Jayapura, Teraspapua.com – Calon Gubernur Papua nomor urut 1, Benhur Tomi Mano (BTM), kembali menunjukkan sikap tegas dan santun dalam menghadapi maraknya hoaks serta fitnah politik yang menyerang dirinya dan pasangannya, Constant Karma (CK), menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilgub Papua pada 6 Agustus 2025.
Dalam orasi politiknya saat menghadiri deklarasi dukungan dari Relawan Bintang Papua For BTM–CK, Selasa (24/6/2025) di Padang Bulan, Kota Jayapura, BTM menekankan pentingnya mengedepankan program dan etika politik, bukan menyerang pribadi lawan.
“Silakan hina saya, saya tidak akan bawa ke polisi. Saya bukan pemimpin anti kritik. Saya ibarat tong sampah, tapi saya tahu memilah mana yang bisa saya terima dan mana yang tidak. Tapi mari kita dewasa: tawarkan program, jangan tipu rakyat,” ujar BTM di hadapan ratusan pendukungnya.
BTM juga menanggapi narasi rasis yang menyebutkan bahwa orang Tabi tidak layak memimpin Papua. Ia dengan lantang menolak anggapan tersebut dan menegaskan bahwa hak memimpin di Papua dimiliki oleh semua anak negeri, termasuk dirinya.
“Saya anak Tabi. Tanah ini adalah warisan dan hak kesulungan saya. Jangan biarkan anak negeri ini menjadi budak di rumahnya sendiri. Jadilah pemimpin demi kemuliaan Tuhan,” tegasnya, disambut tepuk tangan dan sorakan dukungan dari massa.
Di hadapan simpatisan, BTM memaparkan sejumlah program prioritas yang akan dilaksanakan dalam 100 hari pertama kepemimpinannya, jika terpilih kembali. Salah satu yang disorot adalah pemekaran Provinsi Papua Utara yang akan melengkapi struktur tujuh wilayah adat di Papua.
“Kami sudah bicara dengan para Mananwir, tokoh adat, pemuda, agama, dan perempuan saat berada di Biak. Semuanya mendukung. Ini bukan soal politik belaka, ini soal keberpihakan terhadap Orang Asli Papua (OAP). Kita harus jadi tuan di negeri sendiri,” ungkapnya penuh keyakinan.
BTM juga menyoroti rekam jejaknya sebagai Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Jayapura, di mana ia berhasil meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara signifikan.
“Hanya birokrat yang mengerti bagaimana membangun dari bawah dan mengeksekusi program hingga tuntas. Saya sudah membuktikannya,” ujarnya.
Menjelang penutupan orasinya, BTM menyampaikan pesan damai yang ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pemilu, terutama aparat keamanan dan penyelenggara pemilu, agar menjaga netralitas dan menjamin kebebasan demokrasi.
“Ini pesta demokrasi. Jangan intimidasi rakyat saya. Biarkan rakyat memilih dengan sukacita dan hati yang bebas. Ini mungkin pertandingan politik terakhir saya. Jangan curangi saya lagi,” katanya penuh harap.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dengan praktik politik uang, namun tetap menggunakan hak pilih secara jujur dan bertanggung jawab.
“Kalau ada yang kasih uang, ambil saja. Tapi suara tetap milik kita. Tuhan melihat hati kita, bukan isi kantong,” pungkasnya.
Editor: Arche | Reporter: Ricko
© Teraspapua.com