Musim Kemarau, Kemampuan Produksi PDAM Jayapura Menurun Drastis

Direktur Utama PDM Jayapura, Entis Sutisna dan Direktur Teknik, Bastian Kapisa

Jayapura, Teraspapua.com – Akibat kemarua yang terjadi satu bulan lebih ini, sangat berdampak pada pelayanan PDAM kepada masyarakat selaku pelanggan di kota Jayapura, Provinsi Papua, karena  tidak mendapatkan pelayanan air bersih dengan baik.

menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat terhadap kondisi terkahir pelayanan PDAM.

“Memang saya akui saat di beberapa wilayah pelayanan PDAM yang terdampak dari musim kemarau, di mana hujan dalam kurun waktu seminggu sekali, berdasarkan pantauan langsung ternyata hujan turun lebih banyak di wilayah kota, sementara di sumber air nyaris tidak ada penambahan yang signifikan terhadap debit yang ada,” ujar Entis Sutisna kepada Teraspapua.com di ruang kerjanya, Kamis (6/10/2022) siang.

Lanjut menurut Entis, ada beberapa wilayah yang dirasakan cukup berat penanganannya karena kemampuan produksi PDAM menurun drastis, berdasarkan pantauan, ada tiga titik lokasi yang membuat PDAM tidak optimal dalam pelayanan seperti sumber atau intake air entrop, Polimak dan Kampwolker.

“Di mana debit airnya sudah turun sangat drastis, wilayah yang terdampak dari kemarau itu seperti, Hamadi dan sekitar dan pelanggan di sekitar terminal Entrop dan juga beberapa wilayah yang ada di Argapura,” terang Entis.

Kemudian lanjut Entis, untuk intake Polimak airnya juga kering akibat jumlah air yang bisa kita manfaatkan untuk melayani masyarakat sangat terbatas sehingga masyarakat yang berdomisili di ardipura maupun polimat sangat terdampak.

Selain itu wilayah lain yang terdampak di wilayah pelayanan PDAM yaitu intake Kampwolker, di situ juga terjadi penurunan debit air yang cukup drastis maka beberapa pelanggan terdampak sepertidi wilayah Perumnas 1, 2 dan 3.

Termasuk juga lanjut Entis, di intake pelabuhan dan wilayah kota, kapasitas produksi yang saat ini boleh dianggap stabil yaitu hanya kojabu.

“Sementara wilayah lain penurunannya sampai 50% air yang dapat kita layani, khusus untuk kali Sborhoinyi pipa outletnya tergantung jadi tidak ada volume air yang masuk walau sudah masuk ke bak penampung tapi tidak mampu untuk melayani masyarakat di wilayah Kotaraja,” papar Entis.

Dia mengakui, saat ini pelayanan PDAM kami rasakan tidak optimal karena kemampuan produksi kita terbatas. Namun ada upaya PDAM, ada dua hal yang menjadi solusi untuk dilakukan pelayanan optimal dengan pengaturan di sumber-sumber air.

Seperti petugas di Jayapura Selatan tidak lagi mengatur palep – palep yang ada di Entrop atau Hamadi malah ini langsung dari sumber air jadi untuk jalur pipa airnya dialiri secara bergiliran. Maka ada durasi pengurangan jam distribusi

“Begitupun di wilayah Kampwolker, biasanya air tumpah di sekitar area sumber tapi sekarang tidak mampu mensuplai optimal ke TMP, padahal dari Kampwolker juga dimanfaatkan oleh warga di Waena dan Abepura sehingga kami melakukan pembagian pelayanan di intake,” papar Entis.

Dirut PDAM ini juga mengungkapkan, kemarau saat ini timbul, dan curah hujan nyaris berkurang, tentu mengakibatkan pasokan air tidak maksimal.

Dijelaskan, pihaknya telah dibentuk tim untuk penanganan pelayanan di musim kemarau, yaitu mobilisasi staf PDAM untuk mengoptimalkan jika ada gangguan.

“Kami juga membantu pelayanan terhadap masyarakat yang terdampak, yaitu menyiapkan 4 mobil tangki air, pelayanan ini emergency dan tidak menjadi prioritas. Tapi hanya memberikan pelayanan jangka pendek kepada pelanggan yang terdampak, pelanggan yang rajin membayar tapi tidak mendapat pelayanan air di intake Entrop misalkan,” ujarnya.

Maka itu sambung Entis, pihaknya akan memberikan layanan gratis dengan menunjukkan rekening terakhir tetapi karena kapasitas mobil tangki 4000 dan 5000 liter maka yang kita atur satu mobil tangki untuk 4 atau 5 pelanggan.

“Ini juga menjadi dilematis, pasalnya hutang dirusak, digunduli, pohon-pohon ditebang masyarakat juga sudah melakukan pengrusakan di casmen area atau area tangkapan air dan hasilnya yang dirasakan saat ini,” ungkapnya.

Lanjut menurut Entis, PDAM saat ini juga berupaya melakukan penambahan kapasitas produksi, dimana PDAM harus mampu mencari sumber alternatif baru, yang saat ini eksisting tidak mampu menjawab kebutuhan perkembangan masyarakat maupun penambahan pelanggan.

Kami menyikapi kondisi kemarau yang saat ini turut berdampak kepada masyarakat, bahkan hujan yang turun tidak di sumber air tapi hanya di wilayah kota.

Bahkan diungkapkan Enti Sutisna, ada beberapa pelanggan yang dulunya menikmati air saat ini baru teriak tidak mendapatkan air setelah di inventarisir ternyata tunggakannya sangat banyak,” ucapnya.

Dia pun menambahkan pelayanan PDAM saat ini baru mencakup terbatas, dan sudah memiliki 37.000 pelanggan baik di kota maupun kabupaten tetapi masyarakat yang setiap bulan datang untuk membayar tagihan hanya 60% dari jumlah 37.000 pelanggan tersebut.

Masih ada 40% pelanggan yang tidak datang untuk membayar dan ini tentu menjadi problematik untuk pelayanan PDAM.

Kembali ditegaskan, kemarau yang terjadi di kota Jayapura saat ini tentu sangat berdampak bagi pelayanan PDM di mana terjadi penurunan durasi jam pelayanan dari 24 jam kita coba untuk mengurangi menjadi 12 sampai 20 jam,” kata Entis.

Ditempat yang sama Direktur Teknil Bastian Kapisa minta pelanggan berikan kesempatan kepada PDAM. Kami tetap memberikan pelayanan yang optimal dengan durasi waktu 12 – 22 jam Itupun belum tercapai.

“Kami berkomien umtuk tetap melayani pelanggan PDAM,” tukasnya.

(Har)