Jayapura, Teraspapua.com – Pemerintah Kota Jayapura resmi menggelar Festival Port Numbay 2025, sebuah perhelatan budaya yang berlangsung selama tiga hari, mulai Kamis, 9 Oktober hingga Sabtu, 11 Oktober 2025. Bertempat di Lapangan Pantai Base G Kiri, Kampung Kayo Batu, festival ini menjadi ruang ekspresi budaya, promosi ekonomi kreatif, dan pelestarian kearifan lokal khas Tanah Tabi.
Festival ini dibuka secara resmi oleh Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Kepala Kampung Kayo Batu, para Ondoafi, dan seluruh panitia penyelenggara yang telah bekerja keras mewujudkan kegiatan tersebut.
“Atas nama Pemerintah Kota Jayapura, saya menyampaikan terima kasih kepada Kepala Kampung, para Ondoafi, dan seluruh panitia yang telah menggagas dan menyiapkan Festival Port Numbay ini. Festival ini merupakan wujud nyata penerjemahan visi-misi Wali Kota Jayapura: menjadikan kota ini beriman, maju, mandiri, dan sejahtera menuju Jayapura Emas,” ujar Rustan.
Festival Port Numbay bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga platform untuk menampilkan potensi seni, budaya, dan ekonomi dari 14 kampung adat yang ada di Kota Jayapura.
“Kita punya potensi besar dari kampung-kampung adat. Festival ini menjadi wadah untuk menampilkan karya, kreativitas, dan warisan budaya yang harus kita jaga bersama. Semua bisa terlibat, dari pelaku UMKM, sanggar seni, hingga komunitas adat,” tambah Rustan.
Lebih dari sekadar atraksi budaya, festival ini juga diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya sektor jasa, pariwisata, dan UMKM berbasis kearifan lokal. Pemerintah melihat peran strategis budaya dalam mendukung pembangunan ekonomi masyarakat akar rumput.
Rustan Saru menegaskan rencana Pemerintah Kota untuk menerbitkan regulasi yang mendorong penggunaan atribut budaya lokal dalam pelayanan publik.
“Ke depan, kita akan dorong agar instansi pelayanan publik, hotel, perbankan, dan pelaku jasa lainnya mengenakan atribut budaya Port Numbay. Misalnya, laki-laki memakai topi adat, dan perempuan menggunakan tusuk konde khas daerah. Ini adalah bagian dari pelestarian identitas budaya kita,” ungkapnya.
Menurut Rustan, menjaga budaya lokal tidak bisa ditunda, terutama di tengah derasnya arus modernisasi dan pengaruh global. Festival seperti ini menjadi benteng penting untuk memperkuat identitas generasi muda Port Numbay.
“Jika kita terus menggelar kegiatan seperti ini, maka budaya Port Numbay akan tetap hidup, berkembang, dan diwariskan. Ini ruang berharga untuk memperlihatkan kreativitas anak-anak muda kita melalui seni tari, ukiran, musik, dan kerajinan tangan,” tegasnya.
Dikatakan, Pemerintah Kota Jayapura juga berkomitmen memberikan ruang yang lebih luas kepada para seniman dan pelaku UMKM lokal. Produk-produk berbasis budaya Port Numbay akan dipromosikan di ruang-ruang publik, seperti hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan dalam bentuk etalase khusus.
“Kami ingin pelaku UMKM mendapat akses pasar yang lebih luas dan pendapatan mereka meningkat. Karena itu, panitia juga kami dorong untuk menghadirkan pengunjung sebanyak mungkin agar dampak ekonominya terasa langsung bagi warga sekitar,” ujar Rustan.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pariwisata Kota Jayapura, Ricard Nahumury, menjelaskan bahwa Festival Port Numbay 2025 mengusung tema “Explore Kampung Kayo Batu.”
“Festival ini menampilkan sekitar 30 stan UMKM, 30 sanggar seni dan budaya, serta penampilan dari sejumlah musisi dan band lokal. Ada juga atraksi budaya, pertunjukan seni dari sanggar lokal dan Nusantara, serta pameran adat istiadat khas kampung,” jelas Ricard.
Lebih lanjut, Ricard menuturkan bahwa Festival Port Numbay akan menjadi agenda tahunan Pemerintah Kota Jayapura. Namun, lokasi pelaksanaannya akan berpindah-pindah dari satu kampung adat ke kampung adat lainnya setiap tahun.
“Dengan berpindah tempat, festival ini diharapkan bisa menghidupkan ekonomi kampung dan memperkenalkan lebih luas tradisi serta seni budaya yang dimiliki masing-masing kampung,” ujarnya.
Festival Port Numbay 2025 menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah, masyarakat adat, pelaku seni, dan UMKM dalam menjaga warisan budaya sekaligus membangun kemandirian ekonomi di Kota Jayapura.
Lewat kegiatan ini, Kota Jayapura tidak hanya menampilkan kekayaan budaya Port Numbay ke publik, tetapi juga menegaskan bahwa pembangunan yang berkelanjutan harus berakar pada budaya lokal yang kuat.
Festival Port Numbay 2025 bukan hanya sekadar perayaan tahunan. Ia adalah panggung harapan, tempat budaya bertemu ekonomi, dan identitas lokal berdiri tegak sebagai fondasi kota yang maju dan berdaya saing.