Ambon, Teraspapua.com – Kasus penganiayaan oleh OTK yang mengakibatkan luka pada tubuh salah satu warga negeri Siri Sori Amalatu, Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah, masih berbuntut panjang.
Hingga berita ini disiar, pelaku penganiayaan belum tertangkap. Walau Polisi sudah melakukan olah TKP.
Masyarakat Siri Sori Amalatu, tidak terima baik perlakuan biadap yang dilakukan OTK terhadap Bapak David Sapulete, pada Senin ( 15/03/2021) sore, saat pulang dari kebun.
Salah satu Tokoh Masyarakat Yapi Sahupala kepada Teraspapua.com mengecam tindakan yang dilakukan OTK terhadap Bapak David Sapulete.
“Ini perbuatan sangat biadab yang dilakukan OTK terhadap Bapak David Sapulete yang sudah berumur 75 tahun,” kecam Yapi,saat dikonfirmasi Teraspapua.com, Kamis ( 18/03/2021) malam.
Atas kasus ini, Yapi Sahupala minta agar Pemerintah Provinsi, Kabupaten Maluku Tengah maupun Kecamatan Saparua Timur agar segera menyikapi masalah tersebut.
Yang terpenting kata Yapi, aparat Kepolisian yang punya domain untuk melakukan proses penyelidikan.
Untuk itu kembali ditegaskan, jika Pemerintah dan pihak Kepolisian menginginkan terciptanya stabilitas keamanan di wilayan kecamatan Saparua, maka setiap kasus yang terjadi harus disikapi dengan serius.
“Jika tidak, maka tentu jangan mempersalahkan masyarakat Siri Sori Amalatu. Jika ada terjadi hal-hal di luar kendali,” ancam Sahupala.
Kami memberikan kepercayaan penuh kepada pihak Kepolisian dan Pemerintah untuk mengungkap pelaku di balik kasus ini.
Lanjut ujar Yapi, sebagai tokoh masyarakat dirinya meminta kepada tokoh pemuda dan Pemerintah Negeri untuk menahan pemuda, agar mereka tidak melakukan aksi apapun, terhadap siapa saja. Karena kasus ini belum diketahui siapa pelakunya dan apa motifnya.
“Ada satu PR khusus bagi pihak Kepolisian. Pasalnya, tidak pernah menuntaskan kasus – kasus sebelumnya yang terjadi kepada sejumlah warga Siri Sori Amalatu di tahun 2012 – 2014,” akuinya.
Baik korban yang luka hingga cacat, meninggal dunia, bahkan sampai hilang. Tapi hingga detik ini tidak disikapi serius oleh pihak Kepolisian,” sambung Sahupala.
Pria yang berprofesi sebagai pengacara ini juga mempertanyakan, proses penyelidikan terhadap kasus-kasus yang terjadi terhadap warga SSA selama ini.
“Ada korban di pihak warga SSA, tetapi tidak ada pelakunya,”
Menurut Sahupala, banyak warga SSA yang mengalami kasus penganiayaan sepanjang tahun 2012 sampai kemarin. Korban sudah cukup banyak. Jika hidup pasti cacat,” imbuhnya.
Karena, sambung Yapi, jika kasus orang tua kami, David Sapulete tidak terungkap maka tentu menjadi sebuah tanda tanya besar bagi institusi Kepolisian.
Apakah ini memang merupakan sebuah proses pembiaran ataukah tidak. Masyarakat tentu mempertanyakan hal itu kepada Pemerintah dan Kepolisian.
Kembali ditambahkan, kasus yang terjadi di terhadap warga SSA bukan baru kali ini, tetapi sejak 2012 hingga tahun ini, yang tentu pihak Kepolisian tidak mampu untuk mengungkapkan setiap pelaku kejahatan itu.
Untuk itu selaku tokoh masyarakat, Sahupala meminta kepada pihak Kepolisian untuk segera mengungkap pelaku.
“Kami sudah cukup bersabar dan mempercayakan pihak kepolisian untuk mengungkap setiap kasus hingga saat ini,” ucap Sahupala kesal.
Saparua wilayahnya terlalu kecil. Tapi kenapa setiap kasus yang terjadi Kepolisian tidak mampu mengungkap setiap pelaku. Karena jika kasus ini tidak dituntaskan, maka dengan sendiri Pemerintah dan Kepolisisn ingin menciptakan konflik di Saparua.
Kasus ini, akan terus kami kawal sampai tuntas,” Pungkas Japi.
(Rick/Let)