Dekan FH Uncen: Penegakan Hukum di Papua Butuh Ilmu, Etika, dan Keberanian Moral

Timika, Teraspapua.com – Tantangan penegakan hukum dan pembangunan di Tanah Papua tidak hanya membutuhkan niat baik, tetapi juga menuntut kapasitas intelektual, kemampuan analisis kebijakan, keberanian moral, serta pemahaman mendalam terhadap karakter sosial dan budaya masyarakat Papua.

Hal tersebut disampaikan Dekan Fakultas Hukum Universitas Cenderawasih (Uncen), Yustus Pondayar saat memberikan sambutan pada acara pembukaan resmi Kelas Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Uncen di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, baru-baru ini.

Yustus Pondayar menegaskan bahwa pembukaan kelas magister di Mimika merupakan langkah strategis untuk menjawab berbagai persoalan hukum dan pembangunan di Papua melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang hukum.

“Untuk menjawab tantangan tersebut, Fakultas Hukum Uncen merancang kurikulum Magister Ilmu Hukum yang berorientasi pada tiga pilar utama, yakni mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif dalam menghadapi persoalan hukum kontemporer, menguatkan kepekaan etika dalam penyusunan kebijakan publik dan penegakan hukum, serta memberikan ruang analisis terhadap hukum adat dan kearifan lokal sebagai unsur penting dalam pembangunan hukum yang berkeadilan di Tanah Papua,” jelasnya.

Pondayar menjelaskan, dinamika sosial dan ekonomi di Kabupaten Mimika yang terus berkembang menuntut hadirnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan hukum yang mumpuni dan berintegritas tinggi. Kompleksitas permasalahan hukum di daerah ini, lanjutnya, tidak dapat diselesaikan hanya dengan pendekatan administratif, tetapi juga harus disertai pemahaman kontekstual terhadap realitas sosial masyarakat Papua.

“Keberadaan kelas Magister Ilmu Hukum di Kabupaten Mimika diharapkan dapat menjadi wadah bagi lahirnya pemimpin lokal yang berkarakter, memiliki wawasan hukum yang kuat, dan berintegritas dalam memperjuangkan keadilan, perdamaian, serta kesejahteraan masyarakat Papua,” ujar Pondayar.

Kepada para mahasiswa angkatan pertama program ini, Dekan Fakultas Hukum Uncen berpesan agar menjadikan proses studi sebagai ruang pembentukan karakter dan kedewasaan berpikir, bukan sekadar sarana untuk memperoleh gelar akademik.

“Manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Hadirlah sebagai pribadi pembelajar yang rendah hati, namun berprinsip. Siap berkontribusi bagi daerah dan bangsa,” pesannya.

Lebih lanjut, Pondayar menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Mimika, lembaga mitra, dan seluruh pihak yang telah memberikan dukungan terhadap terselenggaranya program kelas magister tersebut.

Menurutnya, kerja sama lintas sektor ini merupakan bentuk nyata sinergi antara dunia akademik, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun Papua dengan pendekatan ilmiah dan kearifan lokal,” tutup Yustus Pondayar.