Uncen Gelar Workshop dan FGD Manajemen Risiko untuk Perkuat Tata Kelola Perguruan Tinggi

Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Kepegawaian, dan Keuangan, Hans Z. Kaiwai saat memberikan keterangan (foto Arche/Teraspapua.com)

Jayapura, Teraspapua.com – Dalam upaya memperkuat tata kelola dan meningkatkan efektivitas organisasi, Universitas Cenderawasih (Uncen) menggelar Workshop dan Forum
Group Discussion (FGD) Manajemen Risiko Perguruan Tinggi di Hotel Suni Abepura, Kamis (30/10/2025).

Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Papua, serta diikuti oleh para pimpinan unit kerja di lingkungan Uncen, mulai dari dekan, wakil dekan, kepala bagian, kepala subbagian, hingga unit pelaksana teknis (UPT) dan lembaga penunjang akademik.

Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Kepegawaian, dan Keuangan, Hans Z. Kaiwai, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian penting dari upaya universitas untuk melengkapi sistem tata kelola dalam pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.

Peserta Workshop dan FGD dari Fakultas Hukum Uncen (foto Arche /teraspapua.om)

“Workshop dan FGD manajemen risiko ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh proses pelaksanaan tugas di Uncen dapat berjalan sesuai perencanaan dan tujuan organisasi. Semua itu tentu harus dilakukan dengan pendekatan yang terukur dan antisipatif,” ujar Hans kepada Teraspapua.com.

Menurutnya, perencanaan di lembaga pendidikan tinggi sangat erat kaitannya dengan masa depan, yang penuh dengan ketidakpastian. Oleh karena itu, manajemen risiko menjadi instrumen penting dalam menyusun langkah-langkah antisipatif terhadap potensi hambatan yang bisa muncul.

“Perencanaan selalu berkaitan dengan hal-hal yang sulit diprediksi. Karena itu, manajemen risiko membantu kita membuat langkah antisipatif agar potensi risiko dapat diminimalisasi atau bahkan dieliminasi dampaknya,” tambahnya.

Hans menjelaskan bahwa melalui kegiatan ini, peserta diajak untuk mempelajari cara mengenali, menganalisis, dan menyusun peta risiko (risk register), serta menentukan skala prioritas penanganan risiko di masing-masing unit kerja.

“Risiko yang berdampak luas dan memiliki kemungkinan terjadi lebih besar harus menjadi prioritas untuk ditangani. Sementara risiko yang berdampak kecil dapat ditangani secara bertahap sesuai skala prioritas yang disepakati,” jelasnya.

Ia menekankan, setiap fakultas, lembaga, maupun unit pelaksana teknis di Uncen diharapkan memiliki dokumen registrasi risiko sebagai pedoman kerja dalam pengelolaan dan mitigasi risiko ke depan.

“Kita ingin agar semua pimpinan di fakultas maupun rektorat memiliki pedoman yang jelas dalam menangani risiko. Dengan demikian, tata kelola universitas bisa berjalan lebih efisien, efektif, dan terarah,” kata Hans.

Untuk memperkuat kegiatan ini, Uncen menghadirkan narasumber dari Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Papua, serta melibatkan Satuan Pengawas Internal (SPI) Uncen sebagai pendamping dalam proses penyusunan list registe.

“Selain BPKP, tim SPI Uncen juga terlibat aktif untuk membantu para peserta memahami dan menyusun daftar risiko sesuai dengan kondisi di unit masing-masing,” ujarnya.

Suasana Workshop dan FGD ( foto Arche/Teraspapua.com)

Hans Kaiwai menambahkan, manajemen risiko bukan hanya tanggung jawab pimpinan tertinggi, tetapi harus menjadi kesadaran bersama di seluruh level organisasi. Oleh karena itu, peserta workshop terdiri dari berbagai unsur pimpinan dan staf pelaksana.

“Peserta yang kami undang berasal dari seluruh unit di lingkungan universitas mulai dari fakultas, lembaga, hingga rektorat. Kami ingin mereka memahami pentingnya manajemen risiko dalam mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan di setiap jenjang,” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa kegiatan serupa akan terus dilakukan secara berkelanjutan sebagai bagian dari implementasi sistem manajemen risiko di Universitas Cenderawasih.

“Workshop ini bukan yang terakhir. Kami akan melanjutkannya secara periodik agar budaya sadar risiko benar-benar melekat di setiap lini kerja Uncen,” tutupnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat tata kelola Universitas Cenderawasih yang akuntabel, efisien, dan berorientasi pada kinerja, sekaligus meningkatkan kesiapan institusi menghadapi berbagai tantangan dalam pengelolaan pendidikan tinggi di masa depan.

(Veb/Rio)