Jayapura, Teraspapua.com – Diikuti 680 anak perwakilan dari 136 lembaga PAUD, Pencanangan Hari Anak Nasional (HAN) ke-39 tahun 2023 tingkat kota Jayapura, dibuka Penjabat (Pj) Wali Kota Jayapura, Frans Pekey, didampingi Bunda PAUD kota Jayapura, Maria Yuvita Pekey.
Pencanangan HAN dengan tujuan menumbuhkembangkan kecerdasan linguistik anak, daya imajinasi, inestetik jasmani, keberanian mengekspresikan diri, serta mengaktualisasikan identitas diri, berlangsung di lapangan upacara kantor walikota Jayapura, Jumat (14/7/2023), dengan tema “Anak Terlindungi Indonesia Maju”.
Pj. Walikota Frans Pekey, kepada sejumlah awak media usai pencanangan tersebut mengatakan. Tema HAN ke-39 kali ini, memberikan pesan kepada semua stakeholder untuk memberikan kepastian perlindungan dari berbagai aspek bagi anak-anak.
Selain itu lanjut Pekey, perlindungan kebebasan juga harus diberikan kepada anak-anak, untuk mengekspresikan keterampilan, bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak, baik dirumah maupun dilingkungan sekolah.
“Juga, anak-anak ini dijauhi atau terbebas dari kekerasan, penganiayaan dan juga ketidakadilan. Baik secara fisik, psikis dan juga hak-hak kemanusiaan lainnya yang wajib didapatkan oleh seorang anak.” Papar Pekey.
Lewat pencanangan ini, Frans Pekey meminta kepada semua pihak. Baik orang tua maupun lembaga pendidikan dan instansi terkait, untuk berkolaborasi dan bertanggungjawab bersama, dalam memastikan anak-anak di kota Jayapura mendapatakan perlindungan yang memadai, dari semua aspek.
“Dengan demikian, kita akan mendapatkan generasi masa depan bangsa yang berkualitas, yang memiliki kemampuan terbaik guna kemajuan masyarakat dan bangsa, di masa yang akan datang.” Tutup Pekey.
Ditempat yang sama, Bunda PAUD kota Jayapura, Maria Yuvita Pekey menyebutkan. Selaku ketua PKK dan Bunda PAUD, dirinya menginisiasi Pencanangan HAN 2023 ini, untuk mengajak berbagai organisasi lainnya, dengan tujuan besar untuk meningkatkan kualitas hidup Anak Usia Dini.
Dikatakan, pemilihan sub tema “Mewujudkan lingkungan Yang Aman Untuk Anak”. Berarti menghindari terjadinya penelantaran dan diskriminasi terhadap anak.
“Karena anak usia dini ini, merupakan fase dari siklus kehidupan yang sangat penting untuk diinterfensi di fase tumbuh kembangnya, oleh berbagai pihak.” tandasnya.
Yuvita Pekey menambahkan, bagi anak-anak, bermain adalah belajar dan belajar adalah bermain. Oleh karena itu menurutnya, bukan hanya peran lembaga pendidikan yang diperlukan, tetapi juga peran orang tua sangat penting. Karena waktu anak lebih banyak dengan orang tua.
Dengan demikian lanjut dia, model keteladanan anak dibentuk oleh guru, yang dalam hal ini keluarga, satuan Pendidikan dan lingkungan atau masyarakat.
“Ketiga komponen ini harus berkualitas, sehingga apa yang diserap oleh anak itu, dapat meningkatkan kompetensi dirinya.” Papar Yuvita.
Mengakhiri wawancaranya, Yuvita Pekey menekankan, agar lembaga-lembaga pendidikan mesti menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak. Sehingga anak dapat belajar dan bermain dengan menyenangkan, dan juga dapat meningkatkan kemampuan pondasi anak.
(Dani/Har)