Hadiah Akademik 20 Tahun IKEMAL: Lahirnya Guru Besar Teknik Pertama di Tanah Papua

Prof. Dr. Hendry Yoshua Nanlohy, MT bersama istri Susi Marianingsih, S.Kom., M.Kom dan kedua anak Naysa Nanlohy, dan Nevan Nanlohy (foto istimewa)

Jayapura, Teraspapua.com – Sejarah baru tercipta di tanah Papua. Untuk pertama kalinya, seorang putra Maluku yang mengabdi di Papua, Hendry Y. Nanlohy dikukuhkan sebagai Guru Besar pertama dalam bidang ilmu teknik di Tanah Papua. Momen monumental ini bukan hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga hadiah istimewa bagi Ikatan Keluarga Maluku (IKEMAL) yang merayakan ulang tahunnya ke-20 di Tanah Papua tahun ini.

Bagi warga Maluku di Papua, capaian Hendry Hendry Y. Nanlohy bukan sekadar gelar akademik, melainkan simbol bahwa kerja keras, dedikasi, dan cinta terhadap ilmu dapat menembus batas geografis dan budaya. Dalam wawancara , Christian Sohilait, Ketua IKEMAL di tanah Papua, menyebut prestasi tersebut sebagai “hadiah akademik” yang menyala seperti obor Pattimura yang memberikan inspirasi bagi seluruh masyarakat Maluku yang berkiprah di Bumi Cenderawasih.

“Bagi kami, ini bukan sekadar pencapaian pribadi Prof. Hendry, tetapi simbol kebangkitan warga Maluku di Tanah Papua. Hidup di tanah perantauan bukan alasan untuk berhenti bermimpi. Justru dari Papua, kita bisa menunjukkan kepada Indonesia bahwa anak Maluku mampu berprestasi dan memberi kontribusi besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan pembangunan daerah,” ujar Sohilait.

“Dua puluh tahun bukan waktu yang singkat,” tutur Sohilait . “IKEMAL tumbuh dari semangat kebersamaan dan kepedulian. Kami selalu ingin menjadi bagian dari pembangunan Papua, bukan sebagai penonton, tapi sebagai pelaku yang ikut memberi warna dan kontribusi.”

Capaian akademik Prof. Hendry menjadi refleksi nyata dari perjalanan itu. Ia lahir dari rahim komunitas yang menanamkan nilai kerja keras, tekun belajar, dan pengabdian tanpa pamrih. Keberhasilannya menjadi guru besar teknik pertama di tanha Papua menegaskan bahwa dari komunitas kecil yang solid, bisa lahir prestasi berskala nasional bahkan global.

Menurut laporan Kompasiana (Mujisetiyo, 2024), Prof. Nanlohy telah lama meneliti potensi besar sagu yang adalah tanaman khas Maluku dan Papua sebagai bahan baku energi terbarukan.

Ia mengembangkan konsep green engineering melalui riset konversi sagu menjadi bahan bakar, serta mengolah limbahnya menjadi karbon aktif dan bio-graphene sebagai katalis dalam sistem pembakaran ramah lingkungan. Penelitan Prof. Hendry ini didanai oleh pemerintah Rusia melalui Russian Science Foundation dan berkolaborasi dengan University of Brighton di Inggris, Siberian Branch of the Russian Academy of Sciences dan National Research Tomsk Polytechnic University di Rusia.

Inovasi ini tidak hanya memperkuat kemandirian teknologi di Papua, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal Papua. Sohilait menilai riset tersebut sejalan dengan visi IKEMAL untuk mendukung inovasi berbasis sumber daya alam Papua.

“Penelitian Prof. Hendry adalah bukti bahwa teknologi bisa berakar di tanah Papua. Bayangkan, dari limbah ampas sagu, ternyata bisa dihasilkan energi bersih dan material berteknologi tinggi. Ini luar biasa dan sangat relevan dengan semangat pembangunan hijau di Indonesia Timur dan dunia,” katanya.

Ia menambahkan, IKEMAL siap menjadi jembatan kolaborasi antara dunia akademik, masyarakat, dan pemerintah daerah. Melalui sinergi tersebut, hasil riset seperti milik Prof. Hendry diharapkan dapat diterapkan secara nyata baik di bidang energi, pertanian, maupun industri kecil berbasis sumber daya lokal.

Ketika ditanya tentang makna pribadi dari capaian Prof. Hendry, Sohilait memberi jawaban yang menggugah hati: “Pesan saya sederhana: jangan pernah meremehkan akarmu, dan jangan takut bermimpi besar di tempat kamu berpijak sekarang. Prof. Hendry membuktikan bahwa dari Papua, seorang anak bangsa bisa menembus dunia akademik tertinggi. Mari jadikan ini energi baru untuk berbuat nyata bagi tanah yang telah memberi kita kehidupan.”

Ia menegaskan bahwa keberhasilan warga Maluku di Papua adalah bagian dari keberhasilan Papua sendiri sebuah simbiosis antara kebersamaan, kerja keras, dan semangat membangun dari pinggiran.

Ulang tahun ke-20 IKEMAL menjadi momen refleksi dan pembaharuan. Setelah dua dekade menjaga tali persaudaraan, kini organisasi ini ingin meninggalkan warisan baru: prestasi dan kontribusi nyata.

“Ulang tahun ini bukan sekadar perayaan, tapi momentum introspeksi. Kami sudah membuktikan bahwa kebersamaan bisa melahirkan prestasi. Sekarang, saatnya menjadikan prestasi itu sebagai warisan untuk generasi berikutnya,” ujar Sohilait menutup wawancara.

Dengan semangat yang membara, IKEMAL menatap masa depan dengan optimisme baru: bahwa dari Jayapura, Wamena, hingga Merauke, warga Maluku akan terus menorehkan karya, prestasi, dan dedikasi untuk Papua tanah yang kini telah menjadi rumah bersama.

Pengukuhan Prof. Dr. Hendry Y. Nanlohy, ST., MT sebagai guru besar pertama bidang teknik di tanah Papua menandai tonggak penting bagi dunia akademik Indonesia Timur. Risetnya di bidang rekayasa energi, katalis, dan material nano berbasis sumber daya lokal menjadikan beliau salah satu figur ilmuwan yang menjembatani ilmu, teknologi, dan kemanusiaan.

Capaian ini sekaligus meneguhkan posisi IKEMAL sebagai komunitas diaspora yang tak hanya menjaga persaudaraan, tetapi juga menumbuhkan prestasi untuk Maluku, untuk Papua, untuk Indonesia, dan untuk dunia Internasional.
(red)