Jayapura, Terapapua.com – Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Anggrek Indonesia (DPC PAI) Kota Jayapura melakukan pembinaan dan penyerahan bantuan bibit anggrek dan sarana produksi kepada kelompok tani anggrek dan tanaman hias di Kota Jayapura.
Kegiatan ini dilakukan di kediaman Ketua DPC PAI Kota Jayapura, Ibu Kristhina R. I. Luluporo juga Ibu Gubernur Papua terpilih, Jumat (14/2/2025).
Ketua PAI Kota Japura, Ibu Kristhina R. I. Mano mengatakan, hari ini kita petani anggrek kumpul, karena ada kendala yang dihadapi oleh mama-malam dan bapak-bapak petani anggrek, soal tempat pemasaran.
Karena ketika petani ini ingin menjual tanaman anggrek, mereka terkendala dengan tempat pemasaran, walau perna difasilitasi oleh dinas Pertanian Kota Jayapura, tapi tidak maksimal.
“Ke depan para petani anggrek mereka tetap eksis dalam menjaga, mengembangkan tanaman hias mereka, terlebih khusus untuk spesies yang ada di tanah Papua, tidak boleh hilang dan itu harus dijaga dan dikembang biakan,” kata Luluporo kepada Teraspapua.com.
Dikatakan, dengan menjual hasil budidaya anggrek, sebenarnya bisa menjawab ekonomi mereka, kalau mereka mau rajin dan disiplin untuk melakukannya.
Kita sangat berharap bahwa di tahun ini kita akan melakukan pameran anggrek, dengan para petani anggrek yang ada dan sisitu kita akan lihat, sebenarnya bagaimana kesiapan, bagaimana menyiapkan air karena satu pohon anggrek untuk berbunga memakan waktu berbulan-bulan.
Oleh sebab itu, teman-teman dari Dinas Pertanian kota mereka mendampingi mama-mama dan bapak-bapak petani anggrek untuk bersama-sama, menjaga agar anggrek itu bisa tetap ada, eksis, berkembang dan kita harapkan mama tidak beranggapan bahwa anggrek itu tidak penting.
Sebenarnya untuk kalau kita bersahabat dengan anggrek, maka anggrek ini juga bersahabat dengan kita, mengeluarkan bunga yang sangat indah.
“Ketika kita akrab dengan tanaman, tanaman juga akan memberikan yang terbaik untuk kita dan saya sangat berharap bahwa petani anggrek ke depan lebih bertambah lagi, apalagi spesies Papua itu sangat susah,” akuinya.
Lanjutnya, tadi kita bersama-sama dengan kepala Dinas Pertanian Kota yang juga adalah ketua harian PAI Kota Jayapura, kita akan bersama-sama dengan para pertani anggrek ini menanam anggrek di belakang ampera di taman kota.
“Jadi kami akan pergi untuk taman anggrek, kita tempel-tempel di pohon-pohon dan kita berharap bahwa anggrek, spesies yang ada di Papua, sehingga orang-orang yang datang kita minta tolong jangan diambil, karena kita ingin supaya anggrek itu juga ada di sana,” ujarnya.
dan lanjut Luluporo, orang melihat bahwa ketika anggrek itu berbunga, tentu ada sukacita dan rasa bahagia tersendiri bagi petani-petani, juga bagi orang yang melihatnya dan mempercantik wajah kota Jayapura.
“Mudah-mudahan ke depan ada perhatian lebih dari pemerintah kota Jayapura untuk para petani anggrek, saat ini memang ada tapi terbatas dan ke depan kita berharap bahwa pertain anggrek ini diperhatikan yang baik, sehingga dengan menjual anggrek mereka juga meningkatkan ekonomi keluarga,” tandasnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian, Jean Rollo mengatakan, kelu kesa dari petani anggrek terkait dengan tempat pemasaran. Anggrek masuk dalam kelompok tanaman hias dengan pembentukan struktur batang yang bagus, daun yang kaku dan mantap.
“Tapi juga dia menghasilkan kembang yang bentuknya berbagai jenis, warna kemudian struktur bunganya. Ada yang biasa ada juga yang berbentuk spiral, dan beraneka warna,” tutur Rolo.
Dikatakan, anggrek dikelola oleh teman-teman petani yang memiliki nirseri rumah tangga, namun menjadi satu permasalahan jika konsumen ingin membeli anggrek, kemana mereka harus mencari.
Sempat kita fasilitasi untuk teman-teman menjual anggrek dan tanaman hias lainnya di space yang kita sewa di skylan, tapi karena itu milik orang lain, ketika dia membutuhkan maka kembali ke rumah tangga, sehingga untuk menjual sangat sulit.
Tapi aktivitas pembinaan terhadap kelompok ini, secara teknis dari dinas kita lakukan, turut ke nirseri melihat aktivitas mereka, ternyata tanaman hias yang siap untuk dijual, disiapkan dalam jumlah yang banyak.
“Saya berpikir harus kita memiliki tempat tertentu, memang untuk Skow sangat jauh, tapi ketika masuk dalam kawasan strategis nasional, lintas batasnya ada dan kalau kita tempatkan di sana, tentu hobi mereka akan tersalurkan, keinginan mereka untuk memperbanyak tanaman hias terutama anggrek ini menjadi fungsi lebih besar di kawasan yang lebih luas,” ujarnya.
Jadi kami coba untuk menyiapkan lahan satu hektar, komoditas tanaman hias yang ada semua bisa disiapkan di Skow Yambe dan nantinya mereka memproduksi, baik di rumah ataupun langsung ke lokasi dan produksi banyak kita bisa promosi secara online,” imbuhnya.
Dikatakan, petani tanaman hias di kota dengan jumlah tanamannya kita bisa sampaikan kepada konsumen, sehingga saat mereka ke Skow bisa mendaptkan.
Jean Rolo menambahkan, ketika space satu hektar, mereka juga bisa melakukan pameran ketika ada dana yang secara mandiri mereka siapkan, dalam rangka untuk mempromosi, baik anggrek ataupun tanaman hias yang lain.
“Dari kita konsentrasi lokasi, maka sumber daya manusia mereka bisa berkembang, mereka bisa mengetahui tanaman ini kapan bisa pisakan anakan dan kesuburan nanti didampingi oleh teman-teman teknis,” jelasnya.
Kalau ini kita lakukan, maka persoalan menjual tanaman hias dari anggrek, bougenvil dan jenis tanaman yang lain bisa tersalurkan dengan baik. Kita berharap hari ini sedikit besok bertambah,” pungkasnya.
(Har/Rck)