IHT Program Sekolah Penggerak SMPN 1 Jayapura, Peserta Disajikan 6 Materi

Semua Pembelajaran Berpusat Kepada Siswa

Foto bersama Kadis Pendidikan, Sekertaris Pendidikan, Kepsek SMPN 1 Jayapura, Narasumber bersama peserta IHT guru kelas VII (Foto Harley/ Kamis, 30 Juli 2022)

Jayapura, Teraspapua.com – SMP Negeri 1 Jayapura menggelar In House Training (IHT) program sekolah penggerak angkatan dua. IHT resmi dimulai setelah dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Jayapura, Debora B. Rumbino. S.Hut, MM di ruang Audio setempat, Kamis (30/6/2022) pagi.

Turut hadir Sekretaris Dinas Pendidikan, Abdul Majid, SPd, Mpd, Pengawas Pembina SMP Negeri 1, Benoni Imbiri , Mewakili Kabid SMP, Meris Butar Butar.

banner 325x300banner 325x300

Kegiatan ini akan berlangsung selama 8 hari dari tanggal 1 hingga 8 Juli 2002. Ada 6 materi yang akan disajikan oleh ibu Ismiati Yuni Susanti selaku Narasumber Nasional kepada peserta IHT.

Seperti, penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan, pembelajaran mandiri mikro learning, pemahaman capaian pembelajaran, perencanaan pembelajaran, perencanaan berbasis data dan perencanaan platform teknologi prioritas.

Kadis Pendidikan Debora Rumbino, S.Hut, MM dalam keterangan pers mengemukanan, SMP Negeri 1 Jayapura pertama kali melaksanakan IHT untuk sekolah penggerak di Kota Jayapura.

“Saya harapkan, IHT dapat dilaksanakan, dan dapat dijalankan dalam proses belajar mengajar yang berhubungan dengan kurikulum merdeka belajar,” ucap Debora.

Lanjut Debora menghaturkan terima kasih, SMP Negeri 1 telah melaksanakan IHT. Dia mengakui, ini merupakan tanggung jawab kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

“Kita lebih meningkatkan kompetensi guru-guru kita ke depan dalam proses belajar mengajar. Jadi, saya mau SMP Negeri 1 Jayapura pertama melaksanakan IHT, untuk program sekolah penggerak angkatan kedua dan dapat mengimbaskan ke sekolah-sekolah lain, agar sekolah lain juga dapat mendaftar sebagai sekolah penggerak untuk angkatan ketiga dan seterusnya,” ujarnya.

Menurut Debora, sekolah penggerak merupakan program yang harus dilaksanakan oleh sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, Papua dan khususnya di kota Jayapura.

“Saya harap kita semua saling bekerja sama, baik sekolah, penanggung jawab sekolah penggerak, nara sumber, sehingga apa yang menjadi tujuan kita dapat tercapai dan semua itu untuk kepentingan anak-anak kita kedepan. Apa yang mereka cita-citakan dapat tercapai lewat program sekolah penggerak,” papar Kadisdik.

Sementara itu Kepsek SMP Negeri 1 Jayapura, Purnama Sinaga, S.Pd, M.Pd juga mengatakan, SMP Negeri 1 sebagai sekolah penggerak angkatan kedua akan melaksanakan IHT dari tanggal 30 Juni sampai dengan tanggal 8 Juli 2022, yang akan memberikan materi adalah fasilitator nasional

“Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Dinas Pendidikan dalam hal ini Ibu Kepala Dinas yang sudah berkenaan hadir membuka kegiatan dan juga memberikan arahan-arahan kepada kami untuk pelaksanaan ini, dan juga terima kasih kepada Pak Majid selaku penanggung jawab program sekolah penggerak di kota Jayapura,” ucap Purnama.

Kami berharap, para peserta, khususnya guru mata pelajaran kelas VII dapat memahami materi yang akan dipelajari dan dapat mengimplementasikan Kurikulum merdeka pada tahun ajaran baru ini.

Purnama Sinaga juga menegaskan, Implementasi program sekolah penggerak untuk mengatasi krisis pembelajaran atau loss learning di masa pandemi.

“Kita tahu bahwa pada masa pandemi, peserta didik belajar secara daring, Bahkan jelas Purnama, pembelajaran secara darring dengan luring berbeda, tingkat pemahaman atau ketercapaian dari pada pemahaman materi itu berbeda,” jelasnya.

Sehingga lanjut Purnama, pemerintah meluncurkan program episode ke-15 tentang kurikulum merdeka, melalui kurikulum merdeka ini peserta didik diharapkan akan lebih eksplore, lebih mengembangkan diri melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang berbasis pada peserta didik yaitu, melalui project penguatan profil belajar Pancasila.

“di mana project penguatan profil belajar Pancasila ini akan berkolaborasi, beberapa disiplin ilmu atau beberapa mata pelajaran, diharapkan, melalui pembelajaran Project yang lebih kontekstual peserta didik mengalami sendiri proses pembelajaran itu,” papar Ketua MKKS SMP Kota Jayapura itu.

Masih ditempat yang sama Sekertaris Dinas Pendiidkan Kota Jayapura, Abdul Majid Spd, Mpd yang juga penanggungjawab program sekolah penggerak mengatakan, Kota Jayapura merupakan pelaksana program stratergis nasional sekolah penggerak, di Provinsi Papua angkatan pertama, kedua dan ketiga ini kita juga mengutus dan lolos seleksi para kepala sekolah.

“Jadi, angkatan pertama ada 15, angkatan kedua ada 12, dan angkatan ketiga ini tinggal finalisasi menunggu kuota dari nasional berjumlah 20,” rinci Abdul Majid.

Dan mudah-mudahan program sekolah penggerak di kota Jayapura bisa berjalan sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh kementerian pendidikan nasional.

Sementara untuk angkatan pertama sekolah penggerak SD ada tiga sekolah, kemudian angkatan kedua itu ada 3 sekolah dan angkatan ketiga yang sedang di finalisasi oleh Kemendikbud nol.

Kemudian untuk SMP itu ada 5 sekolah, angkatan pertama, kedua dan angkatan ketiga yang sedang difinalisasi jumlahnya 1, Paudnya yang justru angkatan ketiga ini ada 14 Sekolah,” sambung Abdul Majid.

Selain itu Nara sumber Nasional, Ismiati Yuni Susanti juga menambahkan, dalam materi yang akan disampaikan di IHT kali ini sudah diatur dalam panduan.

Antara lain dalam penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan, dan dipelajari tentang analisis capaian pembelajaran yang akan dibuat menjadi tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang selanjutnya akan disusun menjadi modul ajar.

Menurutnya, modul ajar itu disusun RPP plus, di dalam modul ajar tersebut guru-guru memberikan pelajaran sesuai dengan karakteristik sekolah dan gaya belajar, serta kebutuhan siswa.

“Jadi, semua pembelajaran berpusat kepada siswa, tidak bisa guru mengajar atau memberikan pelajaran sesuai kemauannya, tetapi akan mengikuti karakteristik dan kodrat yang telah diberikan oleh Tuhan kepada siswa tersebut,” ujar Susanti.

(tp-01)