Malam Puji-Pujian Sambut Fajar Paskah, Pdt Muskita Harap Jemaat Elim Tidak Rayakan Sebagai Hari Besar Gerejawi Saja

Malam Puji Pujian Sambut Fajar Paskah

Jayapura, Teraspapua.com – Jemaat Gereja Protestan Indonesia (GPI) Papua Elim Abepura, Kota Jayapura melalui Panitia Hari Besar Gerejawi ( PHBG ) setempat melaksanakan malam puji-pujian, semalam suntuk menyongsong fajar Paskah yang berlangsung di pelataran gereja setempat, Sabtu (8/4/2023).

Momen ini dibawah sorotan tema ; Ia Mendahului Kamu ke Galilea ” Jangan Takut ! ”

Malam puji-pujian ini juga dibarengi dengan pemberian doorprize kepada warga jemaat yang turut mengambil bagian pada kegiatan tersebut.

Semalam suntuk ini juga tampak begitu spesial ketika alumni X Factor Indonesia 2021, Sonya Bara tampil memukau dengan lagunya berjudul “ you are Yahweh” di depan seluruh Jemaat. Sementara konsep puji pujian ini dipandu langsung oleh ibu Ginny Uhi.

Pantauan media ini acara dimulai tepat pukul 19.00 Wit yang diawali dengan penyampaian laporan oleh ketua PHBG, ibu Widya Kusmawati Bebena, S, Pd.

 

“Paskah bagi umat Kristen adalah momen yang sangat penting, karena merupakan titik dimana Yesus bangkit dari kematian-Nya untuk menebus dosa-dosa manusia,” ujar Widya.

Lanjut Widya mengajak semua warga jemaat untuk mengikuti malam puji-pujian malam menyongsong Paskah dengan penuh suka cita, seraya berharap tetap menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan gereja.

Ditambahkan, pada momen ini juga ada puluhan doorprize yang kami disiapkan kepada warga jemaat.

Sementara renungan Firman Tuhan dibawahkan langsung oleh ketua majelis jemaat, Pdt. Roxana M.S.Muskita, S.Ag. Dengan mengangkat pembacaan Firman dari Yohanes 3 : 16.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Berkaitan dengan ayat Firman Tuhan ini, Pdt. Roxana M.S.Muskita membawahkan ilustrasi tentang Sarmila yang merupakan pemimpin yang adil dan bijaksana, disegani dan dihormati oleh banyak orang.

“Suatu hari ia mendapat laporan tentang adanya pencurian makanan, padahal makanan sangat penting pada masa perjuangan,” ujar Pdt. Roxana Muskita.

 

Apalagi sambung Muskita, bagi para pejuang mengganggu makanan, berarti mengancam kekuatan mereka. Sarmila marah dan langsung mengeluarkan perintah untuk menangkap pencuri tersebut.

“Siapapun yang kedapatan sebagai pencuri akan dicambuk sebanyak 50 kali di depan umum. pencarian pun segera dilakukan dan pencurinya segera tertangkap dan ternyata adalah ibu Sarmila sendiri,” jelasnya.

Sarmila kata Muskita, benar-benar menghadapi dilemma, di satu sisi ia tentu saja mengasihi Ibunya dan tidak ingin ibunya dihukum. “Ibunya bisa mati dicambuk.” Imbuhnya.

Di sisi yang lain sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana ia tentu harus menegakan hukum dan perintahannya harus tetap dilaksanakan.

Lanjut cerita, bagaimana Sarmila menangani masalah ini. Pada detik-detik yang menegangkan Itu tampak Sarmila mulai melepaskan pakaiannya, ia kemudian menyuruh algojo untuk mencambuki tubuhnya yang tanpa baju itu sebagai ganti ibunya.

“Dengan mengorbankan dirinya sendiri, Sarmila telah menegakan keadilan sekaligus menunjukkan kasihnya yang besar kepada ibunya,” jelasnya.

Seperti halmnya dengan Yesus Kristus yang dibiarkan tubuhnya dicambuk agar pencuri, penjahatnya yang seharusnya menanggung hukuman itu terbebas dari sebuah siksaan.

Pendeta Muskita pun mengajak seluruh Jemaat untuk mengosongkan hati dan pikiran untuk membiarkan Roh Kudus bekerja. Supaya kita bisa memahami betapa beratnya siksa dan penderitaan yang dialami Yesus.

Menurut dia, inilah cara Tuhan menyelesaikan masalah dosa, saudara dan saya. Betapa mengherankan dan mengharumkan cara Tuhan tersebut.

“Kisah Sarmila adalah sedikit gambaran dari tindakan Tuhan yang mengorbankan dirinya begitu rupa dan menegakkan keadilan, tetapi sekaligus mengajukan sifat Maha kasih-Nya,” tandasnya.

Sementara disela-sela malam puji-pujian Pdt. Roxana M.S.Muskita, S.Ag kepada Teraspapua.com mengaku bersyukur kepada Tuhan Yesus, karena melalui Panitia Hari Besar Gerejawi jemaat Elim, kegiatan semalam suntuk, malam puji-pujian menyambut fajar Paskah bisa kita lakukan.

“Sejak pagi sebenarnya telah dimulai oleh Persekutuan Anak dan Remaja (PAR) dengan kegiatan camping dan malam ini dari jam 19.00 Wit sampai selesai nanti subuh itu diisi dengan kegiatan malam puji-pujian, dan jam 05.00 Wit subuh nanti akan ada ibadah Paskah,” papar Muskita.

Pada kesempatan itu, Pdt Muskita berharap Jemaat tidak hanya merayakan Paskah sebagai suatu perayaan hari besar gerejawi saja. Tetapi ini sesuatu peristiwa terbesar dalam sejarah manusia.

“Yesus yang disalibkan, bukan hanya soal iman. Kita tidak bicara hanya soal Iman, tetapi fakta Yesus hidup di dalam sejarah dan itu ada faktanya,”

Karena itu peristiwa Paskah, peristiwa kebangkitan itu memang harus dimaknai sebagai suatu peristiwa yang membuat orang-orang percaya ada.

“Sebab selama ini ketika kita hidup dalam dosa, tidak memiliki kepastian akan kehidupan sesudah kita mati. Dosa pasti akan berakibat atau berujung pada mau,” tuturnya.

Tetapi, kebangkitan Kristus memberikan kita kepastian bahwa maut itu dikalahkan dan kita akan hidup sebagai orang-orang yang telah menang,” pungkasnya.

(Har)