Satgas Gabungan Temukan Empat Kebun Ganja di Pegunungan Bintang

Oksibil, Teraspapua.com – Operasi pengamanan wilayah perbatasan Indonesia Papua Nugini (RI–PNG) kembali membuahkan hasil yang signifikan.

Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI–PNG Yonif 751/Vira Jaya Sakti (VJS) bersama Satgas Ketapang dan Satgas Prayudha berhasil menemukan empat kebun ganja tersembunyi di Kampung Aldom, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Selasa (23/9/2025),

Kebun ganja tersebut diduga kuat milik warga sipil dan kini masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut oleh aparat keamanan.

Penemuan ini bermula dari kegiatan patroli udara menggunakan drone milik Satgas Ketapang. Melalui pemantauan udara, aparat mendeteksi adanya aktivitas mencurigakan di salah satu kawasan perkebunan warga. Setelah dilakukan analisis dan koordinasi, Satgas gabungan kemudian melakukan penyergapan dan penyisiran ke lokasi yang dicurigai.

Setibanya di lokasi, aparat menemukan kebun ganja yang dikamuflase dengan tanaman pangan seperti ubi, sawi, dan jagung. Penanaman tanaman pangan di bagian luar kebun ini diduga dilakukan untuk menyamarkan keberadaan ganja agar tidak mudah terdeteksi oleh aparat maupun masyarakat sekitar.

“Ini bukan penemuan kebetulan. Ini adalah hasil kerja keras tim intelijen dan patroli udara yang bekerja tanpa kenal lelah,” ujar Komandan Satgas Yonif 751/VJS, Letkol Inf Erwan Harliantoro.

Dalam operasi tersebut, aparat berhasil mengamankan 297 batang tanaman ganja dengan tinggi rata-rata mencapai 1,5 meter. Tingginya tanaman menunjukkan bahwa kebun tersebut telah dirawat dalam waktu yang cukup lama dan diduga kuat telah siap untuk dipanen serta berpotensi diedarkan secara luas.

“Tanaman setinggi itu menandakan bahwa ini bukan baru ditanam, melainkan sudah dalam tahap panen. Artinya, pelaku ini sudah sangat paham dan terorganisir,” tambah Letkol Erwan.

Seluruh tanaman ganja yang ditemukan telah diamankan sebagai barang bukti, sementara lokasi kebun langsung dimusnahkan di tempat untuk mencegah potensi penyalahgunaan kembali.

Dansatgas Yonif 751/VJS Letkol Inf Erwan Harliantoro menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan bukti nyata komitmen TNI dalam menjaga kedaulatan wilayah sekaligus
melindungi masyarakat dari ancaman sosial yang tak kalah berbahaya, seperti narkoba.

“Kami tidak hanya menjaga batas negara dari gangguan luar, tapi juga berperan aktif dalam melindungi masyarakat dari bahaya narkotika yang dapat merusak moral dan masa depan generasi muda. Ini adalah bentuk nyata pengabdian kami untuk Indonesia, khususnya untuk tanah Papua,” tegasnya.

Saat ini, barang bukti berupa ratusan batang ganja telah diamankan untuk diserahkan kepada aparat penegak hukum guna proses hukum lebih lanjut. Penyelidikan mendalam juga terus dilakukan untuk mengungkap siapa pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan ladang ganja tersebut, serta kemungkinan adanya jaringan yang lebih besar di balik kasus ini.

Pihak Satgas juga telah melakukan koordinasi dengan Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) wilayah setempat guna mendalami jaringan distribusi maupun kemungkinan keberadaan ladang ganja lain di wilayah Pegunungan Bintang.

Dengan medan yang berat dan jarak yang jauh dari pusat kota, wilayah Pegunungan Bintang kerap dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menjalankan berbagai aktivitas ilegal, termasuk budidaya dan penyelundupan narkotika.

Namun demikian, TNI menegaskan bahwa wilayah perbatasan bukanlah zona bebas hukum.

“Kami hadir di sini sebagai garda terdepan negara. Tidak akan ada toleransi untuk pelanggaran hukum, termasuk penyalahgunaan narkotika,” pungkas Letkol Erwan Harliantoro.

TNI juga mengimbau seluruh masyarakat, khususnya warga Distrik Oksibil dan sekitarnya, agar aktif melaporkan segala bentuk aktivitas mencurigakan kepada aparat. Keterlibatan warga dinilai penting untuk mencegah wilayah perbatasan menjadi tempat berkembangnya kejahatan narkotika.

Dengan keberhasilan operasi ini, Satgas gabungan berharap bisa memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan serta mempersempit ruang gerak peredaran ganja di wilayah pegunungan Papua.

(red)