Jayapura, Teraspapua.com – Pemerintahan Kampung Holtekamp, mengungguli 13 Kampung lain yang ada di Kota Jayapura pada ajang lomba pencegahan stunting tingkat Kampung. Keluar sebagai juar I, karena penanganan sangat baik.
Sementara posisi ke- 2 diraih oleh Kampung Koya Koso, dank ke-3 diraih oleh Kampung Waena. Lomba ini merupakan kerjasama Pemerintah Kota Jayapura dengan UNICEP dalam rangka HUT Kota Jayapura ke – 112. Penilaian dilakukan pada Jumat, 4 Maret 2022.
Penilaian melibatkan tim dari Dinas Kesehatan, Bappeda, DPMK, BP3AKB dan TP PKK Kota Jayapura, dan memutuskan Kampung Holtekamp yang terbaik dalam penanganan stunting dan keluar sebagai juara I. Disusul kampung Koya Koso juara ke-2, dan Waena juara ke-3.
Penyerahan hadiah dilakukan oleh Ketua Tim Penggerak (TP) PKK kota Jayapura Ny. Kristhina R. I. Luluporo Mano, S, IP., M. AP usai pelaksanaan upacara HUT Kota Jayapura ke 112 di lapangan Tri Sila Lantamal X, Senin ( 7/3/2022).
Ny. Kristhina R. I. Luluporo Mano kepada Teraspapua.com mengatakan, dalam lomba itu ada beberapa kriteria yang dinilai, termasuk kesehatan, rumah, lingkungan dan jamban. dan bagaimana masing-masing Kampung menggenjot penanganan stunting.
”Dari 14 Kampung yang ada di kota Jayapura, Holtekamp keluar sebagai juara 1, Koya Koso posisi ke- 2 menyusul Kampung Waena juara 3,” terang Ny. Kristhina kepada Teraspapua.com.
Ny. Kristhina berharap, 14 Kampung yang ada di kota Jayapura dapat melihat contoh di Holtekamp, sehingga kasus stunting dapat ditangani dengan serius, seraya berharap ke depan kasus ini tidak ada lagi.
Jadi kedepan, ada sumber daya manusia orang Port Numbay, yang hebat dan ke depan mereka bisa menjadi orang-orang yang luar biasa dalam membangun kota Jayapura.
Pada kesempatan tersebut, istri Wali Kota Jayapura dua periode ini menyampaikan terimakasih kepada Dinas Kesehatan, Bappeda, DPMK dan BP3AKB yang sudah memfasilitasi perlombaan ini.
“Kita berharap, di Kampung-Kampung terus dilaksanakan sehingga angka stunting di kota Jayapura ini bisa menurun. Kalau boleh tidak ada sama sekali,” ucapnya.
Sehinggah di kota Jayapura, SDM kita luar biasa yang tidak lagi disebut dengan stunting sehingga anak-anak kita benar-benar sehat. Untuk sehat perlu berbagai upaya dan sarana prasarana disiapkan, sehingga anak-anak ini lahir tumbuh dan berada di situasi rumah tangga yang aman dan damai.
Dan ketika mereka keluar dengan teman-teman atau anak-anak lain, bisa menjadi pembawah damai dan merasa aman. Orang tua juga tidak ragu dan dalam membesarkan dan mendidik anak-anak ini didiklah mereka dengan baik, ke depan kita tidak ragu karena kita sudah siapkan sumber daya manusia yang luar biasa.
Pada kesempatan tersebut sosok yang juga anggota DPR Papua dari Fraksi PDIP Perjuangan ini juga mendorong masyarakat di kampung-kampung agar setiap halaman, atau pekarangan rumah dikelola dengan baik sehingga pangan lokal tidak susah.
“Karena, kesiapan pangan tentu bisa dimanfaatkan oleh keluarga dan perlu dihidupkan kembali,” cetusnya.
Sebenarnya sambung Ny. Kristhina, dengan memanfaatkan pangan lokal yang ada di sekitar kita, seperti sagu, papeda, keladi dan sayur-sayuran sangat baik untuk dikonsumsi untuk pertumbuhan anak karena tidak menggunakan pupuk.
“Jadi, jika kita mengkonsumsi pangan lokal sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Namun itu tergantung bagaimana kita mengkolaborasikan pangan lokal yang menjadi satu pangan yang menarik yang dapat kita sajikan untuk keluarga kita.
Ny. Kristhina juga menambahkan, kita warga kota Jayapura yang ada 14 Kampung tidak mengkonsumsi beras tapi konsumsi pangan lokal, karena itu adalah makanan kita,” tandas Kristhina.
Di HUT Kota Jayapura yang ke-112 ini, Ny. Kristhina Luluporo menghaturkan terima kasih kepada seluruh warga masyarakat kota, terutama pengurus TP PKK yang ada di Distrik, Kelurahan dan Kampung atas kerja keras, jerih payahnya dalam mendukung saya untuk melaksanakan program-program PKK yang ada di kota Jayapura, Distrik, Kelurahan dan Kampung yang didalamnya ada Posyandu dan stunting itu sendiri,” tukasnya.
Sementara Kepala Pemerintahan Kampung Holtekamp Husein mengakui, selama kegiatan dalam penanganan stunting, kami anggarkan dana desa, seperti apa yang telah dianjurkan oleh Wali Kota Jayapura.
“Dengan adanya lomba ini, tentu mendorong semua Kampung termasuk kami di Holtekamp agar lebih peduli dalam penanganan stunting, dan menganggarkan dana untuk masyarakat kita terutama masalah stunting,” katanya.
Husein juga mengungkapkan, kasus stunting di Holtekamp di tahun 2019 ada 2 bayi. Tapi setelah digenjot, maka di tahun 2020/2021 kasus sudah tidak ada.
Dia juga menambahkan, untuk memberikan asupan gizi tentu pihaknya memanfaatkan pangan lokal.
“Kita sampaikan kepada tiga Posyandu agar dalam pemberian PMT untuk balita, pengelola tetap menggunakan pangan lokal seperti umbi-umbian dan sayur-sayuran yang ditanam tanpa pupuk,” pungkas Husein.
(Har).