Jayapura,Teraspapua.com – Saya melihat adanya sebuah toleransi yang luar biasa terjadi di Kabupaten Fak-fak, Papua Barat. Yang dapat kami sebut bahwa inilah laboratorium toleransi yang ada di dunia, karena di sini tidak ada perbedaan antara mereka muslim maupun Nasrani.
Tidak ada saling benci, tidak ada saling dendam, seperti yang sering dan sedang terjadi di daerah-daerah yang lain yang selalu kita rasakan dan kita saksikan baik melalui media massa, Media elektronik maupun melalui ungkapan-ungkapan atau melalui telinga kita.
Demikian disampaikan Anggota DPR Papua, John NR Gobay, kepada media ini, Kamis (25/5/3023).
Dijelaskan Gobay, Kabupaten Fak-fak merupakan sebuah kabupaten di tanah Papua, yang terkenal dengan moto satu tungku tiga batu.
Pada tahun 1894, ketika Pastur Lecoc tiba di fak fak beliau diterima oleh saudara saudara muslim, kemudian diantarkan ke pulau bonyum atau Pulau Bone, lanjutnya.
Di Pulau Bone ini, kata Gobay, Pastor Lecoc, kemudian juga mengajarkan tentang toleransi hidup beragama antara Muslim dan Nasrani di Fak-Fak.
Ketika Umat Katolik di tanah Papua berkumpul di Fak-fak baik di Sekru, maupun di pulau Bonyum/Bone merayakan 129 tahun Gereja Katolik masuk di tanah Papua.
Disana kita dibantu oleh saudara-saudara kita dari Muslim Ini menunjukkan bahwa di sinilah ada laboratorium toleransi di dunia.
“Di sinilah ada hukum cinta kasih itu dinyatakan dalam tindakan yang nyata oleh saudara-saudara kita di Kabupaten Fakfak,” ujarnya.
Iy pun menghimbau, mari sudah kita akhiri atau jauhkan diri dari perbedaan-perbedaan gereja maupun perbedaan-perbedaan Agama.
“Saatnya kita membangun toleransi hidup beragama dan juga kita mewujud menyatakan hukum cinta kasih, sebagaimana yang diwartakan oleh Yesus Kristus kepada kita umat manusia,” pungkasnya.