Jayapura, Teraspapua.com – Pasca dilantik oleh Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) pada 23 Oktober 2025 sebagai Dekan Fakultas Hukum Uncen periode 2025–2029, Dr. Yustus Pondayar menegaskan komitmennya untuk membangun kampus berbasis disiplin, etos kerja, ketulusan hati, dan semangat positif.
Komitmen tersebut ia sampaikan dalam apel perdana yang digelar pada Senin (3/11/2025) di halaman Fakultas Hukum Uncen, Jayapura.
“Hari ini adalah apel pertama saya sebagai Dekan bersama para Wakil Dekan periode 2025–2029 sejak terpilih dan dilantik. Amanah ini bukan sekadar jabatan, tetapi tanggung jawab pelayanan,” ujar Yustus membuka sambutannya.
Menurutnya, kepemimpinan baru ini bukan hanya pergantian posisi, tetapi momentum penting untuk menguatkan budaya kerja, pelayanan, dan integritas.
“Kita tidak ingin hanya dikenang sebagai pimpinan yang dilantik, tetapi sebagai pimpinan yang meninggalkan jejak baik bagi fakultas dan bagi Papua,” tegasnya.
Yustus mengajak seluruh civitas akademika untuk bersama-sama menegakkan disiplin dan menumbuhkan ketulusan dalam bekerja.
“Karena senyum itu gratis dan manfaatnya luar biasa, rapat jadi lebih adem, mahasiswa lebih berani bertanya, dan kolega lebih mudah diajak kerja sama. Kalau tegang terus, nanti mahasiswa kira kita baru selesai sidang MK,” ujarnya.
Pondayar juga memberikan apresiasi kepada para Wakil Dekan periode sebelumnya atas dedikasi dan kerja keras mereka dalam membangun fondasi fakultas.
“Tugas kita sekarang adalah melanjutkan, menguatkan, dan membawa Fakultas Hukum Uncen naik kelas bukan sekadar dalam nama, tetapi juga dalam kinerja, layanan, dan prestasi,” tambahnya.
Apel perdana tersebut disebut Yustus bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan titik awal dari Era Baru Fakultas Hukum Uncen.
“Era baru ini dibangun atas dasar integritas, perubahan, ketulusan, dan komitmen luhur untuk Papua dan Indonesia,” ujarnya.
Bersama para Wakil Dekan periode 2025 – 2029, Yustus menegaskan tekad untuk menjadikan Fakultas Hukum Uncen sebagai rumah hukum terkemuka dari Timur Indonesia.
“Mari kita bergerak bersama dengan prinsip, bersih dalam mental dan moral, tertib dalam administrasi dan akademik, cepat dalam pelayanan, tinggi dalam capaian akademik, serta kuat dalam riset dan karakter kerja. Tidak ada lagi ruang untuk setengah hati, setengah waktu, dan setengah kinerja. Era ‘nanti saja lah’ selesai hari ini,” tegasnya.
Pondayar juga menekankan bahwa nilai-nilai luhur budaya Papua harus menjadi roh dalam kepemimpinan dan pelayanan di Fakultas Hukum.
“Papua mengajarkan kita tentang Satu Tungku Tiga Batu kebersamaan, keseimbangan, dan persatuan. Honai menjadi simbol ruang hidup yang melindungi dan menghangatkan, sedangkan Yewene nene bermakna kita saling angkat dan maju bersama,” paparnya.
Bagi Yustus, nilai-nilai tersebut bukan sekadar slogan, tetapi DNA Fakultas Hukum Uncen. Kita bangun fakultas ini seperti rumah adat Papua, kuat pondasinya, bersatu penghuninya, dan hangat api semangatnya.
Dalam kesempatan itu, Yustus juga menyampaikan apresiasi kepada para dosen senior yang telah menjadi panutan dan teladan di fakultas.
“Bapak dan Ibu senior adalah pilar moral dan cahaya pengalaman. Tambahkan api semangat bagi generasi muda, bukan beban atau hambatan. Kita tidak hanya mewariskan nama, tetapi juga martabat dan kualitas,” jelasnya.
Kepada para dosen muda, Yustus berpesan agar tidak berhenti pada gelar akademik atau rutinitas mengajar semata.
“Papua menunggu karya Anda. Fakultas ini bukan sekadar tempat mencari nafkah, tetapi tempat pengabdian. Datanglah bukan untuk sekadar hadir, tapi untuk berjuang, bekerja, dan berkarya,” tegasnya.
Dengan gaya khas Papua, ia menambahkan pantun: “Beli pinang di pasar Abepura, singgah minum es kelapa muda. Dosen senior banyak ilmunya, dosen muda jangan kalah jangan cuma gaya!”
Yustus mendorong para dosen muda untuk lebih aktif dalam pengajaran, penelitian, publikasi ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Papua butuh intelektual yang berlari, bukan berjalan. Jadilah generasi yang lebih cepat, lebih cerdas, lebih rendah hati, dan lebih produktif dari kami yang senior,” tandasnya.
Selain dosen, Yustus juga menegaskan pentingnya peran tenaga kependidikan sebagai bagian tak terpisahkan dari kemajuan fakultas.
“Fakultas Hukum Uncen akan maju bukan hanya karena dosennya hebat, tetapi juga karena pegawai administrasinya cekatan, ramah, dan melayani sepenuh hati,” lugasnya.
Dikatakan, mulai hari ini, tidak ada lagi meja pelayanan yang kosong, tidak ada wajah masam saat melayani dosen dan mahasiswa. Tidak ada lagi ‘nanti saja, Pak’ atau ‘nanti saja, Dek’. Yang ada hanya: ‘bisa sekarang, mari kita bantu.
Menurutnya, tenaga kependidikan adalah wajah pertama fakultas. Cara mereka melayani akan menentukan nama baik lembaga dan kepercayaan publik.
“Ketika staf berubah, fakultas berubah, reputasi berubah, dan masa depan pun berubah,” katanya penuh keyakinan.
Tak lupa, Dekan juga menyinggung pentingnya peran Dharma Wanita Persatuan (DWP) di lingkungan Fakultas Hukum.
“Dharma Wanita memastikan keluarga akademik kita kuat, harmonis, dan terhormat. Untuk para bapak, dukung istri agar aktif di Dharma Wanita, karena kampus hebat lahir dari keluarga yang kokoh,” pesannya.
Yustus Pondayar mengajak seluruh civitas akademika untuk bersama-sama meneguhkan komitmen perubahan menuju Fakultas Hukum Uncen yang unggul.
“Ini era disiplin, era integritas, era pelayanan terbaik, era kerja, dan era perubahan. Kemajuan Fakultas Hukum Uncen adalah tanggung jawab kita bersama,” ujarnya tegas.
Dengan semangat kebersamaan, disiplin, dan komitmen perubahan, ia optimistis Fakultas Hukum Uncen akan semakin maju dan berprestasi, serta menjadi pelopor pendidikan hukum berdaya saing di kawasan Timur Indonesia.
“Kita bukan hanya mengajar hukum, tetapi membela keadilan, membentuk karakter, dan membangun Papua. Mari berjalan tegak, bekerja dengan hati, dan melayani dengan cinta. Dengan memohon pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa, saya nyatakan: Era Baru Fakultas Hukum Uncen resmi dimulai hari ini. Tuhan Yesus menyertai langkah kita semua,” pungkasnya.
(Har/Veb)











