Setelah Penetapan, Gubernur Mathius Fakhiri Serukan Akhiri Politik Perpecahan di Papua

Jayapura,Teraspapua.com – Gubernur terpilih Provinsi Papua, Mathius D Fakhiri, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Papua atas dukungan dan kerjasama selama proses Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) yang berlangsung sejak awal tahun hingga pengumuman putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada September 17 September 2025 kemarin.

Mathius menegaskan pentingnya menjaga kedamaian dan ketentraman di Papua, tanah yang dicintai bersama. “Perbedaan itu bukan untuk dipertentangkan atau jadi alasan berkelahi. Di Papua, kasih sayang harus menembus perbedaan dan menjadi perekat persaudaraan,” ujar Fakhiri didampingi Wakil gubernur terpilih Arioko Rumaropen, kepada awak media usai di tetapkan oleh KPU Papua sebagai Gubernur terpilih, Sabtu (20/9/2025).

Gubernur berharap, Papua bisa menjadi contoh dan barometer pembangunan serta pendidikan bagi provinsi lain yang lahir di tanah ini. Ia mengingatkan agar semua pihak meninggalkan kontestasi politik yang berkepanjangan dan mulai saling menghormati, termasuk menerima hasil putusan MK yang sudah final.

Mathius juga mengakui ada kekecewaan dari sebagian pihak, termasuk dirinya sendiri. Namun, ia mengajak semua pendukung untuk terus menyebarkan kasih dan merangkul satu sama lain.

“Kalau menang jangan menyakiti, mari jaga damai dan kebersamaan yang berharga ini,” ajaknya dengan tegas.

Agenda terakhir Pemilukada adalah penetapan gubernur terpilih sesuai putusan MK. Gubernur memberikan penghormatan tinggi kepada penyelenggara KPU dan Bawaslu yang telah bekerja profesional, walaupun ada kekurangan yang wajar. Ia menegaskan tidak pernah melakukan intervensi terhadap penyelenggara.

“Kami semua adalah warga Papua. Mari bergandengan tangan dan fokus membangun provinsi ini bersama-sama. Papua tidak bisa dibangun hanya oleh saya dan wakil saya, atau para pendukung kami, tapi oleh seluruh anak negeri Papua,” tegasnya.

Mathius juga menyatakan kesiapannya membuka komunikasi dengan pesaing politiknya, sebagai saudara, untuk bersama-sama memikirkan masa depan Papua yang lebih baik.

Pada kesempatan itu, Fakhiri juga  menyampaikan permohonan maaf atas sikap atau kata-kata yang mungkin kurang berkenan dari pendukungnya selama proses politik berlangsung.

“Kami manusia, tentu ada kekurangan. Mari kita bersama-sama membangun dan memajukan Papua, provinsi yang kita cintai,” pungkasnya.

Gubernur mengajak semua pihak untuk terus menghormati keberagaman dan menjaga persatuan, agar Papua tetap menjadi tanah yang damai dan maju bagi generasi mendatang.