Komisi V DPRP Gelar Pertemuan Dengan Lima Pimpinan Rumah Sakit

Suasana pertemuan Komisi V DPRP dengan pimpinan rumah sakit

Jayapura,Teraspapua.com – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua dalam hal ini Komisi V yang membidangi Pendidikan,Kesehatan dan Olahraga menggelar pertemuan dengan 5 pimpinan Rumah sakit (RS) yang menolak Pasien Korban kecelakan lalulintas, almarhum Hanafi Rettop dan RS Dian Harapan.

Pertemuan tersebut guna meminta klarifikasi dari masing-masing pimpinan 5 RS kenapa sampai menolak pasien,termaksud meminta keterangan dari Pimpinan RS Dian Harapan.

banner 325x300banner 325x300

Pertemuan dimaksud,berlangsung di ruang banggar DPR setempat dan dibuka oleh Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw,didampinggi Sekretaris Komisi V DPRP Fauzun Nihayah dan 4 anggota Komisi V Kamis (24/06/2020).

Dari 6 RS yang kami undang,yakni RSUD Jayapura,RSUD Abepura,RS Provita,RS Martin Indey,RS Bhayangkara dan RS Dian Harapan,hanya RS Bhayangkara yang tidak hadir dan tidak ada konfirmasi alasannya apa sampai mereka tidak datang “ ujar Sekretris Komisi V DPRP Fauzun Nihayah kepada sejumlah awak media usai pertemuan.

Dijelaskan Fauzun, pada dasarnya kami sedikit puas,setelah mendengar klarifikasi mereka tetapi bagimanapun ada kelalayan untuk penanganan awal.

Kalau alasan mereka menolak pasien dengan alsannya karena Covid sehingga  tempat di RS penuh,Fauzun mengatakan sebetulnya alasan Covid memang masuk akal,karena takut terjadi penularan dan lain sebagainya,tetapi setidaknya ada alternatif lain untuk melakukan penaganan awal bagi pasien, baik itu lakalantas maupun penyakit umum lainya.

Oleh karena itu dengan terjadinya kejadian ini,pihaknya berharap masalah ini jangan terulang lagi,cukup dua korban saja Alm Ibu Seli dan Alm Hanafi Rettop yang mengalami kejadian seperti ini.

Lebih lanjut Fauzan mengatakan, berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan kepada pihaknya,selain kelalayan kami juga melihat ada persoalan manajemen yang kurang baik,mulai dari atas hingga sampai pegawai ditingkatan yang paling bawah sehingga terjadi miskomunikasi.

Oleh sebab itu,dirinya mengusulkan dengan terjadi kekurangan sarana tempat tidur atau ruangan pada RS sebaikanya Puskemas dihidupkan kembali untuk berobat masyarakat yang menderita penyakit non Covid.

“Lagian juga di Jayapura sudah ada Puskesmas 24 jam”  tukasnya”.

Sementara itu,ditempat terpisah Pimpinan utama Direktur RSUD Jayapura, dr. Alosius Giyai memohon maaf kepada masyarakat Papua,bahwa pelayanan kepada pasien umum lain di RSUD Jayapura sangat terganggu sekali karena kami keterbatasan tenaga.

Dengan kejadian ini,saya sebagai pimpinan RSUD Jayapura akan evaluasi total bawahan saya, terutama penanganan garda terdepan di UGD.

Dirinya berjanji kedepan,RSUD wajib tangani pasien apapun,tidak ada alasan walaupun kalau kekurangan tempat biar diatas lantai kita akan rawat pasien “ pungkasnya.

(Matu)