Jayapura.Teraspapua.com – Anggota DPR Papua Natan Pahabol ,meminta Majelis Rakyat Papua (MRP) perlu dievaluasi karena meski sudah 14 tahun berdiri ,lembaga itu belum maksimal melaksanakan tugasnya.
Natan menjelaskan MRP hadir karena Otsus dan merupakan lembaga kultur yang bicara dan memperjuangkan hak-hak dasar orang asli Papua.
“Namanya hebat dan diisi orang-orang hebat, tapi belum nampak regulasi yang dibuat MRP,”. ungkap Natan Pahabol Rabu (06/11/2019).
Menurutnya, sampai sekarang belum jelas berapa regulasi yang sudah dibuat MRP untuk memproteksi, dan keberpihakan pada orang asli Papua.
Capaian MRP terhadap keberpihakan pada OAP, perlindungan, pemberdayaan, keberpihakan terhadap orang Papua juga dipertanyakan”kata Natan.
“Ini yang belum nampak. Mesti ada sikap jelas MRP. Memang MRP tidak bisa jalan sendiri. Tapi kalau MRP buat aturan dan aturan itu ditegakkan saya pikir bisa dilaksanakan,”ujarnya.
Meski begitu lanjut Natan, tidak semua kesalahan ada pada MRP tapi lembaga ini mesti membuat regulasi jelas. Meski begitu, MRP katanya, perlu dievaluasi dengan melibatkan akademisi dan gubernur untuk melihat capaian MRP terutama setiap pokja.
“Misalnya Pojka perempuan capaian indikatornya yang sudah mereka lakukan selama ini, Bagaimna keberpihakan yang dibuat. Capaian kedepan MRP ini mesti ditahu,” ucapnya.
Selain itu lanjut Natan, hubungan MRP dengan DPR Papua dan eksekutif selama ini, juga terkesan tidak sinkron. Setiap pihak jalan sendiri-sendiri.
“Jadi MRP, DPRP dan Provinsi tak pernah jalan bersama. Tak ada keharmonisan. Sidang-sidang di DPRP juga MRP jarang hadir,” pungkasnya.
(Matu/Ricko)