Jayapura, Teraspapua.com – Dalam upaya menjaga dan melestarikan warisan intelektual bangsa, Pemerintah Kota Jayapura melalui Dinas Pendidikan dan Arsip Daerah menggelar Sosialisasi Naskah Kuno dan Koleksi Langka, yang melibatkan perwakilan dari 10 kampung adat Port Numbay.
Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel MaxOne Jayapura, Rabu (8/10/2025), dan diikuti oleh 50 peserta, terdiri dari kepala suku, ketua sanggar seni, serta pelaku sejarah dari masing-masing kampung adat.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Jayapura, yang juga menjabat sebagai Asisten II Setda Kota Jayapura, Widhy Hartanti. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya merawat naskah kuno sebagai bagian dari tanggung jawab kolektif masyarakat dalam menjaga jati diri budaya dan sejarah lokal.
“Kota kita, Port Numbay, adalah rumah bagi sejarah yang kaya, budaya yang hidup, dan kearifan lokal yang tak ternilai harganya. Semua ini wajib kita jaga secara berkesinambungan demi mewujudkan Kota Jayapura yang berbudaya, unggul, maju, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Widhy Hartanti menekankan bahwa sosialisasi ini bukan sekadar agenda formal, melainkan merupakan gerakan penyelamatan warisan intelektual bangsa.
Naskah-naskah kuno dan koleksi langka yang dimiliki masyarakat adat Port Numbay merupakan sumber informasi penting, tidak hanya tentang sejarah, tetapi juga perkembangan bahasa, sastra, musik tradisional, tarian, serta nilai-nilai budaya yang membentuk identitas masyarakat.
Peserta kegiatan diberi pembekalan mengenai berbagai aspek pelestarian, mulai dari identifikasi, penyimpanan, perawatan, hingga upaya digitalisasi naskah dan koleksi langka. Langkah ini dianggap penting untuk menjamin akses generasi mendatang terhadap kekayaan intelektual masa lalu.
“Kita ingin membangun kesadaran kolektif bahwa merawat naskah kuno adalah bentuk penghormatan tertinggi kepada para pendahulu serta investasi berharga bagi generasi penerus,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Arsip Daerah Kota Jayapura, Septinus Ireeuw, dalam laporannya menyampaikan bahwa naskah kuno dan koleksi langka merupakan dokumen hidup yang merekam peradaban suatu masyarakat.
Melalui naskah-naskah tersebut, kita dapat memahami sistem pemerintahan tradisional, struktur sosial, nilai- nilai adat, hingga ekspresi seni yang berkembang dari masa ke masa.
“Pelestarian dan digitalisasi koleksi ini sangat penting agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Lewat kegiatan ini, kami mendorong peran aktif masyarakat adat dalam pendataan dan perawatan naskah-naskah yang mereka miliki,” jelas Septinus.
Ia juga menegaskan bahwa peran serta masyarakat adat sangat strategis dalam menjaga kelangsungan naskah dan koleksi warisan budaya, karena merekalah pemilik langsung dari pengetahuan dan sejarah lokal tersebut.
Pemerintah Kota Jayapura berharap bahwa kegiatan sosialisasi ini menjadi langkah awal yang konkret dalam membangun sinergi antara pemerintah, masyarakat adat, dan berbagai pihak terkait dalam pelestarian kekayaan budaya.
“Dengan semangat kebersamaan, kita ingin menjadikan Port Numbay sebagai pusat pelestarian budaya yang kuat, dan menjadikan masyarakatnya sebagai penjaga sejarah yang bijak,” tutup Widhy Hartanti.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kota Jayapura menunjukkan komitmennya dalam menjaga identitas budaya lokal, memperkuat jati diri masyarakat adat, serta mewariskan pengetahuan leluhur kepada generasi masa depan secara sistematis dan berkelanjutan.