Jayapura, Teraspapua.com – Calon Gubernur Papua Benhur Tomi Mano bersama istri ibu Kristhina Luluporo Mano berbagi takjil kepada para pengendara yang melintas. Aksi berbagi ini dilakukan di depan kediamannya di jalan jeruk nipis, Kota Jayapura, Jumat (22/3/2025.
Berdasarkan pantauan media ini, Benhur Tomi Mano berbagi takjil mulai pukul 17.25 WIT atau jelang waktu berbuka. Pengendara antusias mengantri demi bisa mendapatkan es buah dan kue untuk berbuka.
Mereka yang mengantri mulai dari pengendara motor hingga mobil. Menariknya, hampir seluruh pengendara menyapa Benhur Tomi Mano dengan panggilan ‘Pak Gub’.
Pria yang akrab disapah BTM itu melakukan aksi berbagi ini tidak hanya kepada para pengendara dalam bentuk takjil.
Sudah menjadi kebiasaan di bulan suci Ramadan, Benhur Tomi Mano hadir dari masjid ke masjid untuk berbagi dan berbuka puasa bersama.
Meski berlatar belakang seorang nasrani, ia menegaskan bahwa dirinya tetap bersama umat islam. Hal itu kerap kali disampaikan selama Safari Ramadan di Kota Jayapura.
“Saya bukan seorang muslim, tapi hati saya ini bagi umat muslim yang ada di kota Jayapura,” katanya ketika buka puasa bersama di Masjid Al Fatah Abe Pantai pecan kemarin.
Di tempat lain, ia mengungkapkan tiga keinginannya di bulan suci Ramadan.
Hal itu diungkapkan saat memberikan sambutan dalam ngabuburit bersama BTM di Masjid Nurul Huda Expo Waena, Kota Jayapura, Papua, pada Sabtu, 15 Maret 2025.
Acara ini dihadiri ratusan umat muslim, tampak pula masyarakat non muslim turut hadir dan menikmati makanan berbuka puasa.
Dalam sambutannya, ia mengungkapkan keinginan pertama tentang Papua. Papua tidak dikenal sebagai daerah konflik. Akan tetapi, ingin Papua dikenal karena kerukunan umat bergama yang selama ini terus terjaga.
“Saya ingin Papua dikenal bukan karena konfliknya, tetapi karena kerukunannya,” ujarnya.
Keinginan lainnya, Benhur Tomi Mano ingin Papua disegani akan tetapi bukan karena kekayaannya, melainkan persatuannya.
Terakhir, ingin Papua menjadi rumah yang nyaman bagi semua orang tanpa melihat latar belakang.
“Saya ingin Papua menjadi rumah yang nyaman tempat dimana semua orang atau latarbelakangnya bisa merasa dihargai dan dicintai,” ujarnya.