DAERAH  

USAID Kolaborasi Gembleng Puluhan Jurnalis se-Papua Ikut Peningkatan Kapasitas Media di Biak

Biak, Teraspapua.com – Sebanyak 34 jurnalis se – Tanah Papua digembleng peningkatan strategis media dalam pembangunan daerah dan optimalisasi Otonomi Khusus (Otsus) oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) melalui program United States Agency for International Development (USAID) Kolaborasi.

Kegiatan berlangsung selama 3 hari 16-18 Maret 2023 di Hotel Asana Biak, Provinsi Papua. Dibuka secara resmi oleh Direktur WVI yang diwakili Chief of Party USAID Kolaborasi, Caroline Tupamahu di Cafe Supernova Biak, Provinsi Papua, Kamis (16/3/2023) sore.

Kegiatan peningkatan kapasitas media lokal diikuti jurnalis dari 6 provinsi di Tanah Papua baik induk maupun Daerah Otonomi Baru (DOB) meliputi Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, Provinsi Papua Selatan (PPS), Papua Barat Daya (PBD), Papua Tengah dan Provinsi Papua Pegunungan.

Chief of Party USAID Kolaborasi, Caroline Tupamahu dalam sambutannya mengatakan, peningkatan kapasitas media lokal dirancang untuk memperdalam pemahaman media tentang Otsus di Papua.

“Kegiatan ini bentuk komitmen USAID Kolaborasi mendorong peran aktif media dalam pembangunan daerah diseluruh Papua,” tegas perempuan yang akrab disapa Olin.

Selain itu, sambungnya, media sebagai partner strategis USAID Kolaborasi terus bekerjasama mengedukasi dan mengawal implementasi Otsus demi kesejahteraan masyarakat Papua.

Dengan demikian, media diberikan kesempatan untuk memperbaharui informasi mengenai isu pembangunan daerah terutama informasi mengenai isu pembangunan daerah berkaitan Otsus.

Diharapkan, media bisa semakin berperan dalam pengawasan serta mengawal Otsus untuk mengoptimalkan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat khususnya Orang Asli Papua (OAP).

Sejalan dengan program USAID Kolaborasi bertujuan untuk meningkatkan optimalisasi pengelolaan dana Otsus yang tepat sasaran sehingga dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Adapun komitmen USAID Kolaborasi melaksanakan program peningkatan kapasitas tata kelola pemerintahan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Tanah Papua.

Program ini merupakan hasil desain bersama dengan Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri yang mendapatkan pendanaan 10 juta dollar dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui United States Agency for International Deveploment (USAID).

Implementasi program akan dilakukan oleh WVI bersama dengan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) dan Kitong Bisa Foundation (KBF) selama 5 tahun pada 2022 – 2027.

Olin menjelaskan, selama ini WVI telah bekerjasama dengan lembaga donor, pemerintah, mitra kerja, pemuka agama, relawan, tokoh publik dan media untuk menghadirkan dunia yang lebih baik bagi anak-anak.

Diantaranya, peningkatan kesehatan, perlindungan anak, pendidikan, ekonomi, penguatan kebijakan respons bencana serta terus melakukan inovasi program berbasis teknologi digital untuk masyarakat dan mitra kerja.

Bahkan, WVI juga memperjuangkan keterlibatan perempuan dan penyandang disabilitas.

“Kita minta keterlibatan teman-teman media untuk melakukan sosialisasi tentang hak masyarakat, hak OAP. Kedepan kita juga akan melakukan assesment dengan Pemda di 4 DOB Papua,” ungkapnya.

Sementara itu, Head of Publik engagement WVI, Yuventa melalui video conference mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas partisipasi media di Papua.

Menurut Dia, komitmen WVI semakin teguh terus melayani dan ambil bagian dalam perubahan anak-anak Indonesia, masyarakat, dan mitra kerja.

Bahkan, WVI telah menyelenggarakan program fokus kepada anak. Ada jutaan anak Indonesia sebagai penerima manfaat.

“Kini WVI telah berada di 63 kabupaten/kota dan 17 provinsi termasuk Papua seperti di Sorong, Sarmi, Jayapura dan Biak,” beber Yuventa.

Dikatakan, Otsus pada umumnya berdampak untuk kesejahteraan masyarakat OAP. Oleh karena itu, kolaborasi dengan semua pihak termasuk media sangat dibutuhkan.

“Kami melihat media punya peranan strategis dan luarbiasa mendukung WVI. Semoga kegiatan ini bisa memberikan manfaat bagi rekan-rekan media di Papua dalam proses pembangunan terutama optimalisasi Otsus,” pungkasnya. (Hidayatillah)