Jayapura,Teraspapua.com – Pemerintah kota Jayapura melalui Gugus Tugas Percepatan Pencegahan dan Penanganan Covid 19 menyikapi perkembangan update kasus yang sudah mencapai 1.187.Ini merupakan kasus tertinggi di Provinsi Papua.
Ketua Gugus,Ir.H.Rustan Saru,MM mengakui kasus ini cukup tinggi karena Gugus Tugas melakukan penanganan secara masif terhadap komunitas-komunitas yang dianggap rawan tertular virus Corona.
“ Jadi awal Maret kita temukan kasus terpapar akibat cluster luar yang masuk di kota Jayapura.Bulan April dilakukan tracing kontak terhadap mereka yang terpapar”terang Rustan Saru kepada media ini,Jumat (10/7/2020).
Lanjut Rustan Saru,setelah melihat perkembangan ,kasus ini mulai reda tapi lewat kerja keras lagi maka Gugus Tugas mencari dimana sebenarnya sarang Covid, karena bandara bagan Pelabuhan sudah ditutup tapi masih ada warga kota yang terpapar.
Selanjutnya di akhir bulan April Gugus Tugas melakukan rapid test terhadap penjual sayur, ikan dan beberapa tempat pelayanan publik termasuk tukang parkir.Yang terbesar reaktif adalah para penjual ikan .
“ Penjual ikan ada 426 yang di rapid dan yang reaktif sebanyak 68 orang dengan dasar ini maka di akhir Mei kasus meningkat .Sehingga kami mengambil pola penanganan yang berbeda dengan menutup aktivitas di pasar ikan”tuturnya.
Pasar Hamadi dan sekitar serta TPI ditutup selama dua pekan di awal bulan Mei maka ditemukan kasus yang terbesar
“ Dari 6.900 pedagang pasar yang kita rapid didapatkan 1.190 yang reaktif dan hampir 50% yang positif”ungkapnya.
Lanjut dikatakan Rustan Saru,dengan penambahan angka itu maka perkembangan kasus covid-19 di kota Jayapura naik menjadi 700 lebih di pertengahan Juni.
Kemudian setelah Pasar Hamadi ditutup kemudian pasar Paldam juga sama banyak pedagang yang reaktif termasuk Terminal dan terakhir dilakukan rapid test di pasar Yotefa dan terakhir kemarin sebanyak 500 orang yang di rapid.
“ Dari 1.958 pedagang pasar Youtefa yang kita rapid ada 394 yang reaktif dan sudah 115 orang yang positif.Sehingga ini menunjang kasus positif di kota Jayapura mencapai 1000 lebih”rincinya.
Di samping itu menurut Rustam Saru, ada sumber positif yang terbanyak yaitu kontak pasien dengan perawat karena perawat yang terinfeksi Covid yang sementara diisolasi di hotel Said sebanyak 60 orang.
Kota Jayapura bekerja secara masif dan benar. Kalau kita terus mencari. Maka dengan harapan cepat menemukan pasien Covid yang belum terpapar untuk dirawat.
Yang lebih menguntungkan masyarakat kata Rustan Saru, karena mereka belum sakit belum ada gejala sudah kita temukan sehingga mudah untuk dilakukan pengobatan.
Diakui juga cara kerja seperti inilah maka angkat pasien yang sudah sembuh sudah mencapai 451 orang.
Ditambahkan juga pandemi covid 19 bukan lagi cluster yang datang dari luar tapi transmisi lokal antara penduduk kota Jayapura yang pindah dari satu orang ke orang lain.Bahkang beberapa tempat sangat rentan terhadap virus mematikan ini seperti Pasar dan Terminal.
Untuk itu masyarakat kota diminta untuk menyadari hal ini dan memang kami saran taati peraturan yang disampaikan pemerintah terkait protokoler kesehatan ,disiplin ,jaga jarak ,cuci tangan pakai sabun dan pakai masker”imbaunya.
Bahkan terbukti sudah 4 bulan lebih saya bergelimang dengan masyarakat yang terinfeksi virus Corona baik di Hotel Sahid ,Rumah Sakit ,Pasar ,Terminal bahkan berdekatan.Namun karena selalu menjaga protokoler kesehatan, menggunakan ,alat pelindung diri seperti masker sarung tangan dan setelah mengikuti rapid maupun swap hasilnya negatif.
“ Jadi kalau kita waspada melindungi diri dengan perlengkapan sesuai standar prosedur kesehatan maka tentu kita akan bebas dari covid 19 karena sampai hari ini belum ada vaksin untuk membasmi virus itu”katanya.
Untuk itu masyaraka tetap waspada dan berhati-hati, karena Pemerintah sudah memberikan kebebasan .Tempat ibadah sudah dibuka ,tempat rekreasi sudah dibuka beberapa tempat usaha juga dibuka beraktivitas sampai jam 17.00 Wit , tapi harus jaga diri dan keluarga”pungkasnya.
(Ricko).