Jayapura,Teraspapua.com Tim Ekspedisi Plastik dari Negara Denmark pada 1 Desember 2019 ,ikut meyaksikan momen pencanangan Gerbang Natal Port Numbay oleh Wali Kota Jayapura,Dr.Benhur Tomi Mano,MM.di taman Yosudarso Imbi,Minggu (1/12/2019).
Yang lebih menarik bagi mereka adalah pada momen tersebut,pemerintah masyarakat dan gereja bersatu menciptakan inovasi membuat pohon Natal dari sampah plastik.
Bahkan dari hasil itu hampir 5 ton sampah palstik , di kumpulkan dan di daur ulang sehingga bisa menghasilkan Sesutu yang sangat bermanfaat.
“ Kami sangat tertarik dengan inovasi yang buat pemerintah,Gereja dan masyarakat Kota Jayapura yang mampu mengumpulkan sampah untuk membuat pohon Natal “ ungkap Torsten Geertz captain and expedition leader of Expedition Plastik.
Bahkan dari pantau tim ini masyarakat kota Jayapura mampu merubah sampah plastik untuk dijadikan busana ,yang juga nampak saat 40 anak-anak dari tingkat SD,SMP dan SMA tampil di ajang fashion show.
Selain itu 400 pohon Natal bisa menghiasi malam Gerbang Natal tentu juga dengan bahan dasar plastik.
“ Kami sangat tertarik dengan inovasi ini, sehingga kami datang untuk menyaksikan langsung lomba membuat pohon Natal dan fashion show,tentu dengan menggunakan sampah plastik.” ucap Torsten Geertz.
Lanjut di sebutkan hal ini sangat baik ,karena dengan segala kreativitas masyarakat yang mampu untuk menciptakan hal-hal yang baik terutama pohon natal dari daur ulang plastik.
Menurutnya apa yang sudah dilakukan ini tentu ,akan membangkitkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya pengelolaan sampah plastik,kedepan penanganan di Ibu kota provinsi Papua ini sangat lebih baik lagi
Terkait pengelolaan di Kota Jayapura dan Denmark perbedaan masih sangat jauh.Mulai dari sistem menangani plastik dan juga transportasi yang digunakan untuk penanganan plastik.
Di tempat yang sama Maria Fich Dueholm volounteer crew member juga mengatakan perbedaan yang sangat nyata terkait pengelolaan sampah plastik yaitu sistem yang dilakukan, kemudian transfer penanganan sampah sangat berbeda.
Terpantau setiap pagi kami menyaksikan mobil yang setiap pagi mengangkut sampah, untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir,dan ini sudah sangat baik.
“ Memang agak berbeda penanganan dengan kota Jayapura ,untuk kami di Denmark telah disediakan tempat sampah di depan rumah warga masing-masing.Sementara di kota Jayapura di tempat-tempat yang memang disediakan oleh pemerintah di depan jalan setiap RT maupun RW “ujarnya.
Kami juga menyadari bahwa penggunaan plastik di Denmark cukup banyak sama halnya juga dengan kota Jayapura.Hanya perbedaan di sistem dan cara penanganan itu sendiri.
“ Bahkan Penggunaan plastik di Denmark tidak secepat yang digunakan di kota Jayapura” imbuhnya.
Ditambahkan juga untuk pengelolaan sampah plastik ini tentu tergantung dari kebiasaan dan budaya masing-masing. Kota Jayapura terutama sosialisasi kepada anak-anak seperti anak sekolah sudah mulai dilakukan “akuinya.
Selama berada di kota Jayapura kami sudah mengunjungi beberapa lingkungan dan melihat beberapa anak muda ,mempunyai antusias untuk membuat perubahan,dalam menangani sampah.
Hal ini sama juga di negara kami, anak-anak muda juga mempunyai inisiatif untuk membuat perubahan .
Kami adalah organisasi dari negara Denmark yang merupakan organisasi ekspedisi plastik.Saat berlayar dari laut Mediterania Atlantik dan Pasifik banyak sampah juga yang kami temui di laut.
Untuk itu tujuan kami ke Indonesia juga untuk melihat organisasi-organisasi mana yang sudah menangani sampah plastik “pungkasnya.
(let.rick)