Jayapura, Teraspapua.com – Pemerintah Kota Jayapura, Provinsi Papua melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) turun ke pasar tradisional maupun modern untuk memastikan ketersediaan sembilan bahan pokok (Sembako) dan kestabilan harga.
“Inspeksi mendadak atau Sidak yang dilakukan di Bulog gudang Argapura, pasar senteral Hamadi, Galael dan Hypermart Mall Jayapura itu dipimpin langsung oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Jayapura, DR. Frans Pekey, M, Si didampingi Ketua DPRD Kota Jayapura, Abisai Rollo, SH, MH, dan tim TPID setempat.
“Hari ini kami memantau pasar tradisional maupun modern untuk memastikan kondisi, perkembangan harga pasar di awal puasa,” kata Pj Wali Kota kepada awak media usai melakukan Sidak di Hypermart Mall Jayapura.
Frans Pekey mengatakan, kita sebagai pemerintah pentingnya melakukan stabilisasi harga dan melakukan upaya, langkah-langkah sehingga tidak menimbulkan gejolak harga maupun sosial.
Menurut Pekey, dari sisi ketersediaan sembako stoknya cukup tersedia. misalnya beras 3 sampai 4 bulan ke depan, baik di Dolog, Supermarket dan Hypermart tersedia.
“Kemudian dari sisi harga memang ada bervariasi. Karena memang harga barang di pasar tradisional dengan modern itu berbeda tidak mungkin sama. Karena dari kualitasnya, kemasannya kemudian juga dari tempatnya ada hitungan pajak.,” ujar Frans Pekey.
Intinya menurut Frans Pekey, kenaikan harga tidak boleh tinggi atau perbedaan harganya tidak boleh tinggi antara tradisional dengan pasar modern. “Pemertintah tentap mengontrol itu,” imbuhnya.
Dikatakan, ada perbedaan harga di pasar tradisional dengan modern. Misalnya, bawang di pasar tradisional Rp50 ribu per kilo, kemudian di pasar modern ada Rp55 sampai Rp60 ribu.
“Hanya tadi kita mengingatkan supaya varietas perbedaan harga tidak boleh tinggi, karena ini dalam satu kota,” jelas Pekey.
Lebih lanjut Pekey menambahkan, dari sisi kestabilan harga relatif stabil. Tetapi memang ada satu dua komoditi yang karena awal puasa, buka puasa ada mengalami kenaikan.
Pekey menyebutkan, dari hasil wawancara kita dengan beberapa pedagang di pasar Sentral Hamadi, ada kemungkinan setelah memasuki bulan puasa hari keempat, kelima atau seminggu kemungkinan akan stabil kembali,” lugasnya.
“Jadi, cukup tersedia, relatif aman. Mudah-mudahan itu bisa bertahan dan TPID kota, Fotokopimda, DPRD kota kita akan terus melakukan pemantauan kenaikan harga setiap hari,” ungkap dia.
Terutama sambung Pekey, bula suci Ramadan, umat Kristiani memasuki Paskah, kemudian umat Islam memasukai hari raya Idul Fitri. Biasanya kenaikan itu terjadi. tapi tidak boleh naik terlalu berlebihan. Tetapi juga turun juga tidak boleh turun yang berlebihan.
Sehingga antara inflasi dan deflasi kestabilan yang kita jaga, karena kedua-duanya akan berpengaruh. Kalau naik maka akan berpengaruh kepada konsumen. Kalau turun sekali pun akan berpengaruh kepada produsen atau distributor.
Pada kesempatan itu Pj Wali Kota mengingatkan, selain kestabilan harga juga kestabilan distributor, para supplier atau distributor mendatangkan barang dari luar Papua, kemudian disimpan di gudang-gudang.
“Saya juga harapan para distributor tidak melakukan penimbunan bahan pokok. Tapi harus didistribusi ke pasar-pasar, baik pedagang atau pengecer sehingga barang di pasar ataupun, toko tetap tersedia,” pinta Pekey.
Antara permintaan dan penawaran harus seimbang barang tersedia sesuai permintaan, maka harga bisa terjangkau stabil maka masyarakat bisa mejangkau,” tambah dia.
DItambahkan, pemerintah akan melakukan pengawasan terhadap yang menimbun ataupun juga yang menahan. Itu ada Sat Gas Pangan yang jalan, oleh Polda Papua, Polresta Jayapura kota akan terus melakukan pengawasan dan pengendalian,” tutup Sekda Kota Jayapura itu.