahir generasi baru Papua yang mampu berbicara di panggung dunia tanpa kehilangan jati dirinya sebagai anak Port Numbay, anak Papua, dan anak Indonesia,” ujar Wali Kota.
Menutup sambutannya, Wali Kota Abisai Rollo berpesan agar para guru tidak pernah lelah berinovasi dan mengabdi bagi dunia pendidikan.
“Jangan pernah lelah menjadi guru. Apa yang Bapak dan Ibu lakukan hari ini akan menjadi warisan berharga bagi bangsa. Dunia terus berubah, dan guru harus menjadi pelopor perubahan positif dengan hati. Pendidikan sejati bukan hanya mencerdaskan pikiran, tetapi juga membentuk karakter, etika, dan rasa cinta pada tanah Papua,” pungkasnya.
(Arc/Nov)
















